Pencegahan Sebaran Covid-19 di Pesantren Diperluas
›
Pencegahan Sebaran Covid-19 di...
Iklan
Pencegahan Sebaran Covid-19 di Pesantren Diperluas
Upaya mencegah sebaran Covid-19 di lingkungan Pesantren Modern Darussalam Gontor tidak hanya dilakukan di Ponorogo. tetapi juga di berbagai cabang pesantren. Hingga kini, masih ada penambahan kasus positif.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Upaya mencegah sebaran Covid-19 di lingkungan Pesantren Modern Darussalam Gontor tidak hanya dilakukan di Ponorogo, tetapi juga di berbagai cabang pesantren yang ada di luar daerah. Hingga kini, penambahan kasus positif masih terjadi meski jumlahnya tidak sebanyak sebelumnya.
Data Pemerintah Kabupaten Ponorogo menyebutkan, terdapat penambahan empat kasus positif Covid-19 pada Kamis (23/7/2020). Empat kasus positif itu semuanya merupakan santri Pesantren Modern Darussalam Gontor 2 Ponorogo. Dengan adanya penambahan kasus itu, total kasus Covid-19 di Pesantren Gontor menjadi 56 orang, 48 orang di antaranya dinyatakan sembuh.
Wakil Ketua Satgas Covid-19 Pesantren Modern Darussalam Gontor (PMDG) Ponorogo Adib Fuadi Nuriz mengatakan, dalam upaya percepatan pencegahan dan penanggulangan sebaran virus korona galur baru, pihaknya telah menggelar rapat koordinasi dan pendistribusian logistik ke sejumlah kampus cabang.
”Penyerahan bantuan logistik dalam pemenuhan kebutuhan pencegahan dan penanggulangan penyakit antara lain kepada PMDG Kampus 5 Magelang. Bantuan itu berupa masker medis, pelindung wajah, sarung tangan, hazmat, alat penyemprot disinfektan, hingga suplemen dan vitamin,” ujar Adib, Kamis.
Sementara itu, dalam rapat koordinasi yang digelar Minggu (19/7/2020), Satgas Covid-19 Gontor menekankan agar seluruh keluarga PMDG menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, memakai masker, dan menjaga jarak aman Covid-19. Pesantren juga berupaya meningkatkan imunitas para santri dengan memberikan tambahan gizi, vitamin, dan berjemur di pagi hari.
Dalam rakor itu, Wakil Pengasuh PMDG Putri Kampus 1 Ahmad Suharto menyampaikan, pihaknya akan membuat alur keluar masuk santriwati untuk meminimalkan interaksi. ”Pengaturan mobilitas itu juga berlaku untuk orang luar, seperti pekerja bangunan, untuk mencegah potensi penularan virus,” katanya.
Alat uji usap
Sebelumnya, PMDG Gontor telah mendatangkan alat uji usap Covid-19 untuk mempercepat pengetesan dan penelusuran kontak erat pasien. Kehadiran alat uji usap itu juga bisa mempercepat penanganan santri terkonfirmasi positif. Kecepatan penanganan itu berpeluang meningkatkan angka kesembuhan pasien.
Pengaturan mobilitas itu juga berlaku untuk orangluar seperti pekerja bangunan untuk mencegah potensi penularan virus.
Gontor masih menjadi penyumbang kasus Covid-19 yang signifikan di Ponorogo. Saat ini total kasus mencapai 146 orang dengan rincian 107 orang sembuh, 4orang meninggal, dan isolasi rumah sakit atau gedung sebanyak 35 orang.
Sementara itu, Pemkab Magetan terus berupaya mencegah penularan Covid-19 di lingkungan pesantren. Setelah kasus pesantren di Temboro, baru-baru ini dilaporkan seorang pengasuh pesantren di Kecamatan Plaosan terkonfirmasi positif Covid-19.
Kepala Harian Posko Bencana Non-Alam Pandemi Covid-19 Magetan Ari Budi Santoso mengatakan, pengasuh tersebut hendak bepergian ke luar kota. Dia melakukan uji cepat secara mandiri dan hasilnya reaktif. Dinkes Magetan kemudian melakukan uji usap dengan hasil terkonfirmasi positif.
”Pasien terkonfirmasi positif ini sekarang menjalani karantina. Dia merupakan orang tanpa gejala klinis Covid-19,” ujar Ari.
Ari mengatakan, untuk mencegah penularan di pesantren, Pemkab Magetan telah menyusun sejumlah kebijakan, misalnya menggratiskan uji cepat untuk seluruh santri di pesantren. Selain itu, juga memberikan bantuan sarana dan prasarana pencegahan Covid-19, seperti masker, hand sanitizer, tempat cuci tangan, hingga melakukan penyemprotan disinfektan secara rutin.
Pasien terkonfirmasi positif ini sekarang menjalani karantina. Dia merupakan orang tanpa gejala klinis Covid-19.
Namun, menurut Ari, hingga saat ini baru satu pesantren yang mengajukan permintaan bantuan secara resmi. Pesantren itu meminta bantuan masker, hand sanitizer, tempat cuci tangan, dan alat pengukur suhu tubuh. Sosialisasi sudah dilakukan dengan mengundang seluruh pengasuh pesantren di Magetan.