Kluster Perkantoran di DKI Sumbang Penambahan Kasus di Tangerang
›
Kluster Perkantoran di DKI...
Iklan
Kluster Perkantoran di DKI Sumbang Penambahan Kasus di Tangerang
Kluster perkantoran di DKI Jakarta berkontribusi terhadap lonjakan kasus Covid-19 di Kota Tangerang, Banten. Pengaturan sif kerja dinilai jadi cara paling rasional untuk mencegah penularan di kantor.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Kota Tangerang mencatat penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 baru tertinggi selama pembatasan sosial pada pekan lalu. Lonjakan kasus itu membuat tingkat kepositifan atau positivity rate di Kota Tangerang meningkat. Salah satu sumber penularan berasal dari kluster perkantoran di DKI Jakarta.
Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah, Senin (3/8/2020), menjelaskan, pada pekan lalu atau pekan ke-21 penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Tangerang terjadi lonjakan kasus baru Covid-19 sekitar 40 kasus dalam sepekan. Lonjakan jumlah kasus di pekan ke-21 itu melampaui total penambahan jumlah kasus pada pekan ke-19 sebanyak 23 kasus baru dalam sepekan.
”Kondisi di Kota Tangerang pekan lalu memang terjadi lonjakan kasus. Padahal, sebelumnya dalam satu pekan hanya dua kasus,” ujar Arief melalui rekaman suara yang diterima Kompas.
Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tangerang menyebutkan, sebanyak 46 persen dari total 40 kasus baru di pekan ke-21 terjadi karena kontak erat. Sebanyak 17 kasus baru datang dari kluster perkantoran. Arief mengatakan, dari 17 kasus di lingkungan perkantoran tersebut, 15 kasus merupakan kasus yang dilaporkan oleh DKI Jakarta.
”(Kontak erat) dalam artian, dia pergi ke kantor lalu pulang ke rumah dan menularkan,” kata Arief.
Lonjakan kasus secara drastis dalam sepekan itu turut meningkatkan tingkat kepositifan di Kota Tangerang dari 0,1 persen menjadi 3,9 persen. Oleh sebab itu, Arief meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan.
Ia juga telah mengirim surat edaran ke seluruh perkantoran di Tangerang, baik instansi pemerintah maupun swasta, agar memperhatikan ventilasi udara dan menyemprotkan disinfektan untuk mencegah kemunculan kasus di lingkungan kantor.
Mobilitas warga masih menjadi sumber penularan Covid-19 di Tangerang Raya. Sebelumnya juga, Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmi Diany mengungkapkan, penambahan kasus baru di Tangsel mayoritas berasal dari kasus impor atau kasus yang dibawa warga yang baru kembali dari luar daerah.
Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany mengungkapkan, penambahan kasus baru di Tangsel mayoritas berasal dari kasus impor atau kasus yang dibawa warga yang baru kembali dari luar daerah.
Pakar kesehatan masyarakat dari Universitas Indonesia, Hasbullah Thabrany, berpendapat, lonjakan kasus di Kota Tangerang merupakan konsekuensi dari langkah pemerintah yang melonggarkan PSBB yang tidak diimbagi dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan oleh masyarakat.
Menurut Hasbullah, saat kegiatan ekonomi mulai dibuka, kontak fisik akan sulit dihindari. Kontak fisik atau pertemuan antarorang bisa terjadi di kantor atau selama perjalanan, seperti di transportasi umum. Hasbullah memandang sistem ganjil genap tidak akan efektif mengurangi kepadatan orang di DKI Jakarta karena hampir seluruh karyawan masih harus bekerja.
”Karena ekonomi harus bergerak, mengatur jam buka kantor dan waktu operasional bisa jadi alternatif. Karyawan yang tugasnya tidak melayani langsung tidak harus masuk pada siang hari supaya mengurangi kepadatan di transportasi publik. Mengatur sif kantor akan mengurangi peluang orang bertemu di satu waktu sehingga penularan bisa dicegah,” tutur Hasbullah.