Pembelajaran Semi Daring untuk Mengatasi Kendala Teknologi
›
Pembelajaran Semi Daring untuk...
Iklan
Pembelajaran Semi Daring untuk Mengatasi Kendala Teknologi
Sejumlah guru menyiasati kendala akses teknologi dan akses internet dalam pembelajaran daring dengan menyelenggarakan pembelajaran semi daring. Ini merupakan gabungan antara pembelajaran daring dan pembelajaran luring.
Oleh
Yovita Arika
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pembelajaran semi daring atau kombinasi pembelajaran daring dan luring bisa menjadi alternatif untuk menghadirkan pembelajaran yang efektif selama pandemi Covid-19 di tengah keterbatasan akses teknologi dan akses internet. Model pembelajaran ini juga untuk menjaga kedekatan guru dengan siswa selama pembelajaran jarak jauh.
Dalam model semi daring ini, guru memanfaatkan telepon genggam untuk berkomunikasi dengan siswa, baik ketika akan memberikan tugas-tugas maupun untuk memberikan bimbingan kepada siswa yang membutuhkan. Siswa hanya datang ke sekolah saat mengambil tugas dari guru dan menyerahkan tugas yang sudah dikerjakan dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat.
”Karena tidak semua siswa mempunyai telepon genggam, informasi yang saya berikan melalui Whatsapp ke siswa yang satu diteruskan ke siswa lainnya. Jadwal pengambilan tugas setiap Senin untuk dikumpulkan setiap Sabtu,” kata Nurohim, guru SDN Kaliwlingi 02, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Nurohim mengatakan hal tersebut dalam Seri Webinar Guru Belajar: Adaptasi Pembelajaran Masa Pandemi yang diselenggarakan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senin (13/7/2020).
Nurohim mengatakan, pihaknya tidak sekadar memberikan tugas dan siswa harus mengumpulkan tugas sesuai jadwal. Dia juga memberikan umpan balik atas tugas-tugas yang telah dikerjakan siswa. Umpan balik ini penting untuk mendorong semangat siswa tetap bersemangat belajar di rumah. Bimbingan pun diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar di rumah.
”Tugas itu yang penting ada aktivitas belajar untuk siswa. Inti pembelajaran kan mendorong siswa belajar. Tugas jangan terlalu sulit, berikan hal-hal mendasar saja kepada siswa. Target utama dalam pembelajaran jarak jauh ini kan aktivitas belajar siswa di rumah,” kata Nurohim.
Pada awal pembelajaran jarak jauh, katanya, memang hanya beberapa siswa yang mengumpulkan tugas. Namun dengan komunikasi yang intensif dan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar, hasilnya aktivitas belajar siswa meningkat dan ada peningkatan kriteria ketuntasan minimal (KKM),” kata Nurohim.
Dia juga berkomunikasi dan memberikan pemahaman kepada orangtua siswa agar mendukung anak-anak mereka belajar di rumah selama pandemi. Bagaimanapun, keberhasilan pembelajaran jarak jauh untuk siswa sekolah dasar ditentukan juga oleh dukungan orangtua siswa.
Hal sama dilakukan Mairina Mislamatul Umaroh, guru SMPN 2 Plered, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dia menggunakan aplikasi grup Whatsapp untuk memberikan bimbingan kepada siswanya yang belajar di rumah. ”Grup Whatsapp dipilih untuk mem-backup Google Classroom yang kurang optimal, tidak semua siswa bisa mengakses karena keterbatasan kuota,” katanya.
Sandi Budi Irawan, dosen Fakultas Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), mengatakan, membangun komunikasi untuk menjaga kedekatan guru dan siswa sangat penting dalam pembelajaran jarak jauh. Bagaimanapun fungsi guru tidak bisa digantikan oleh teknologi.
Jangan sampai (karena tidak bisa daring) siswa hanya dibiarkan nonton televisi (program Belajar dari Rumah di TVRI) tanpa ada interaksi.
”Jangan sampai (karena tidak bisa daring) siswa hanya dibiarkan nonton televisi (program Belajar Dari Rumah di TVRI) tanpa ada interaksi. Pembelajaran akan kehilangan makna, tujuan pendidikan akan gagal. Siswa hanya diajak memahami konsep atau materi belajar yang formal universal, tanpa dihargai dia sebagai manusia yang subyektif,” katanya.
Guru berkolaborasi
Seri webinar guru belajar tersebut dimaksudkan untuk memberikan dukungan pengetahuan terhadap guru SD dan SMP dalam menyelenggarakan pembelajaran di masa pandemi. Di luar webinar yang diselenggarakan Kemendikbud, organisasi guru, sejumlah lembaga, dan pemerintah daerah juga menyelenggarakan pelatihan secara daring untuk guru agar dapat memberikan pembelajaran jarak jauh secara efektif.
Guru yang saling terhubung dalam webinar mendorong munculnya kolaborasi antarguru untuk berbagi metode pembelajaran di masa pandemi. ”Guru saling menginformasikan metode-metode apa atau portal belajar mana saja yang bisa dipakai, juga media apa yang bisa dipakai untuk pembelajaran jarak jauh,” kata Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia Satriwan Salim.
Hal serupa juga terjadi di kalangan guru yang tergabung dalam Ikatan Guru Indonesia (IGI). Karena mereka memang sudah lama saling kenal sehingga kolaborasi-kolaborasi (antarguru) dengan mudah bisa dilakukan. Sebagian guru kami secara khusus mengelola sekolah mereka dan membimbing guru-guru di sekolahnya yang belum mampu,” kata Ketua Umum IGI M Ramli Rahim.