Protokol Kesehatan Kian Dilupakan, Kasus di Sumut Terus Meluas
›
Protokol Kesehatan Kian...
Iklan
Protokol Kesehatan Kian Dilupakan, Kasus di Sumut Terus Meluas
Kasus positif Covid-19 masih terus meningkat tajam di Sumatera Utara dan kini mencapai 2.497 kasus. Hal itu terjadi seiring penerapan protokol kesehatan di sejumlah tempat umum yang justru semakin longgar.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Kasus positif Covid-19 masih terus meningkat tajam di Sumatera Utara dan kini mencapai 2.497 kasus. Kondisi ini terjadi seiring dengan penerapan protokol kesehatan di sejumlah ruang publik yang belakangan semakin longgar.
”Yang terjadi saat ini kebanyakan masyarakat menganggap normal baru sebagai kondisi yang benar-benar normal, seperti tidak ada pandemi Covid-19,” kata juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, Mayor (Kes) dr Whiko Irwan, Selasa (14/7/2020).
Ia mengatakan, peran aktif masyarakat dalam penerapan protokol Covid-19 sangat penting memutus rantai penularan Covid-19 di Sumut. Semua lapisan masyarakat diharapkan bisa menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan rutin mencuci tangan.
Instansi pemerintahan, perkantoran, dan pelaku usaha juga diminta menyiapkan infrastruktur serta sumber daya manusia untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19. ”Data menunjukkan, penularan Covid-19 masih cukup tinggi di Sumut,” kata Whiko.
Kasus Covid-19 meningkat tajam di Sumut sejak awal Juni. Kasus positif pun meningkat enam kali lipat dari 417 kasus pada 1 Juni menjadi 2.497 kasus pada Selasa (14/7/2020). Penularan kini sudah terjadi di 29 dari 33 kabupaten/kota di Sumut. Hanya Nias, Nias Utara, Nias Barat, dan Pakpak Bharat yang hingga kini belum ada temuan kasus Covid-19.
Pantauan Kompas, protokol kesehatan tidak sepenuhnya dilaksanakan di tempat-tempat publik. Banyak warga yang beraktivitas di luar rumah tidak memakai masker dan menjaga jarak.
Orang-orang tampak duduk di warung kopi dan rumah makan tanpa masker. Suasana di pasar juga tampak padat. Di angkutan kota, orang duduk berdekatan tanpa pengaturan jarak.
Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan, pemutusan rantai penularan difokuskan di dua kawasan episentrum utama penularan. Kawasan pertama yakni Medan dan Deli Serdang, sedangkan yang kedua yaitu Pematangsiantar dan Simalungun. Dua kawasan itu mencakup hampir 90 persen dari seluruh kasus positif di Sumut.
Kluster baru dari penularan lokal pun kini terus bermunculan di Sumut. Di Universitas Sumatera Utara (USU), misalnya, rektor, wakil rektor, dan anggota majelis wali amanat terdeteksi positif Covid-19.
”Kami masih terus melakukan penapisan massal di lingkungan USU agar bisa memutus rantai penularan dengan cepat,” kata Kepala Kantor Humas, Protokoler, dan Promosi USU Elvi Sumanti.
Pemutusan rantai penularan difokuskan di dua kawasan episentrum utama penularan. Kawasan pertama yakni Medan dan Deli Serdang. Kawasan kedua yaitu Pematangsiantar dan Simalungun.
Kluster lain di Medan, sebagian besar berkaitan dengan fasilitas kesehatan, instansi pemerintahan, kantor pelayanan bank, pasar tradisional, dan permukiman padat penduduk.
Alwi menambahkan, untuk mempercepat pemutusan rantai penularan Covid-19, mereka berupaya meningkatkan kapasitas laboratorium uji reaksi berantai polimerase (PCR) yang saat ini 300 sampel per hari. Pengujian dilakukan di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (USU), Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran USU, dan RSU Deli Serdang.
”Dalam waktu dekat, kami menyiapkan peningkatan kapasitas uji PCR di Sumut menjadi 700 sampel per hari,” kata Alwi.