Salah satu destinasi wisata unggulan di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, yakni Danau Kelimutu, mulai ramai dikunjungi wisatawan setelah pengelola Balai Taman Nasional Kelimutu membuka kesempatan bagi wisatawan.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
ENDE, KOMPAS — Danau Kelimutu di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, mulai ramai dikunjungi wisatawan setelah pengelola Balai Taman Nasional Kelimutu membuka kesempatan pertama bagi wisatawan berkunjung ke danau itu, Minggu (12/7/2020). Sistem pendaftaran pesanan untuk masuk Taman Nasional Komodo harus memberi ruang bagi peningkatan usaha pariwisata di Labuan Bajo dan NTT.
Staf Balai Taman Nasional Kelimutu, Beny Baluk, dihubungi di Ende, Selasa (14/7/2020). mengatakan, Pemerintah Provinsi NTT memberlakukan normal baru pada 15 Juni 2020. Namun, pihak Balai Taman Nasional Kelimutu (BTNK) membuka kesempatan bagi pengunjung menikmati keindahan danau Kelimutu pada Sabtu (11/7/2020).
Target BTNK sebanyak 200 orang per hari pada masa normal baru ini. Namun, sampai hari keempat pembukaan Taman Nasional Kelimutu, jumlah pengunjung tertinggi 165 orang, yakni pada hari Minggu, 12 Juli 2020.
”Jumlah itu hanya wisatawan lokal Ende dan Maumere. Sebelum masa pandemi Covid-19, jumlah pengunjung 250-500 orang per hari,” kata Baluk.
Ia optimistis jumlah wisatawan BTNK bakal terus mengalami kenaikan. Saat ini belum banyak warga Ende, Maumere, Ngada, dan Flores Timur serta wisatawan dari luar NTT belum tahu pembukaan destinasi wisata Danau Kelimutu. Pihak BTNK terus melakukan sosialisasi bagi wisatawan untuk berkunjung ke TNK pada masa normal baru.
Jumlah itu hanya wisatawan lokal Ende dan Maumere. Sebelum masa pandemi Covid-19, jumlah pengunjung 250-500 orang per hari.
Meski optimis, jumlah wisatawan sampai dengan akhir tahun 2020 tidak akan tembus angka 86.439 orang seperti tahun 2019. Tahun ini jumlah pengunjung berkisar 30.000-40.000 orang saja sebagai dampak dari pandemi Covid-19.
Pihak BTNK tetap menjalankan protap kesehatan, seperti mencuci tangan, mengukur suhu tubuh, dan mewajibkan semau pengunjung mengenakan masker. Jika ada pengunjung tidak mengenakan masker, mereka tidak diizinkan masuk area wisata. Mereka juga diimbau tetap menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
Lonjakan wisatawan bakal terjadi menjelang 17 Agustus 2020, 17 Agustus 2020, sampai dengan akhir 2020. Pada masa itu, tidak hanya pengunjung dari Indonesia, tetapi diharapkan sudah ada pengunjung dari luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, China, Australia, dan Jepang. Negara-negara ini mendominasi wisatawan asing di BTNK setiap tahun.
Karcis masuk TN Kelimutu bagi wisatawan lokal pada hari biasa atau libur Rp 7.500 per orang, WNA senilai Rp 150.000 per orang pada hari biasa, sementara hari libur Rp 225.000 per orang sekali masuk. Retribusi ini masuk dalam penerimaan negara bukan pajak.
Berubah warna
Danau Kelimutu dengan tiga warna di di dalamnya selalu berubah setiap enam bulan. Saat ini berwarna merah, biru, dan putih susu, tetapi setelah itu akan berubah lagi. Warna air danau yang sering ditampilkan, yakni selain disebut tadi, juga warna coklat, putih susu, biru, kuning, dan warna hijau.
Kepala Bidang Industri Pariwisata Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Eden Kalakik mengatakan, destinasi wisata yang lebih banyak menyedot wisatawan ke NTT adalah Labuan Bajo dengan binatang Komodo dan keindahan pulau-pulau di dalam TN Komodo. TN Komodo sebagai lokomotif untuk menyedot wisatawan berkunjung ke Flores khususnya dan NTT pada umumnya.
Kunjungan wisatawan di TN Komodo harus bisa menumbuhkan usaha di sektor industri pariwisata Labuan Bajo. Karena itu, jumlah kunjungan ke Labuan Bajo jangan dibatasi.
”Biarkan saja wisatawan datang sesuai jadwal yang telah mereka tetapkan. Kalau dibatasi, tidak banyak wisatawan yang datang karena menunggu giliran ke sana, bisa bertabrakan dengan masa cuti atau libur mereka,” ujar Kalakik.
Mereka yang datang ke Labuan Bajo membawa uang. Membatasi kehadiran wisatawan dengan alasan pandemi Covid-19 merugikan pelaku usaha pariwisata di sana. Mereka sendiri juga tidak ingin terpapar Covid-19 atau menularkan Covid-19 kepada orang lain.
Protokol kesehatan tetap dijaga dan disosialisasikan oleh pengelola TN Komodo. Kunjungan wisatawan ke TN Komodo pada masa normal baru bisa diatur sedemikian rupa sehingga tidak merugikan pelaku usaha pariwisata juga tidak menumbuhkan kluster baru Covid-19 di TN Komodo. Selama tiga bulan tinggal di rumah karena pandemi Covid-19, sektor pariwisata NTT cukup terpukul.
”Kami beri kesempatan seluas mungkin kepada wisatawan berkunjung ke sana sambil menerapkan protap kesehatan. Saat ini pelaku usaha pariwisata Labuan Bajo terancam bangkrut,” ujarnya. Normal baru akan menjadi kesempatan agar mereka bisa bangkit. Apalagi Labuan Bajo dan Flores maju di sektor pariwisata, dampaknya juga dialami NTT secara keseluruhan.