Tawuran Tewaskan Tiga Warga Kota Bekasi Sebulan Terakhir
›
Tawuran Tewaskan Tiga Warga...
Iklan
Tawuran Tewaskan Tiga Warga Kota Bekasi Sebulan Terakhir
Tawuran antarpelajar atau kelompok massa masih terus terjadi di Kota Bekasi. Polisi sudah memetakan daerah rawan, menyiagakan petugas, dan rutin patroli.
Oleh
STEFANUS ATO
·2 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Selama satu bulan terakhir, sedikitnya tiga warga tewas akibat tawuran antarkelompok massa atau antarpelajar di Kota Bekasi, Jawa Barat. Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota sudah mengidentifikasi daerah-daerah rawan tawuran di daerah itu dan meningkatkan patroli.
Tawuran yang kembali memakan korban jiwa terjadi di Jalan Hankam, Kota Bekasi, pada 2 Agustus 2020 dini hari. Korbannya Geria Setia Natanial (17), yang tewas setelah terkena sabetan celurit MSF (16).
”Korban dan pelaku sebelumnya sudah terlibat tawuran. Jadi, pada malam itu mereka janjian ketemu kembali dan saat di lokasi, korban lalu menyerang pelaku dengan celurit. Tetapi karena celurit korban terlepas, pelaku menyerang balik korban di paha bagian kiri,” kata Kepala Polres Metro Bekasi Kota Komisaris Besar Wijonarko, Senin (3/8/2020), di Bekasi.
Korban yang menderita luka di bagian paha kiri kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Haji Jakarta. Namun, karena kondisi luka korban cukup parah dan selama perjalanan ke rumah sakit banyak darah yang keluar, nyawa korban tak terselamatkan dan meninggal.
Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan, korban datang ke lokasi tawuran bersama delapan temannya. Mereka berboncengan menggunakan tiga sepeda motor dan membawa celurit.
Pelaku MSF saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka. Ia disangka melanggar Pasal 351 Ayat (3) Kitab Undang-undang Hukum Pidana dengan ancaman pidana penjara paling lama tujuh tahun. ”Kami masih terus meyelidiki kasus ini, termasuk potensi adanya tersangka baru. Mereka yang turut serta dalam kejahatan ini akan dalami,” kata Wijonarko.
Berulang
Tawuran atau bentrokan antarwarga di Kota Bekasi, Jawa Barat, terjadi berulang selama satu bulan terakhir. Sebelumnya, Sabtu (1/8/2020) dini hari, bentrokan antarkelompok warga terjadi di kawasan Jatiwarna, Pondok Melati, Bekasi. Tawuran itu mengakibatkan satu orang luka-luka.
Pada 17 Juli 2020, tawuran antarpelajar terjadi di Jalan Raya Cikunir, Jatiasih. Insiden itu mengakibatkan satu pelajar berinisial MBJ (16) meninggal.
Sementara itu, pada 5 Juli 2020, tawuran antargeng juga terjadi di Jatikramat, Jatiasih. Peristiwa itu mengakibatkan satu korban meninggal bernama Irfan Saputra (26).
Menanggapi berbagai peristiwa itu, Wijonarko mengatakan, Polres Metro Bekasi Kota tengah memetakan wilayah-wilayah rawan tawuran atau bentrokan masa yang sering terjadi. Daerah-daerah yang rawan tawuran atau bentrokan massa paling banyak terjadi di Pondok Gede dan Jatiasih.
”Kami petakan lokasi tawuran dan menempatkan personel secara statis di lokasi rawan. Patroli polisi juga rutin dilaksanakan pada saat jam rawan. Jadi, kami terus mengawasi, termasuk menempatkan personel intel berpakaian preman untuk memperkirakan kemungkinan waktu mereka tawuran,” katanya.