Sebanyak 12 calon petugas pemutakhiran data pemilih pada Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Blora, Jawa Tengah, positif Covid-19. Untuk itu, petugas pencocokan dan penelitian yang bertugas dipastikan sehat.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
BLORA, KOMPAS — Sebanyak 12 calon petugas pemutakhiran data pemilih atau PPDP pada Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Blora, Jawa Tengah, positif Covid-19. Temuan itu diawali dari penapisan tes cepat. Adapun PPDP yang bertugas pada Pilkada Blora 2020 dipastikan sehat.
PPDP ialah petugas yang direkrut Komisi Pemilihan Umum untuk mendatangi rumah-rumah warga terkait pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih. Penapisan awal dilakukan agar mereka yang bertugas benar-benar dalam kondisi sehat.
Itu tindak lanjut dari rapid test dahulu dari semua (calon) petugas coklit KPU. Dari 3.400-an, ketemu 136 yang reaktif. Kemudian kami swab dan yang hasilnya sudah keluar sebanyak 12 orang terkonfirmasi positif Covid-19.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Blora Lilik Hernanto, Kamis (16/7/2020), mengatakan, 12 calon PPDP itu turut menyumbang penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Blora. Dalam dua hari terakhir, total ada 33 penambahan kasus positif.
”Itu tindak lanjut dari rapid test dahulu dari semua (calon) petugas coklit KPU. Dari 3.400-an, ketemu 136 yang reaktif. Kemudian kami swab dan yang hasilnya sudah keluar sebanyak 12 orang terkonfirmasi positif Covid-19,” kata Lilik lewat pesan singkat.
Lilik menuturkan, kedua belas pasien positif tersebut berasal dari sejumlah kecamatan, yakni Jepon, Todanan, Jati, dan Cepu. Tracing dan tracking pada keluarga dan kontak erat pasien telah dilakukan mulai Rabu (15/7/2020) guna membendung dan memutus penularan.
Ketua KPU Blora M Khamdun menuturkan, penapisan awal pada para calon PPDP merupakan upaya untuk melindungi semua pihak, termasuk pemilih. Pelaksanaan coklit, pada 15 Juli-13 Agustus 2020, dilakukan oleh petugas dengan hasil tes cepat nonreaktif.
”Total ada 2.198 PPDP sesuai jumlah TPS di Blora. Sejak awal kami tes cepat. Yang lolos dan terpilih hanya yang hasilnya nonreaktif. Jadi, saat ditemukan ada yang reaktif, kami langsung cari pengganti. Lalu dites cepat. Jika reaktif, kami cari yang lain lagi,” katanya.
Khamdun menambahkan, dalam pelaksanaan coklit, para PPDP mengenakan alat pelindung diri level 1, seperti masker dan peinndung wajah (face shield). Mereka juga dibekali hand sanitizer.
”Mereka juga diarahkan untuk tidak bersalaman dan sebisa mungkin sampai di teras rumah saja. Kalau administrasi, seperti KTP elektronik dan kartu keluarga lengkap, prosesnya tak lebih dari 5 menit. Yang jelas, protokol kesehatan benar-benar diterapkan,” ujar Khamdun.
Gencarkan tes
Lilik menuturkan, seperti pemerintah pusat dan provinsi, pihaknya juga menggencarkan tes, tracing, dan treatment atau penanganan tepat dalam penanganan Covid-19 di Blora. Adapun tes terus dilakukan pada orang-orang yang berisiko tertular virus itu.
”Kita tak bisa mengklaim daerah kita aman jika tak melakukan tiga kegiatan tersebut. Apalagi tes swab (di Blora) juga masih di bawah target, yakni 25 persen dari target sekitar 3.000 orang. Akan terus ditingkatkan guna mengetahui sumber-sumber penularan,” ujarnya.
Menurut data laman informasi Covid-19 Pemkab Blora, hingga Kamis (16/7/2020) pukul 10.59, terdapat 99 kasus positif kumulatif, dengan rincian 57 orang dirawat, 36 orang sembuh, dan 6 orang meninggal.