Ancaman Covid-19 di Ponorogo Tinggi, Sehari 17 Kasus Baru
›
Ancaman Covid-19 di Ponorogo...
Iklan
Ancaman Covid-19 di Ponorogo Tinggi, Sehari 17 Kasus Baru
Ancaman Covid-19 masih tinggi meski beragam upaya keras menekan laju sebaran penyakit telah diterapkan. Kasus konfirmasi positif Covid-19 di Ponorogo bertambah 17 orang dalam sehari, Kamis (16/7/2020).
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
PONOROGO, KOMPAS — Kasus konfirmasi positif Covid-19 di Ponorogo, Jawa Timur, bertambah 17 orang dalam sehari, Kamis (16/7/2020). Hal itu menandakan ancaman Covid-19 masih tinggi meski beragam upaya keras menekan laju sebaran penyakit telah diterapkan.
Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni dalam pernyataan tertulisnya mengatakan, dari 17 kasus baru Covid-19, 15 kasus diantaranya berasal dari Pesantren Modern Darussalam Gontor. Adapun dua kasus lainnya merupakan masyarakat umum. Dengan adanya penambahan kasus baru itu, total jumlah kasus terkonfirmasi positif di wilayahnya menjadi 114 orang.
”Lonjakan kasus Covid-19 yang tinggi menunjukkan begitu cepatnya penularan penyakit. Ini harus diimbangi dengan kecepatan penanganan dan peningkatan disiplin terhadap penerapan protokol kesehatan,” ujar Ipong.
Ipong mengatakan, dari total 114 kasus konfirmasi positif Covid-19 di Ponorogo, yang terbesar berasal dari Pesantren Gontor, yakni 38 kasus. Selain itu, ada 22 kasus berasal dari riwayat Surabaya dan 13 kasus berkaitan dengan pesantren di Temboro, Kabupaten Magetan.
Selebihnya, 12 kasus merupakan kelompok penularan dari Kelurahan Ronowijayan, 8 kasus berasal dari kluster Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Ponorogo yang mengikuti kegiatan di Asrama Haji Sukolilo, dan 4 kasus dari Desa Panjeng. Sisanya, 17 kasus, berasal dari penularan lain-lain.
Ipong menambahkan, dua kasus konfirmasi positif yang baru adalah seorang lelaki dan seorang perempuan. Lelaki itu warga Desa Jenangan berusia 32 tahun yang baru pulang dari Surabaya. Dia hendak menikah sehingga melakukan uji cepat secara mandiri dengan hasil reaktif dan ditindaklanjuti uji usap dengan hasil positif Covid-19.
Lonjakan kasus Covid-19 yang tinggi menunjukkan begitu cepatnya penularan penyakit. Ini harus diimbangi dengan kecepatan penanganan dan peningkatan disiplin terhadap penerapan protokol kesehatan.
Sementara kasus konfirmasi positif yang perempuan berusia 47 tahun. Dia merupakan warga Desa Bedrug, Kecamatan Pulung, yang merupakan hasil penelusuran kontak erat terhadap pasien konfirmasi Covid-19 nomor kasus 65.
Sebanyak 59 pasien positif yang masih menjalani perawatan ditempatkan di beberapa rumah sakit rujukan dan tempat isolasi khusus. Pasien terbanyak dirawat di RS Lapangan Indrapura Surabaya sebanyak 27 orang, disusul kemudian pasien di RS Ponorogo 19 orang.
Selain itu, jumlah pasien yang ditempatkan di ruang isolasi gedung sebanyak 10 orang, isolasi mandiri dua orang, dan dirawat di RSUD Ngawi satu orang.
Membendung
Juru bicara Satgas Covid-19 Pesantren Modern Darussalam Gontor 2 Ponorogo, Adib Fuadi Nuriz, mengatakan, upaya keras membendung laju sebaran penyakit terus dilakukan dengan semangat yang pantang mengendur.
Selain memperketat penerapan penerapan protokol kesehatan, pesantren juga berupaya meningkatkan daya tahan tubuh santri dengan asupan makanan bergizi, istirahat yang cukup, dan berpikir positif dengan memperbanyak ibadah.
”Pesantren juga mengirimkan santri terkonfirmasi positif untuk mendapatkan perawatan terbaik di Surabaya meskipun rumah sakit di Ponorogo mampu memberikan perawatan Covid-19. Dengan perawatan terbaik, tingkat kesembuhan santri diharapkan semakin tinggi,” kata Adib.
Bagi santri yang terindikasi Covid-19, misalnya hasil uji cepat menunjukkan reaktif, pesantren menyediakan tempat isolasi khusus supaya mereka bisa melakukan karantina secara maksimal. Tempat isolasi khusus dengan protokol kesehatan yang ketat itu juga bertujuan mencegah sebaran virus semakin meluas.
Informasi dari Pemkab Ponorogo, Pesantren Gontor telah mendatangkan alat uji usap dengan metode reaksi berantai polimerase (PCR) untuk memaksimalkan penanganan. Untuk mengoperasikan alat uji usap ini, pihak pesantren bekerja sama dengan salah satu rumah sakit swasta di Ponorogo.
Dengan mengoperasikan alat uji usap sendiri, konfirmasi positif Covid-19 bisa diketahui lebih cepat. Dengan mendapatkan hasil yang cepat, penanganan terhadap santri yang terkonfirmasi positif bisa dilakukan lebih optimal. Selain itu, dengan mengetahui kepastian hasil pengujian, sebaran virus bisa diantisipasi sejak dini.
Sebelumnya, Pemkab Ponorogo mengatakan, ada lebih dari 400 spesimen uji usap yang telah dikirim ke BBLK (Balai Besar Laboratorium Kesehatan) Surabaya belum diperiksa karena panjangnya antrean pemeriksaan. Panjangnya antrean pemeriksaan specimen uji usap itu diduga disebabkan lonjakan kasus yang terjadi di sejumlah daerah di Jatim belakangan ini.