Pesawat Suriah yang sedang menyerbu lokasi-lokasi NIIS kerap jadi sasaran Israel. Dalam beberapa tahun terakhir, Israel kerap menyerbu Iran, Irak, Lebanon, dan Suriah.
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
TEL AVIV, SELASA — Israel kembali mengebom Suriah di wilayah dekat perbatasan Israel-Suriah dan Suriah-Irak. Aksi Israel kali ini dilakukan dengan alasan ada kelompok penyusup yang berusaha membobol pagar perbatasan Israel-Suriah di Dataran Tinggi Golan.
Serangan pada Senin (3/8/2020) malam waktu setempat itu menyasar sejumlah target di Quneitra, Suriah. Damaskus menyebut, helikopter Israel menembakkan sejumlah roket ke beberapa bangunan. Sementara Tel Aviv mengklaim telah mengerahkan jet tempur dan helikopter dalam serangan tersebut.
Tentara Israel (IDF) menyebut serangan itu sebagai pembalasan atas upaya penyusupan di Dataran Tinggi Golan. ”IDF meminta Pemerintah Suriah bertanggung jawab untuk semua kegiatan di Suriah dan akan terus beroperasi untuk melawan semua upaya pelanggaran kedaulatan Israel,” kata IDF.
Juru bicara IDF Letkol Jonathan Conricus mengatakan, IDF tidak tahu pihak mana yang mencoba menerobos pagar perbatasan di Golan, Minggu (2/8/2020). Sebab, terlalu banyak kelompok bersenjata di Suriah. IDF menemukan beberapa meter pagar yang rusak dan di dekat pagar ada tas berisi bahan peledak.
Beberapa waktu terakhir, Israel telah menempatkan pasukan khusus di sekitar lokasi pembobolan tersebut. Sebab, ada laporan sejumlah aktivitas mencurigakan dalam beberapa pekan terakhir.
Organisasi Pemantau HAM Suriah (SOHR), lembaga yang berbasis di London, Inggris, menyebut pembobolan diduga dilakukan oleh Kelompok Perlawanan Suriah untuk Pembebasan Golan. Kelompok itu diduga terkait dengan Hezbollah, milisi yang didukung Iran berbasis di Lebanon.
SOHR menyebut, Israel tidak hanya mengebom Quneitra. Pesawat tempur Israel juga dilaporkan menyasar sejumlah lokasi di Aboukamal, kota Suriah yang dekat dengan Irak. Kota itu pernah dikuasai Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS). Kini, milisi yang dekat dengan Teheran mengendalikan kota itu.
Ratusan serangan
Bukan kali ini saja Israel menyerbu Suriah. Israel bermusuhan dengan Suriah sejak 1948. Tel Aviv dan Damaskus terlibat perang terbuka pada 1948, 1967, dan 1973.
Dalam ”Perang Enam Hari” pada 1967, Israel merebut Golan dan Suriah. Sampai sekarang, hanya Amerika Serikat yang mengakui pendudukan Israel terhadap Golan.
Pada masa kebangkitan NIIS sekitar enam tahun lalu, Hezbollah diduga membentuk kelompok milisi dengan tujuan membebaskan Golan dari Israel. Hezbollah melakukan itu karena milisinya masuk Suriah untuk membantu Damaskus menghadapi aneka kelompok bersenjata yang bersekutu dengan NIIS, Al Qaeda, hingga milisi sokongan Turki.
Selepas tiga perang sampai 1973, Israel-Suriah kembali berhadapan kala Israel menyerbu Lebanon pada 1982 dan Damaskus memutuskan mengerahkan tentaranya untuk menghalau Israel. Pada masa pendudukan itu, Hezbollah dibentuk di Lebanon dengan sokongan penuh dari Iran.
Pada 2003, Israel mengerahkan sejumlah jet tempur untuk mengebom sejumlah lokasi di Ayn Sahib, daerah di utara Damaskus. Kala itu, IDF beralasan untuk membalas sejumlah militan Palestina yang menyerang Israel.
IDF menggencarkan serangan ke Suriah kala Suriah dilanda perang saudara mulai 2011. Tel Aviv menggunakan beragam alasan untuk menyerang Damaskus. Jet-jet Israel bolak-balik mendekat hingga ke Damaskus.
Sebagian jet-jet itu dihalau oleh sistem pertahanan udara Suriah yang hampir seluruhnya buatan Uni Soviet atau Rusia. Pada Maret 2017 dan Februari 2018, Suriah menembak pesawat Israel yang menerobos wilayah udara Suriah.
Sebaliknya, IDF bolak-balik menembak pesawat dan helikopter Suriah. Bahkan, IDF bolak-balik menembak pesawat-pesawat Suriah yang sedang menyerbu lokasi-lokasi NIIS.
Jet dan helikopter Israel juga kerap mengebom kubu pertahanan tentara Suriah dan kelompok bersenjata penyokong Damaskus dalam perang saudara Suriah. (AFP/REUTERS)