Gerakan Pramuka Berpotensi Dikerahkan Cegah Penularan Covid-19
›
Gerakan Pramuka Berpotensi...
Iklan
Gerakan Pramuka Berpotensi Dikerahkan Cegah Penularan Covid-19
Dengan jumlah anggota pramuka yang mencapai 3,5 juta orang, diharapkan akan ada 14 juta sampai 28 juta keluarga yang terpantau. Kesadaran untuk mencegah penularan Covid-19 bisa semakin luas.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Gerakan berbasis masyarakat berperan penting untuk meningkatkan kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan. Untuk itu, berbagai gerakan yang ada perlu dioptimalkan. Salah satunya gerakan pramuka yang dijalankan melalui Saka Bakti Husada.
Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan Riskiyana mengatakan, salah satu fungsi Saka Bakti Husada adalah menggerakkan masyarakat agar dapat menerapkan pola hidup sehat. Hal tersebut kini semakin dibutuhkan untuk mendukung upaya pencegahan penularan Covid-19.
Saka Bakti Husada bisa mendorong intervensi penanggulangan Covid-19 sejak dari hulu.
”Saka Bakti Husada bisa mendorong intervensi penanggulangan Covid-19 sejak dari hulu. Apabila intervensi dari hulu ini semakin kuat, harapannya semakin banyak pula kasus penularan yang bisa dicegah,” kata Riskiyana dalam webinar bertajuk ”Peran Saka Bakti Husada dalam Adaptasi Kebiasaan Baru” di Jakarta, Rabu (15/7/2020).
Ia menambahkan, anggota Saka Bakti Husada dapat secara aktif mengedukasi dan menyosialisasikan ke masyarakat luas terkait upaya pencegahan Covid-19. Selain itu, sosialisasi ini diharapkan juga disertai dengan praktik baik yang ditunjukkan lewat kebiasaan setiap anggota.
Berbagai media promosi kesehatan yang bisa dimanfaatkan antara lain media sosial yang disertai dengan video tutorial, poster, dan media informasi lainnya yang berpesan mengenai pencegahan penularan Covid-19. Penggunaan teknologi informasi harus lebih dioptimalkan agar prinsip jaga jarak tetap bisa dijalankan.
Ketua Komisi Pengabdian Masyarakat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka GKR Mangkubumi menyampaikan, dukungan sarana dan prasarana juga perlu disediakan agar upaya yang dijalankan anggota Saka Bakti Husada semakin optimal. Kapasitas pengetahuan terkait penularan Covid-19 perlu pula diberikan.
”Bagaimana bisa menyosialisasikan dengan baik ke masyarakat jika informasi yang dimiliki anggota terbatas. Untuk itu, pelatihan melalui webinar ataupun pengadaan poster terkait promosi kesehatan yang dilengkapi dengan bahasa yang mudah dimengerti sangat dibutuhkan,” tuturnya.
Anggota Majelis Pembimbing Saka Bakti Husada Tingkat Nasional, Kodrat Pramudho, mengatakan, gerakan pramuka memiliki potensi luar biasa dalam mengatasi persoalan kesehatan yang semakin berat di tengah pandemi. Kesadaran dari pelatih ataupun pembina pramuka perlu semakin ditingkatkan agar anggota dapat lebih paham dalam mengendalikan Covid-19 dan menjalankan adaptasi kebiasaan baru.
Meskipun berbagai keterbatasan dialami saat ini, hal itu seharusnya tidak menjadi penghambat para anggota pramuka untuk melakukan pendekatan ke masyarakat. Salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah membagi tanggung jawab dalam memonitor masyarakat melalui beberapa kelompok.
Setiap anggota pramuka penegak ataupun pandega dapat memantau 4-8 keluarga yang berada di sekitar tempat tinggalnya. Dengan jumlah anggota pramuka yang mencapai 3,5 juta orang, diharapkan akan ada 14 juta sampai 28 juta keluarga yang terpantau. Kesadaran untuk mencegah penularan Covid-19 bisa semakin luas.
”Anggota pramuka dapat berperan pula dalam memantau dan mengingatkan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan, yakni menggunakan masker, sering mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. Tentu ini dilakukan dengan cara santun tanpa menyinggung orang yang diingatkan,” kata Kodrat.
Pelibatan semua pihak untuk meningkatkan kesadaran akan ancaman penularan Covid-19 diperlukan untuk menekan jumlah kasus di masyarakat. Penularan penyakit yang disebabkan oleh virus korona jenis baru ini masih terjadi, bahkan jumlahnya cukup tinggi.
Seperti disampaikan juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 yang dilaporkan pada 15 Juli 2020 sebanyak 1.522 kasus sehingga total kasus kini menjadi 80.094 kasus. Penambahan tertinggi terjadi di Jawa Tengah (261 kasus), DKI Jakarta (260 kasus), Jawa Timur (165 kasus), Sulawesi Selatan (158 kasus), dan Kalimantan Selatan (109 kasus).
Sementara itu, kasus sembuh bertambah sebanyak 1.414 kasus sehingga jumlah kasus sembuh menjadi 39.050 kasus. Total kasus kematian akibat Covid-19 tercatat sebanyak 3.797 kasus dengan penambahan 87 kasus. Seluruh kasus ini dilaporkan dari 463 kabupaten/kota yang terdampak.
”Kasus positif yang tidak ada gejala harus betul-betul kita cermati agar kita bisa melakukan isolasi dengan baik. Ini penting untuk diperhatikan agar mereka tidak menjadi sumber penularan di tengah komunitas,” kata Yurianto.