logo Kompas.id
Kibaran Percaya Diri Batik...
Iklan

Kibaran Percaya Diri Batik Indonesia

Perajin batik di Yogyakarta, Solo, dan Pekalongan tetap percaya diri, tidak terpengaruh klaim atas batik dari negara lain. Klaim ini dinilai justru makin menumbuhkan rasa memiliki publik Indonesia terhadap batik.

Oleh
Haris Firdaus/Nino Citra Anugrahanto/Kristi Utami
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/3QJMbQ67lRiiFJ3r59dyADKNvjI=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2FPelestarian-Batik-Warisan-Budaya_90454113_1594834696.jpg
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Ngatmi (51) menyelesaikan pembuatan batik di tempat usaha Batik Mahkota di sentra batik Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Rabu (15/7/2020). Beragam motif batik baru terus dikembangkan di kawasan itu sebagai bagian dari upaya melestarikan batik sebagai warisan budaya.

Perajin batik di Yogyakarta, Solo, dan Pekalongan tetap percaya diri, tidak terpengaruh klaim atas batik dari negara lain. Klaim ini dinilai justru makin menumbuhkan rasa memiliki publik Indonesia terhadap batik.

Kata batik berasal dari kata amba dan titik. Kata itu muncul dalam percakapan bersama Dewan Pakar Yayasan Batik Indonesia Romi Okta Birawa pada Selasa (14/7/2020) di Kota Pekalongan, Jawa Tengah. ”Ada juga yang menyebut batik sebagai ngemban titik yang berarti ’satu kain diemban satu orang’,” kata Romi, yang juga seorang perajin batik pekalongan tersebut.

Editor:
kompascetak
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000