Virus Korona Terbukti Bisa Menular dari Ibu Hamil ke Janin
›
Virus Korona Terbukti Bisa...
Iklan
Virus Korona Terbukti Bisa Menular dari Ibu Hamil ke Janin
Salah satu yang ditakutkan dari pandemi Covid-19 adalah penularan virus korona dari ibu hamil ke janin yang dikandungnya. Bukti terbaru menunjukkan, meski sangat jarang, hal ini bisa saja terjadi.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
PARIS, RABU — Para dokter di Perancis telah memperoleh bukti penularan virus korona baru secara vertikal dari ibu hamil kepada janin yang dikandungnya, Selasa (14/7/2020). Namun, kasus seperti ini sangat jarang terjadi.
Bukti tersebut didapat dari seorang bayi laki-laki yang lahir pada Maret 2020 di Rumah Sakit Antoine Beclere, dekat Paris, Perancis. Bayi itu menderita pembengkakan otak dan memiliki gejala neurologis lain terkait dengan Covid-19 pada orang dewasa.
Namun, bayi ini kemudian pulih dengan sendirinya. Temuan tersebut sudah dipublikasikan di jurnal Nature Communications.
Penelitian tentang penularan virus korona pada ibu hamil selama ini hanya menghasilkan dugaan bahwa virus penyebab Covid-19 ini bisa menular dari ibu hamil ke janin yang dikandungnya. Akan tetapi, menurut Daniele de Luca, dokter di RS Antoine Beclere, temuan terakhir pada Maret itu menjadi bukti pertama penularan ibu ke bayinya.
”Kami telah menunjukkan bahwa penularan dari ibu ke janin melalui plasenta mungkin terjadi pada minggu-minggu terakhir kehamilan,” ujar De Luca.
Pekan lalu, para peneliti di Italia menyebutkan bahwa berdasarkan data 31 ibu hamil yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 ”diduga kuat” virus korona dari ibu hamil positif dapat ditularkan ke janin.
Sebuah studi di Journal of the American Medical Association (JAMA) melaporkan hal yang serupa. Namun, bukti yang didapat tetap belum kuat.
”Kita harus menganalisis darah ibu, cairan ketuban darah bayi baru lahir, plasenta, dan lain-lain,” kata De Luca melalui sambungan telepon.
”Untuk mendapatkan sampel itu semua selama pandemi tidaklah mudah. Itu sebabnya, penularan Covid-19 dari ibu hamil ke janinnya hanya dugaan, tapi belum pernah terbukti.”
De Luca dan timnya mengumpulkan data kasus ibu hamil berusia dua puluhan tahun yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 awal Maret 2020. Karena ibu hamil ini kemudian melahirkan dengan operasi, semua sumber potensial pengambilan sampel masih utuh.
Para peneliti menemukan bahwa virus korona paling banyak didapati pada plasenta. ”Dari situ virusnya diteruskan melalui tali pusat bayi yang menjadi tempat berkembangnya,” ujar De Luca. ”Inilah jalur penularannya.”
Bayi yang dilahirkan dari ibu tersebut kemudian mulai mengalami gejala yang parah 24 jam setelah dilahirkan, termasuk kekuatan tubuh yang parah, kerusakan materi putih di otak, dan rontgen ekstrem.
Akan tetapi, sebelum para dokter menetapkan terapi untuk bayi baru lahir itu, gejala-gejala tersebut mulai berkurang. Dalam tiga minggu, bayi itu hampir sepenuhnya pulih. Tiga bulan kemudian, ibu bayi itu juga terbebas dari gejala Covid-19.
”Kabar buruknya adalah ini benar-benar terjadi dan bisa terjadi,” kata De Luca. ”Berita baiknya adalah kasusnya langka, sangat langka, dibandingkan dengan populasi global.”
Menurut Marian Knight, Profesor Kesehatan Ibu dan Anak dari University of Oxford, Inggris, di antara ribuan bayi lahir dari ibu positif Covid-19, tidak lebih dari 1 atau 2 persen yang positif Covid-19. Dari yang positif pun lebih sedikit lagi yang mengalami gejala serius.
”Pesan paling pentingnya bagi ibu hamil agar tidak tertular adalah tetap mencuci tangan dan menjaga jarak fisik,” kata Marian.
Sementara pakar yang lain menyatakan bahwa studi ini menjelaskan bagaimana virus korona menular secara vertikal dari ibu hamil kepada janin.
”Laporan ini menambah pengetahuan tentang mekanisme penularan ke bayi melalui plasenta,” kata Andrew Shennan, Profesor Kebidanan di King’s College, London.