Istana Kerajaan Spanyol, Senin lalu, menjelaskan, Juan Carlos turun takhta supaya anaknya, Raja Felipe VI, bisa menjalankan tugasnya sebagai raja tanpa perlu terganggu dengan urusan pribadi ayahnya.
Oleh
Luki Aulia
·2 menit baca
SANTO DOMINGO, SELASA — Juan Carlos (82) yang pernah menjadi Raja Spanyol ternyata kini berada di Republik Dominika setelah turun takhta pada 2014 akibat skandal di negaranya.
Istana Kerajaan Spanyol, Senin lalu, menjelaskan, Juan Carlos turun takhta supaya anaknya, Raja Felipe VI, bisa menjalankan tugasnya sebagai raja tanpa perlu terganggu oleh urusan pribadi ayahnya. Pihak istana tidak menyebutkan keberadaan Juan Carlos.
Selama beberapa pekan terakhir, Juan Carlos dan Felipe menghadapi tekanan untuk melindungi monarki setelah tim penuntut dari Spanyol dan Swiss mulai menyelidiki tuduhan suap pada kontrak proyek kereta cepat sebesar 100 juta dollar AS. Uang suap dari Arab Saudi itu dikabarkan ditransfer diam-diam ke sebuah rekening bank di Swiss pada 2008.
Harian Spanyol, La Vanguardia, Selasa (4/8/2020), menyebutkan, Juan Carlos yang masih bertitel Raja Emeritus itu meninggalkan istana tempatnya tinggal untuk pergi ke Portugal dengan mobil, Senin pagi.
Dari Portugal, ia lalu terbang ke Republik Dominika. Juan Carlos disebutkan berencana tinggal di sana beberapa pekan bersama keluarganya yang menjadi kaya karena perkebunan gula. Setelah itu ada kemungkinan dia pindah ke tempat lain.
Stasiun TV Portugis, TV124, dan tabloid Correio da Manha, Senin, melaporkan, Juan Carlos berada di Cascais, resor dekat Lisbon, daerah yang pernah ia tinggali saat masa kecil.
Harian ABC sebelumnya menyebutkan, Juan Carlos pergi ke Karibia. Baik istana maupun pengacara Juan Carlos tidak mau menyebutkan apakah kliennya sudah meninggalkan Spanyol atau akan pergi ke mana. Melalui pengacaranya, Juan Carlos berulang kali membantah tuduhan korupsi terhadapnya itu.
Penyelidikan
Reaksi publik terhadap kasus korupsi Juan Carlos itu terbagi dua. Ada yang menganggap Juan Carlos bersalah, tetapi ada juga yang tidak. ”Saya pikir itu keputusan yang gegabah dan terburu-buru. Ia semestinya diadili seperti warga Spanyol lainnya,” kata Pablo Lopez, warga Spanyol.
Tim penyelidik dan penuntut di Geneva dan Madrid masih menyelidiki rekening-rekening Juan Carlos di luar negeri dan potensi suap. Meski demikian, Juan Carlos belum secara formal diselidiki dan belum berstatus buron.
Pemerintah Swiss menganggap Republik Dominika sebagai negara yang susah untuk diajak kerja sama dalam bidang peradilan.
Juan Carlos naik takhta pada 1975 setelah kematian diktator fasis Francisco Franco. Ia lalu berkuasa selama 38 tahun dan turun takhta agar anaknya, Felipe VI, bisa baik takhta pada Juni 2014.
Selama puluhan tahun, Juan Carlos populer sebagai tokoh yang berperan penting dalam proses transisi demokrasi dari pemerintahan diktator Franco yang berkuasa pada 1939-1975. (REUTERS/AP)