Program Padat Karya Tunai Desa Serap 840.715 Tenaga Kerja
›
Program Padat Karya Tunai Desa...
Iklan
Program Padat Karya Tunai Desa Serap 840.715 Tenaga Kerja
Badan usaha milik desa direvitalisasi untuk menanggulangi dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Oleh
ARIS PRASETYO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Program padat karya tunai desa tahun ini telah menyerap tenaga kerja sebanyak 840.715 orang dengan nilai anggaran hampir Rp 2,4 triliun. Dari total pekerja yang terserap, sebesar 46 persen dari anggota rumah tangga miskin.
Selain program padat karya tunai desa (PKTD), dana desa juga dialokasikan untuk program pencegahan pandemi Covid-19 di perdesaan.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar mengatakan, sampai dengan 15 Juli 2020, dana desa yang sudah ditransfer ke rekening desa mencapai Rp 38,5 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 2,4 triliun terserap untuk program PKTD. Tenaga kerja yang terserap dalam program ini datang dari anggota keluarga miskin, pengangguran, dan kelompok marjinal.
”Untuk program PKTD tahun ini, realisasi besaran upah mencapai Rp 643,2 miliar, sedangkan belanja non-upah mencapai Rp 1,75 triliun. Dari total tenaga kerja yang terserap, sebanyak 785.845 orang adalah laki-laki dan 54.870 orang adalah perempuan,” ujar Abdul Halim saat dihubungi, Kamis (16/7/2020), di Jakarta.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 2,4 juta keluarga adalah perempuan sebagai kepala keluarga.
Adapun untuk penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) dana desa, lanjut Abdul Halim, realisasinya sejauh ini Rp 4,6 triliun untuk tahap pertama. Jumlah keluarga penerima manfaat BLT dana desa sebanyak 7,8 juta keluarga. Dari jumlah tersebut, perempuan menjadi kepala rumah tangga pada 2,4 juta keluarga.
”Sementara jumlah keluarga penerima manfaat yang ada anggota keluarganya menderita penyakit kronis menahun sebanyak 285.423 keluarga,” kata Abdul Halim.
Adapun penggunaan dana desa untuk tanggap Covid-19 terealisasi Rp 3,1 triliun. Jumlah sukarelawan untuk program desa tanggap Covid-19 sebanyak 1,8 juta orang. Program desa tanggap Covid-19 di antaranya sosialisasi hidup sehat, penyemprotan disinfektan, pendirian pos sukarelawan desa lawan Covid-19, serta pendirian tempat isolasi.
Untuk penanggulangan dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19, Kementerian Desa PDTT berupaya merevitalisasi badan usaha milik desa (BUMDes) agar kembali aktif. Dari 37.286 BUMDes yang aktif sebelum pandemi Covid-19, saat ini tersisa menjadi 10.629 BUMDes yang masih bertransaksi. Besaran dana desa yang dipakai sebagai modal BUMDes sampai saat ini sebesar Rp 4,2 triliun.
Pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah, Slamet Rosyadi, mengatakan, BUMDes bisa membantu pemulihan ekonomi perdesaan akibat pandemi Covid-19. Salah satunya dengan cara menyediakan bahan kebutuhan pokok bagi warga. Beras atau telur yang bisa diproduksi di desa dapat disalurkan sebagai paket bantuan pemerintah untuk masyarakat terdampak pandemi Covid-19 (www.kompas.id, 15/6/2020).
”BUMDes dapat bekerja sama dengan pemangku kepentingan dalam usaha mengurangi dampak pandemi Covid-19. Paket-paket bantuan sembako dari pemerintah bisa diambil dari produk yang dihasilkan BUMDes, seperti beras dan telur,” ujar Slamet.
BUMDes bisa membantu pemulihan ekonomi perdesaan akibat pandemi Covid-19.