IDI Banten Masih Data Petugas Kesehatan yang Positif Covid-19
›
IDI Banten Masih Data Petugas ...
Iklan
IDI Banten Masih Data Petugas Kesehatan yang Positif Covid-19
IDI Banten belum memiliki data jumlah tenaga kesehatan yang tertular Covid-19. Tes usap tenggorokan menjadi salah satu upaya mencegah penularan Covid-19 terhadap tenaga kesehatan.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Ikatan Dokter Indonesia Wilayah Banten masih mendata jumlah petugas kesehatan yang tertular Covid-19. Pemeriksaan tes usap tenggorokan kepada tenaga kesehatan menjadi salah satu cara mencegah penularan Covid-19 terhadap mereka.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Banten Budi Suhendar mengatakan, data dikumpulkan dari rumah sakit dan fasilitas layanan kesehatan yang ada di Provinsi Banten. Karena data masih dikumpulkan, Budi mengaku belum dapat mengonfirmasi apakah ada tenaga kesehatan yang tertular Covid-19 di Banten.
”Sedang diupayakan datanya. Saya belum punya data untuk itu sehingga belum tahu apakah ada yang positif Covid-19,” ujarnya ketika dihubungi, Rabu (15/7/2020).
Mengacu data Pengurus Besar IDI per 14 Juli 2020, sejauh ini jumlah dokter yang meninggal di masa pandemi Covid-19 secara nasional mencapai 61 orang. Menurut Halik Malik dari Humas IDI, korban meninggal sebagian terkonfirmasi positif, tetapi ada yang belum keluar hasil tesnya meski gejala klinisnya Covid-19 (Kompas.id, 14/7/2020).
Menurut Budi, tenaga kesehatan amat rentan tertular Covid-19. Hal itu berkenaan dengan tugas mereka menangani pasien di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan. Untuk mencegah tenaga kesehatan tertular Covid-19, melaksanakan tes usap tenggorokan terhadap tenaga kesehatan, bagi Budi, menjadi sangat penting.
Dengan melaksanakan tes usap tenggorokan, deteksi dini terhadap orang yang diduga tertular Covid-19 bisa dilakukan. Mereka yang diduga tertular bisa segera diisolasi agar tidak berkeliaran dan menularkan virus ke mana-mana.
”Swab sifatnya untuk pencegahan agar keamanan kesehatan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain, bisa terjaga,” ucap Budi.
Swab sifatnya untuk pencegahan agar keamanan kesehatan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain, bisa terjaga.
Atas dasar itu pula Dinas Kesehatan Provinsi Banten mulai bergerak melakukan tes usap tenggorokan terhadap petugas kesehatan di puskesmas yang ada di wilayah Tangerang Raya, seperti yang dilakukan di Puskesmas Jurang Mangu, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (15/7/2020).
Dalam kesempatan tersebut, seluruh tenaga kesehatan di Puskesmas Jurang Mangu Timur menjalani tes usap tenggorokan. Kuota tes usap yang diberikan mencapai 300 orang. Selain tenaga kesehatan, masyarakat umum juga diminta menjalani tes setelah tenaga kesehatan.
Budi menjelaskan, program tes usap tenggorokan terhadap tenaga kesehatan juga menggandeng IDI Banten. Setiap perhelatan tes, Budi menurunkan 20 anggotanya untuk ikut membantu pelaksanaan tes di Kota Tangerang dan Tangerang Selatan.
Namun, Budi tidak mengetahui informasi detail program tersebut, seperti sejak kapan pelaksanaannya, target jumlah tenaga kesehatan yang dites, kriteria tenaga kesehatan yang dites, dan kapan program akan berakhir.
Berkaitan dengan program tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti belum dapat diwawancara. Pesan singkat dan juga panggilan telepon Kompas tidak mendapat respons.
Warga jalani tes
Di tempat terpisah, ratusan warga Cibodas, Kota Tangerang, Banten, menjalani tes cepat (rapid test) dan tes usap massal yang difasilitasi Badan Intelijen Negara (BIN) di halaman Masjid Ar-Royyan, Kota Tangerang. Kapasitas pemeriksaan mencakup 500 alat tes cepat dan dua mobil laboratorium Covid-19 yang bisa memeriksa 300 spesimen.
Ketua Pelaksana Harian Sub-gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 BIN Brigadir Jenderal Irwan Mulyana menerangkan, kegiatan ini merupakan kegiatan proaktif BIN untuk menyisir wilayah yang menjadi titik episentrum.
Kegiatan tes usap massal ini merupakan kegiatan proaktif BIN untuk menyisir wilayah yang menjadi titik episentrum.
”Kami sudah lakukan kegiatan ini di Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Namun, kegiatan ini tidak ada artinya kalau masyarakat tidak disiplin mengikuti anjuran pemerintah,” ujar Irwan melalui siaran pers.
Irwan menambahkan, pengerahan hampir 40 tenaga medis dan 2 mobil laboratorium Covid-19 diharapkan dapat mempercepat proses pemeriksaan tes cepat maupun tes usap. Apabila dalam hasil tes cepat ada yang reaktif, akan dilanjutkan dengan pemeriksaan tes usap dengan metode reaksi rantai polimerase (PCR).