James Clavell dalam buku ”The Art of War” mengingatkan pentingnya perhitungan dalam peperangan. Jenderal kalah perang hanya membuat sedikit perhitungan.
Oleh
EDITOR
·2 menit baca
Sedemikian pentingnya perhitungan matang, seni perang yang ditulis Sun Tzu pada 500 SM itu menempatkan pasukan berkemampuan tinggi untuk fungsi mata-mata. Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan musuh secara tepat, akan secara cepat dan tepat pula menggerakkan pasukan untuk mengepung, menyerang, bertahan, atau melarikan diri.
Terlepas dari kualitas informasi hasil mata-mata, komando dari para jenderal perang tentu menjadi penentu akhir. Apakah sang pemimpin memerintahkan pasukan mengurung diri sementara, membangun benteng pertahanan, menyerbu sasaran tertentu sambil membawa perisai dan senjata yang hanya seadanya, atau mendorong pasukan merangsek meski tanpa bekal senjata pusaka dan baju zirah.
Ketika Covid-19 menyerang warga dunia, termasuk Indonesia, seni perang itu relevan juga direnungkan, khususnya para pemimpin di segala lini negeri, mulai dari kepala keluarga, kepala perusahaan, terlebih kepala daerah, hingga kepala negara. Terlebih, Covid-19 adalah musuh supercanggih, pasukannya sangat banyak, tak terlihat, tetapi mematikan.
Untuk memetakan kekuatannya juga diperlukan mata-mata supercanggih, yaitu mesin komputasi yang mengumpulkan data hidup berskala lokal hingga global dengan supercepat. Data itulah yang akan membantu penyusunan strategi untuk memenangi pertempuran.
Data worldometers yang merekam pertumbuhan kasus di 215 negara menunjukkan bahwa Covid-19 masih mengancam, tetapi mulai bisa dikendalikan. Secara global, kasus positif baru per hari masih terus meningkat. Rata-rata per hari dalam seminggu adalah 259.000 kasus.
Namun, angka kematian mulai melandai, yaitu 5.600 kasus per hari dalam seminggu. Pada April, rata-rata kematian per hari dalam seminggu pernah menembus 7.000 kasus. Perkembangan penemuan obat Covid-19 sangat menentukan, selain kecepatan penemuan vaksin.
Fenomena serupa terjadi di Indonesia. Kasus positif baru per hari dalam seminggu masih terus meningkat, yaitu 1.800 kasus. Kasus meninggal per hari mulai melandai, rata-rata dalam sepekan ialah 68 kasus. Pada 25 Juli sempat menembus angka 100 kasus. Meski demikian, kian banyak warga hingga kepala pemerintahan yang terinfeksi Covid-19, terakhir Gubernur Kepulauan Riau serta kasus meninggalnya Ketua DPRD Jepara, perlu menjadi perhatian bersama.
Terkait validitas data, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan pentingnya standardisasi. Minimal, pengetesan dilakukan pada 1.000 terduga per 1 juta penduduk dalam sepekan. Kita harus jujur, belum semua daerah mampu dan publik harus mengetahuinya agar tidak menimbulkan rasa aman semu. Selanjutnya, komando para pemimpin menjadi penentu. Terus mendorong pasukan bergerak, merangsek, atau memilih menguatkan benteng pertahanan, sembari menunggu baju zirah vaksin dan pedang pusaka obat Covid-19.