Bom dan Baku Tembak Guncang Penjara di Afghanistan, NIIS Klaim Tanggung Jawab
›
Bom dan Baku Tembak Guncang...
Iklan
Bom dan Baku Tembak Guncang Penjara di Afghanistan, NIIS Klaim Tanggung Jawab
Kelompok NIIS mengklaim bertanggung jawab atas aksi bom mobil bunuh diri dan serangan kelompok bersenjata di sebuah penjara di Afghanistan timur. Serangan-serangan NIIS mengganggu upaya Kabul dan Taliban untuk berunding.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
KABUL, SENIN — Kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah atau NIIS mengklaim bertanggung jawab atas aksi bom mobil bunuh diri dan serangan kelompok bersenjata di sebuah kompleks penjara di Afghanistan bagian timur, Minggu (2/8/2020). Pejabat Afghanistan menyebut serangan tersebut telah menewaskan sedikitnya 3 orang dan melukai 24 lainnya.
Baku tembak selama berjam-jam antara pasukan keamanan Afghanistan dan kelompok penyerang di Jalalabad, ibu kota Provinsi Nangarhar, berlangsung pada Minggu malam. Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Tariq Arian, mengungkapkan tiga orang tewas dalam insiden itu. Sebanyak 24 orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka. Juru bicara pemerintah provinsi, Attaullah Khogyani, menyebut jumlah korban masih bisa bertambah.
Serangan itu terjadi sehari setelah agen intelijen Afghanistan mengatakan seorang komandan senior NIIS telah terbunuh oleh pasukan khusus Afghanistan di dekat Jalalabad. Pihak NIIS di Provinsi Khorasan mengaku bertanggung jawab atas serangan balasan tersebut. Kelompok NIIS di provinsi itu menginduk ke NIIS di Provinsi Nangarhar.
Kubu kelompok Taliban mengaku tidak terlibat dalam aksi itu. Hal itu dinyatakan juru bicara politik Taliban, Suhail Shaheen. Taliban mengumumkan gencatan senjata selama tiga hari mulai Jumat (31/7/2020) pekan lalu selama perayaan dan hari libur Idul Adha.
”Kami memiliki (kesepakatan) gencatan senjata dan tidak terlibat dalam serangan apa pun di mana pun di negara ini,” kata Shaheen seraya mengaku tidak tahu secara rinci serangan di Jalalabad itu.
Kelompok Taliban juga membantah terlibat dalam aksi bom bunuh diri di bagian timur Provinsi Logar pada Kamis (30/7/2020) malam pekan lalu. Pihak berwenang menyatakan, aksi itu menewaskan sedikitnya 9 orang dan melukai 40 orang lainnya. Sejauh ini tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas peristiwa itu.
Serangan NIIS
Lonjakan kekerasan baru-baru ini terjadi di Afghanistan. Mayoritas serangan itu diklaim dilakukan oleh NIIS atau kelompok yang berafiliasi dengan NIIS setempat. Sebuah laporan PBB bulan lalu memperkirakan ada sekitar 2.200 anggota NIIS di Afghanistan. Meski kelompok itu dikatakan telah bubar, eks anggota dan para simpatisannya disebut tetap melancarkan serangan-serangan di sejumlah wilayah, termasuk di Kabul.
Di bawah kesepakatan yang ditandatangani oleh Taliban dan Amerika Serikat pada bulan Februari, pembicaraan ”intra-Afghanistan” dijadwalkan sebenarnya dimulai kembali pada Maret lalu. Namun, hal itu harus ditunda di tengah pertikaian politik di Kabul. Pertikaian yang terus berlanjut terkait pelepasan tahanan antara Pemerintah Afghanistan dan Taliban juga ikut menjadi faktor penunda proses itu.
Kesepakatan itu menetapkan bahwa Kabul akan membebaskan sekitar 5.000 tahanan Taliban. Imbalannya adalah pembebasan 1.000 personel keamanan Afghanistan yang ditawan kelompok Taliban. Dewan Keamanan Nasional Afghanistan mengatakan, Minggu, bahwa 300 tahanan Taliban lainnya telah dibebaskan sejak Jumat. Jumlah anggota kelompok Taliban yang dibebaskan sejauh ini menjadi lebih dari 4.900 orang.
Namun, pihak berwenang di Kabul menolak membebaskan ratusan narapidana lainnya. Mereka terutama adalah orang-orang yang dituduh melakukan kejahatan serius yang diminta oleh Taliban untuk dibebaskan. Adapun suara dari kubu Taliban menyatakan mereka telah memenuhi sisi pertukaran mereka.
Sebuah laporan PBB pekan lalu juga mengungkapkan, jumlah warga sipil yang tewas maupun terluka di Afghanistan turun sekitar 13 persen pada paruh pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama setahun lalu. Penurunan itu diduga turut dipengaruhi oleh pengurangan operasi militer oleh pasukan internasional di kawasan itu dan juga berkurangnya jumlah serangan oleh NIIS. Pasukan internasional hanya bertindak jika diminta dalam posisinya mendukung pasukan Afghanistan.
Laporan itu menyebutkan adanya 17 serangan oleh NIIS selama enam bulan pertama tahun ini. Jumlah serangan itu menurun sebanyak 80 kali serangan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, PBB mengatakan 1.282 orang tewas dalam kekerasan selama enam bulan pertama 2020 di Afghanistan dan mengakibatkan 2.176 lainnya terluka.
Desakan pemerintah
Terkait gencatan senjata antara Pemerintah Afghanistan dan Taliban, Pemerintah Afghanistan mendesak Taliban untuk memperpanjang gencatan senjata itu. Desakan tersebut disampaikan Kabul beberapa jam sebelum gencatan senjata itu berakhir. Para pejabat mengatakan, tidak ada laporan terjadinya pertempuran di antara kedua belah pihak. Aksi serangan bom bunuh diri dan saling tembak di Jalalabad mencederai suasana gencatan senjata itu.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan Taliban sama-sama mengindikasikan bahwa perundingan damai yang telah lama tertunda dapat dimulai segera setelah Idul Adha. ”Kami menantikannya,” kata Sediq Sediqqi, juru bicara Ghani, kepada kantor berita AFP ketika ditanya apakah pihak berwenang ingin memperpanjang gencatan senjata.
Sediqqi berharap para pihak di negara itu dapat menahan diri. ”Kami berharap Taliban tidak akan melanjutkan kekerasan,” katanya. ”Tindakan dan langkah Pemerintah Afghanistan yang diambil dalam proses perdamaian harus dibalas oleh Taliban.” (AP/AFP)