Pandemi, Perampungan Pabrik Kereta di Banyuwangi Molor 3 Bulan
›
Pandemi, Perampungan Pabrik...
Iklan
Pandemi, Perampungan Pabrik Kereta di Banyuwangi Molor 3 Bulan
Penyelesaian pembangunan pabrik kereta berpenggerak yang akan dioperasikan oleh PT Stadler INKA Indonesia di Banyuwangi mundur 3 bulan dari target semula.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Penyelesaian pembangunan pabrik kereta berpenggerak yang akan dioperasikan oleh PT Stadler INKA Indonesia di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mundur 3 bulan dari target semula. Hal ini karena dampak pandemi Covid-19. Namun, target pengoperasian pabrik tak berubah, yakni tetap pada akhir tahun 2021.
PT Stadler INKA Indonesia adalah gabungan perusahaan Stadler Rail AG asal Swiss dan PT Industri Kereta Api (PT INKA) yang merupakan badan usaha milik negara. Pabrik ini diproyeksi menghasilkan 2 car (kereta/gerbong) per hari, lebih tinggi kapasitas produksinya apabila dibandingkan dengan pabrik PT INKA di Madiun yang hanya 1 hingga 1,5 car per hari.
Hal tersebut disampaikan Direktur Operasi PT INKA I Gede Agus Prayatna di lokasi pembangunan pabrik, di Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Selasa (4/8/2020). ”Saat ini, pembangunan sudah mencapai 93 persen. Kami menargetkan pada Oktober pembangunan gedung rampung, termasuk fasilitas listrik, air, dan kompresor,” ujarnya.
Agus mengatakan, seharusnya proses pembangunan pabrik rampung awal Agustus ini. Namun, karena pandemi, pengerjaan molor 3 bulan dan pembangunan pabrik akan rampung pada Oktober.
Mundurnya penyelesaian pabrik, lanjut Agus, disebabkan tersendatnya suplai komponen dari Jakarta dan Surabaya. Selain itu, PT Wijaya Karya selaku kontraktor juga mengurangi jumlah pekerja yang membangun pabrik. Namun, Agus enggan merinci berapa jumlah pekerja yang dikurangi akibat pandemi.
”Kendati pekerjaan pembangunan pabrik mundur, kami optimistis operasional pabrik tetap sesuai target semula, yaitu pada akhir 2021. Proses produksi baru akan dilakukan setelah pengisian mesin-mesin produksi, misalnya mesin las dan mesin press,” paparnya.
Ditanya mengenai serapan pekerja lokal dari masyarakat Banyuwangi, Agus mengatakan, Stadler AG yang menjadi rekanan PT INKA memiliki standar khusus bagi calon pekerja. Karena itu, Agus tidak bisa menjanjikan berapa persen warga lokal Banyuwangi yang dapat bekerja di pabrik tersebut.
Namun, pihaknya sudah mendidik 20 tenaga dari Banyuwangi dengan standar kemampuan yang sesuai untuk kebutuhan pabrik tersebut. Nantinya, ke-20 orang tersebut masih harus menjalani seleksi dan pendidikan lanjutan di Pabrik PT INKA Madiun.
”Saat beroperasi nanti, kami butuh 300-500 pekerja. Kami berharap banyak warga Banyuwangi yang bisa memenuhi kualifikasi standar sehingga bisa bekerja di pabrik ini,” kata Agus.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas juga hadir di lokasi untuk meninjau perkembangan pembangunan pabrik dengan nilai investasi awal Rp 600 miliar tersebut. Kedatangan Anas juga untuk memastikan bahwa investasi di daerahnya tidak terkendala sehingga bisa segera menyerap tenaga kerja.
Kami berharap banyak pada pembangunan pabrik yang merupakan investasi penanaman modal negara dengan kerja sama modal asing.
Anas mengaku maklum dengan mundurnya target pembangunan akibat pandemi. Menurut dia, banyak sektor juga terdampak akibat pandemi, termasuk sektor industri. ”Kami berharap banyak pada pembangunan pabrik yang merupakan investasi penanaman modal negara dengan kerja sama modal asing. Walaupun terganggu akibat pandemi, harapannya pembangunan bisa berjalan kondusif,” ujar Anas.
Anas menambahkan, pihaknya telah bekerja sama dengan PT INKA untuk mendampingi lima sekolah menengah kejuruan (SMK) di Banyuwangi. Harapannya, lulusan SMK tersebut memiliki keterampilan sesuai dengan yang dibutuhkan pabrik sehingga dapat langsung bekerja di pabrik tersebut.
Selain dapat menambah lapangan pekerjaan, Anas juga terus menitipkan penerapan arsitektur lokal. Ia pun berharap PT INKA bisa membangun museum kereta api di lokasi tersebut sebagai tempat wisata edukasi perkeretaapian.
Pembangunan pabrik kereta di Banyuwangi dilakukan karena lahan pabrik kereta di Madiun sudah sangat sempit, sementara pesanan pembuatan kereta dan lokomotif PT INKA semakin banyak. Pabrik kereta di Madiun akan difokuskan kepada kebutuhan dalam negeri, sedangkan pabrik di Banyuwangi akan difokuskan untuk memenuhi kebutuhan ekspor.
Pabrik kereta di Banyuwangi berdiri di lahan seluas 83,49 hektar dan diklaim sebagai yang terbesar se-Asia Tenggara. Pabrik kereta itu akan dilengkapi jalur uji coba (test track) sepanjang 4 km, lebih panjang dibandingkan dengan jalur uji coba di pabrik Madiun yang hanya 1 km.