Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, tengah menyiapkan destinasi wisata rempah. Selain untuk menarik kunjungan wisatawan, hal ini dilakukan guna mengangkat pamor rempah sebagai potensi desa.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
Di tengah popularitas rempah-rempah yang tengah naik daun belakangan, warga Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, berinisiatif memanfaatkan potensi hasil bumi tersebut sebagai ikon wisata. Mereka membuat paket wisata edukasi rempah.
Fitnasih, salah seorang pegiat wisata dari tim Dolan nDeso Karangrejo, mengatakan, selain mengenalkan keanekaragaman rempah-rempah di desa, paket wisata ini juga akan mengenalkan wisatawan tentang pemanfaatan rempah menjadi beragam minuman.
”Tidak hanya mengajari, tetapi juga mengolah rempah menjadi jamu. Dalam paket ini, wisatawan pun akan mendapatkan pengetahuan bahwa rempah pun bisa diolah melalui proses roasting (sangrai) seperti kopi,” ujar Fitnasih, Selasa (4/8/2020). Paket wisata ini ditargetkan akan terealisasi tahun ini.
Terkait rencana tersebut, Fitnasih mengatakan, dia dan tim sudah mencoba bereksperimen membuat aneka minuman dari rempah dengan mencampur bahan atau jenis minuman lain seperti soda.
Dalam paket wisata ini, menurut dia, wisatawan akan diajak berkunjung ke kebun tanaman rempah untuk melihat beragam bentuk tanaman rempah yang dihasilkan. Mereka juga akan mendapat penjelasan terkait manfaat setiap jenis rempah.
Wisatawan juga mendapat edukasi tentang peran penting rempah-rempah di tengah pandemi Covid-19. ”Terutama rempah-rempah menjadi komoditas yang diburu untuk menjaga stamina,” tutur Fitnasih.
Terakhir, selain diajari mengolah rempah-rempah menjadi minuman, wisatawan juga akan diajak berkunjung ke pusat suvenir dan dipersilakan membeli aneka ragam racikan rempah buatan warga.
Terkait rencana ini, Fitnasih mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan 1.000 meter persegi lahan yang akan segera ditanami beragam rempah. ”Karena rencana ini direalisasikan di tengah pandemi Covid-19, maka kami pun nantinya berencana menanam 19 jenis tanaman rempah,” ujarnya.
Warga yang bergabung dalam tim Dolan nDeso Karangrejo telah berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat untuk mengintensifkan penanaman rempah-rempah di lahan-lahan kosong desa.
Tidak sekadar menarik kunjungan wisatawan, paket wisata ini diharapkan sekaligus dapat menggugah kesadaran warga agar lebih menghargai rempah-rempah, yang sebenarnya merupakan potensi unggulan desa. ”Dengan mengangkat rempah sebagai objek kunjungan wisatawan, kami berharap warga benar-benar tergerak untuk merawat, melakukan budidaya rempah dengan baik, dan tidak mengabaikan hingga membusuk di pekarangan,” ujarnya.
Padahal, Fitnasih mengatakan, rempah adalah bagian penting dari sejarah peradaban dan budaya bangsa. Rempah, berikut aktivitas pengolahannya menjadi obat-obatan bagi kesehatan, terukir dalam relief di Candi Borobudur dan Candi Pawon.
Saniyah (70), salah seorang warga Desa Karangrejo, mengatakan, dirinya menanam beberapa jenis rempah, seperti kunyit, temulawak, dan temugiring, di pekarangan rumahnya. Dia mengaku, selama ini belum serius memanen dan mengolahnya.
Rempah, berikut aktivitas pengolahannya menjadi obat-obatan bagi kesehatan, terukir dalam relief di Candi Borobudur dan Candi Pawon.
”Saya hanya sesekali memanen, mengambil hasil rempah jika memang membutuhkannya untuk membuat jamu bagi keluarga. Namun, di luar kebutuhan itu, rempah itu biasanya saya biarkan begitu saja, hingga membusuk di kebun,” ujarnya.
Saniyah mengaku, dirinya tidak antuasias memanen karena harga jual rempah relatif sangat rendah. Harga temugiring, misalnya, saat ini hanya Rp 1.500 per kilogram.
Kepala Desa Karangrejo Hely Rofikun mengatakan, sekitar 900 keluarga di wilayahnya menanam berbagai jenis tanaman rempah. Namun, diakuinya, tanaman itu tidak pernah dimanfaatkan secara maksimal dan tidak dirawat dengan baik oleh warga.
Paket wisata edukasi rempah tersebut, menurut Hely, diharapkan dapat menggerakkan semangat warga untuk lebih bersemangat merawat tanaman rempah. Rempah didorong menjadi penggerak ekonomi masyarakat.