Kasus Covid-19 di Pasar Masih Muncul di Balikpapan
›
Kasus Covid-19 di Pasar Masih ...
Iklan
Kasus Covid-19 di Pasar Masih Muncul di Balikpapan
Setelah terjadi penularan Covid-19 di pasar dan membentuk dua kluster, muncul kluster baru di Pasar Sepinggan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Tes cepat massal akan dilakukan di pasar itu.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Setelah terjadi penularan Covid-19 di pasar dan membentuk dua kluster, muncul kluster baru di Pasar Sepinggan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Para pedagang pasar akan dites cepat massal dan pasar akan disemprot disinfektan.
Dalam siaran pers pada Rabu (5/8/2020), Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty mengatakan, seorang pedagang Pasar Sepinggan meninggal. Pedagang itu awalnya suspect Covid-19. Setelah hasil uji laboratorium tes usap keluar, pedagang itu dinyatakan positif Covid-19. Selain itu, seorang pedagang lain juga terkonfirmasi positif Covid-19 di sana.
Dua pedagang itu menjajakan dagangannya di luar gedung pasar. Untuk melakukan deteksi dini, para pedagang di pasar itu akan dites cepat besok. Sebelumnya, tes usap massal dilakukan di pasar untuk menjaring pedagang dan pengunjung pasar. Andi mengatakan, kali ini tes cepat dilakukan untuk mendeteksi dini transmisi lokal di pasar.
”Kita melihat (sebelumnya) tes usap banyak yang tidak aktif (hasilnya). Jadi, dari tes cepat yang reaktif, nanti lanjut ke tes usap,” kata Andi di Kantor Wali Kota Balikpapan.
Ia mengatakan, spesimen dari tes usap mengantre di Laboratorium Kesehatan Daerah Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim. Hal itu membuat hasil uji laboratorium lama diterima. Adapun tes usap dilakukan khusus untuk kontak erat pedagang yang sudah terkonfirmasi positif.
”Kami menyediakan 500 alat tes cepat massal untuk deteksi dini di Pasar Sepinggan,” kata Andi.
Kami menyediakan 500 alat tes cepat massal untuk deteksi dini di Pasar Sepinggan.
Kasus Covid-19 di Pasar Sepinggan ini menambah daftar kasus Covid-19 di pasar tradisional di Balikpapan. Sebelumnya, kasus Covid-19 di pasar membentuk kluster Pasar Pandansari dan kluster Pasar Rapak. Untuk kluster Pasar Rapak, hasil uji laboratorium masih belum keluar sepenuhnya hingga hari ini.
Saat ini, total kasus positif Covid-19 di Balikpapan berjumlah 613 kasus dengan rincian 80 orang dirawat di rumah sakit, 141 orang isolasi mandiri, 364 orang sembuh, dan 28 orang meninggal. Dari penambahan 31 kasus positif Covid-19 baru pada Rabu (5/8/2020), 10 orang di antaranya merupakan kluster Pasar Muara Rapak. Kasus itu didapat dari tes usap massal yang dilakukan pada 21 Juli. Artinya, spesimen dari sampel tes usap baru diketahui setelah 16 hari.
Andi mengatakan, dua alat reaksi berantai polimerase (PCR) di RSUD Kanujoso Djatiwibowo dan RS Pertamina Balikpapan juga memeriksa banyak spesimen karena lonjakan kasus dan uji spesimen untuk para pekerja dari luar daerah. Alat PCR di RSUD Kanujoso Djatiwibowo hanya mampu melakukan uji 50 spesimen dalam sekali waktu. Adapun alat PCR di RS Pertamina mampu menguji 200 spesimen dalam sehari.
Peningkatan kasus sejak Juli di Kalimantan Timur memang membuat pemeriksaan spesimen di tiga laboratorium di Kaltim berjalan tidak maksimal. ”Kami coba meningkatkan kapasitas laboratorium yang ada agar pemeriksaan bisa dilakukan lebih cepat,” kata Pelaksana Tugas Dinas Kesehatan Kalimantan Timur Andi M Ishak.
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan, peningkatan pengawasan di tempat-tempat yang berpotensi terjadi penularan Covid-19 akan diperketat, seperti di pasar dan kantor. Rizal sudah mengeluarkan Surat Edaran Wali Kota Balikpapan No 440/0439/Pem tentang Pengaturan Kegiatan Karyawan di Tempat Kerja.
Dalam surat itu, perusahaan swasta, BUMN, dan BUMD diimbau untuk kembali melakukan kebijakan bekerja dari rumah. Adapun karyawan yang bekerja di kantor dibatasi jumlahnya dan hanya karyawan yang dinyatakan sehat saja.
”Kita tingkatkan protokol kesehatan karena Covid-19 sudah meluas supaya kegiatan perekonomian tetap berjalan dan kesehatan masyarakat tetap terjamin,” kata Rizal.