Thailand Tak Mau Kecolongan Sejengkal Pun Kasus Baru Penularan Covid-19
›
Thailand Tak Mau Kecolongan...
Iklan
Thailand Tak Mau Kecolongan Sejengkal Pun Kasus Baru Penularan Covid-19
Akibat kasus tentara Mesir yang tak menjalani karantina mandiri dan diketahui positif Covid-19, otoritas Thailand bergegas memeriksa sedikitnya 1.700 orang yang berada di mal dan yang berada atau tinggal di sekitarnya.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
BANGKOK, RABU — Thailand menangguhkan semua penerbangan yang hendak masuk ke Thailad, Selasa (14/7/2020), setelah ada sekelompok tentara Mesir tidak menjalani karantina mandiri, lalu bepergian ke sebuah pusat pertokoan. Belakangan, ketahuan ada satu tentara Mesir yang positif Covid-19. Kasus ini membuat aparat Thailand melacak pergerakan tentara Mesir tersebut hingga Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha pun turun tangan.
Selama 50 hari terakhir Thailand mencatat tidak ada kasus penularan domestik. Ini berkat pemberlakuan kebijakan karantina ketat yang sejauh ini berhasil mengendalikan penyebaran Covid-19. Karena kasus Covid-19 dianggap sudah terkendali, Thailand kembali membuka diri serta menerima pendatang dan wisatawan. Harapannya, sektor pariwisata akan kembali bangkit.
Aparat di negara itu berusaha agar tidak kecolongan sejengkal pun dengan munculnya kasus baru penularan penyakit mematikan tersebut. Langkah itu mereka lakukan saat seorang tentara Mesir tidak mematuhi aturan karantina mandiri. Tentara Mesir itu merupakan anggota dari sekelompok tentara Mesir yang masuk ke Thailand melalui Bandara U-Tapao yang dikelola militer di Provinsi Rayong tanpa menjalani pemeriksaan terkait virus.
Karena itu, mereka harus menjalani karantina mandiri di sebuah hotel sebelum melanjutkan penerbangan pada hari berikutnya. Namun, bukannya berdiam diri di hotel tempat mereka dikarantina, sekelompok tentara Mesir itu berjalan-jalan di sebuah mal terdekat. Belakangan, dari hasil tes diketahui, seorang dari mereka dikonfirmasi positif Covid-19.
Akibat kasus tentara Mesir itu, kini otoritas Thailand bergegas memeriksa sedikitnya 1.700 orang yang berada di mal tersebut dan yang berada atau tinggal di sekitarnya. Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-Ocha mengaku bertanggung jawab atas kelalaian ini dan meminta maaf karena membahayakan keselamatan dan kesehatan masyarakat.
”Ini terjadi karena orang tidak mau mematuhi aturan yang sudah ada. Semua penerbangan masuk ditangguhkan sampai masalah ini terselesaikan,” ujar Prayuth.
Izin terbatas
Thailand, yang setiap hari menerima penerbangan repatriasi, telah mensyaratkan karantina selama 14 hari khusus bagi kelompok pendatang atau orang asing tertentu yang diperbolehkan masuk Thiland, seperti istri, suami, atau pasangan dari warga negara Thailand, para pemegang visa kerja, dan siswa asing. Namun, pengecualian berlaku untuk kru maskapai penerbangan dan diplomat yang diperbolehkan menjalani karantina mandiri.
Sekelompok tentara Mesir yang berjumlah sekitar 30 orang itu tiba di Thailand dengan pesawat militer pada 10 Juli lalu. Mereka baru terbang selama 24 jam dari Chengdu, China. Menurut rencana, mereka akan terbang lagi untuk kembali ke Mesir keesokan harinya. Setelah kasus ini, Kementerian Kesehatan Thailand meminta delapan pesawat militer Mesir yang semula diizinkan melintas Thailand, awal bulan depan, dibatalkan.
Kantor Kedutaan Besar Mesir di Thailand mengeluarkan pernyataan tertulis yang menyampaikan permohonan maaf dan penyesalan yang mendalam. ”Penyesalan tulus yang paling mendalam dan simpati terhadap mereka yang mungkin terkena dampak merugikan akibat insiden tak diharapkan ini,” demikian pernyataan Kedubes Mesir untuk Thailand, Selasa malam.
Aparat Thailand saat ini juga berusaha melacak pergerakan seorang anak perempuan Kuasa Usaha Sudan di negara itu. Ia masuk Thailand pada 10 Juli lalu dan tinggal di sebuah kondominium yang padat penghuni. Ia semestinya tinggal di tempat kediaman fasilitas Kedubes Sudan.
PM Prayut kemungkinan akan membatasi jumlah pendatang ke negaranya sesuai usulan Kerajaan, bulan lalu. Pengunjung atau wisatawan yang diperbolehkan masuk Thailand, untuk sementara, dipertimbangkan hanya bagi mereka yang berasal dari negara-negara di Asia yang jumlah kasus koronanya rendah atau setidaknya sama dengan Thailand.
Kasus Covid-19 di Thailand tercatat ”hanya” 3.200 kasus dan 58 orang tewas. Meski relatif rendah, perekonomian Thailand ikut goyang sama parahnya dengan negara-negara lain di dunia akibat pukulan pada sektor pariwisata yang menjadi andalan pemasukan negara itu. (AFP)