Dubes Belanda Temui Keluarga Korban Kecelakaan Kapal di Sebangau
›
Dubes Belanda Temui Keluarga...
Iklan
Dubes Belanda Temui Keluarga Korban Kecelakaan Kapal di Sebangau
Dubes Belanda untuk Indonesia Lambert Grijns mengunjungi Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, untuk bertemu keluarga korban dan penyintas kecelakaan kapal empat bulan lalu.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Lambert Grijns, mengunjungi Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, untuk bertemu keluarga korban dan penyintas kecelakaan kapal yang menewaskan tujuh orang di kawasan Taman Nasional Sebangau empat bulan lalu. Mewakili kerajaan Belanda, Grijns menyampaikan dukacita.
Pada Senin (3/8/2020) pagi, Grijns menggelar pertemuan dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan keluarga korban juga para penyintas kecelakaan kapal tersebut di Aula Eka Hapakat, kantor Gubernur Kalteng, di Palangkaraya. Dalam pertemuan tertutup itu, Grijns disambut Sekretaris Daerah Fahrizal Fitri.
Grijns mengungkapkan rasa terima kasih atas penyambutan juga rasa terima kasih atas semua upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam kejadian pada Maret lalu tersebut. ”Pemerintah Indonesia menunjukkan kepedulian besar,” ujarnya dalam sambutan.
Kecelakaan kapal itu terjadi pada 9 Maret 2020. Saat itu, kapal yang ditumpangi Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) menabrak kapal kayu yang ditumpangi warga dan sejumlah pegawai Taman Nasional Sebangau (TNS). Kecelakaan itu terjadi di Sungai Sebangau dan menewaskan tujuh orang, termasuk Komandan Kodim 1011/Kuala Kapuas Letnan Kolonel (Kav) Bambang Kristianti Bawono.
Total ada 27 penumpang di dua kapal yang bertabrakan tersebut. Rombongan Paspampres, termasuk pegawai Kedutaan Besar Belanda di Indonesia, menggunakan long boat L300, sementara kapal yang digunakan pegawai TNS adalah kapal kelotok atau kapal kayu mesin (Kompas.id, Senin 9 Maret 2020).
Saat itu, lalu lintas di Sungai Sebangau memang padat karena persiapan kunjungan Raja Belanda Willem-Alexander dan Ratu Maxima. Rencana awal, raja dan ratu akan melihat orangutan di TNS. Namun, acara itu kemudian dibatalkan karena kejadian tersebut.
”Kami turut merasakan duka yang mendalam, apalagi mengingat persiapan berbulan-bulan dan jasa juga kerja keras mereka (para korban) untuk menyiapkan kunjungan itu,” ungkap Grijns.
Grijns mengungkapkan, pihaknya kembali ke Palangkaraya dan bertemu keluarga bukan untuk membuka duka lama, tetapi untuk mengingat kembali jasa-jasa para korban. Ia juga menyampaikan duka dan doa agar para korban mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
”Saya juga ucapkan sukacita untuk mereka yang sudah pulih dan sembuh dari kejadian itu,” kata Grijns.
Grijns mengungkapkan, pihaknya membawa beberapa surat-surat dari Raja dan Ratu Belanda untuk para keluarga korban. Ia juga memberikan santunan yang tidak disebutkan nilainya.
Endang Asmawati, ibu dari Tyas Novianti (25), salah satu korban meninggal, datang bersama suami ke Palangkaraya dari Kasongan, Kabupaten Katingan, yang jaraknya 82 kilometer atas undangan pemerintah daerah.
Meskipun pertemuan itu membuka kembali rasa sedihnya, ia tetap mengucapkan terima kasih atas semua perhatian dari Kerajaan Belanda. ”Intinya, musibah itu tidak bisa diprediksi, sudah begitu adanya. Kami sudah ikhlas dengan kepergiaan anak kami,” ungkap Endang.
Endang menambahkan, ada surat yang ia terima dari Grijns yang belum ia buka isinya. Selain itu, terdapat pula santunan yang juga belum mereka lihat isinya. ”Semoga tidak ada tyas-tyas lainnya, dan TNS bisa semakin maju lagi,” ujarnya, masih dengan suara bergetar.
Sekretaris Daerah Provinsi Kalteng Fahrizal Fitri menjelaskan, pihaknya juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dan perhatian Kerajaan Belanda untuk para korban yang tergabung dalam Tim Advance persiapan kunjungan saat itu. Pemerintah daerah juga sudah memberikan bantuan dan menunjukkan keprihatinannya terhadap semua keluarga korban, juga para penyintas.
”Tak hanya itu, untuk semua yang dirawat dan mereka yang membantu mencari korban, juga kami berikan dukungan dan santunan. Kejadian ini bukan kehendak kita semua, tetapi selalu ada rencana yang lebih baik yang disiapkan-Nya,” kata Fahrizal dalam sambutannya.