Tak sedikit sekolah yang kesulitan menerapkan pembelajaran jarak jauh di tengah pandemi Covid-19. Ketiadaan sambungan internet dan gawai membuat sekolah bersama guru bersiasat mengatasi problem itu.
Oleh
TIM KOMPAS
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tak sedikit sekolah yang kesulitan menerapkan pembelajaran jarak jauh di tengah pandemi Covid-19. Ketiadaan sambungan internet dan gawai membuat sekolah bersama guru bersiasat mengatasi problem itu agar anak tetap mendapatkan pembelajaran.
Pada Senin (13/7/2020), tahun ajaran 2020/2021 dimulai. Di tengah pandemi, sebagian besar sekolah menggelar pembelajaran jarak jauh, atau tanpa tatap muka, guna mencegah meluasnya penularan penyakit Covid-19.
Kenyataannya, tidak sedikit sekolah yang tak mampu melaksanakan pembelajaran jarak jauh dengan baik. Diberitakan Kompas, Senin, ada lebih dari 47.000 satuan pendidikan yang tak dapat menjalankan pembelajaran jarak jauh akibat ketiadaan akses internet dan jaringan listrik.
Konten edukatif Belajar dari Rumah di TVRI menjadi andalan saya mengajar di tahun ajaran baru 2020/2021.
Tri Heni Endang Rochana Pamiluwati, guru SD Negeri 25 Pekanbaru, Riau, kemarin, menyatakan, menghadapi tahun ajaran baru di tengah problem akses internet, dia mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) gabungan metode luar jaringan (luring), dalam jaringan (daring/online), dan campuran. Modul pembelajaran, antara lain, meliputi lembar pemantauan siswa saat memanfaatkan konten edukatif TVRI dan kompetensi dasar pengetahuan.
”Konten edukatif Belajar dari Rumah di TVRI menjadi andalan saya mengajar di tahun ajaran baru 2020/2021. Berangkat dari pengalaman tiga bulan terakhir pembelajaran jarak jauh, konten Belajar dari Rumah disukai siswa. Saya pun membuat panduan pertanyaan untuk membantu mereka lebih memahami numerasi dan literasi konten tayangan,” tutur Tri.
Sekolah tempat Tri mengajar mengalokasikan dana bantuan operasional untuk membantu pembelian kuota internet siswa per caturwulan sebanyak Rp 250.000.
Laboratorium komputer
Di SMP Negeri 2 Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, empat laboratorium komputer masing-masing berkapasitas 40 orang disediakan bagi siswa yang tidak dapat melakukan pembelajaran jarak jauh karena tidak mempunyai gawai.
”Bagi anak-anak yang membutuhkannya, kami siap melayani di laboratorium. Datang saja ke sekolah. Jumlahnya, kan, tidak banyak,” kata Kepala SMPN 2 Purwokerto Bayu Heryanto di Purwokerto.
Kepala SMP Negeri 1 Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Yemima Kopeauw saat dihubungi dari Jayapura mengatakan, pihaknya memakai tiga metode belajar bukan daring. Hal ini ditempuhnya karena jaringan internet yang buruk di kawasan Pegunungan Tengah Papua. Ketiganya meliputi pemberian materi belajar melalui siaran radio secara rutin, pemberian tugas dan bahan belajar di rumah, serta penyediaan layanan konsultasi bagi siswa yang belum memahami materi.
Layanan konsultasi berlangsung di sekolah, Senin-Sabtu, dan tiap kelas dibatasi 18 orang. ”Kegiatan ini dilakukan dengan protokol kesehatan ketat,” ujar Yemima.
Adapun Herlina Gaitedy (26), guru SMP Satu Atap Tasinwaha, Pulau Kola, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, mengatakan, dirinya bersama guru lain mengajar dari kampung ke kampung. Mereka berjalan kaki dan menyeberang dengan perahu. Pembelajaran jarak jauh tak mungkin diterapkan karena jaringan internet tidak memadai. Orangtua juga tak mampu membeli ponsel untuk anak-anak mereka.
Di tengah keterbatasan akses internet, pembelajaran semidaring (kombinasi pembelajaran daring dan luring) dinilai dapat menjadi alternatif. Dalam model ini, guru memanfaatkan ponsel untuk berkomunikasi dengan siswa, baik ketika memberikan tugas maupun untuk memberikan bimbingan. Murid datang ke sekolah hanya saat mengambil dan menyerahkan tugas yang sudah dikerjakan.
”Karena tak semua siswa mempunyai telepon genggam, informasi yang saya berikan melalui Whatsapp kepada siswa yang satu diteruskan kepada siswa lainnya. Jadwal pengambilan tugas setiap Senin untuk dikumpulkan setiap Sabtu,” kata Nurohim, guru SDN Kaliwlingi 02, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, dalam diskusi webinar yang diselenggarakan Kemendikbud, Senin.