Perlengkapan Rumah Tangga dan Kesehatan Topang Penjualan Ritel
›
Perlengkapan Rumah Tangga dan ...
Iklan
Perlengkapan Rumah Tangga dan Kesehatan Topang Penjualan Ritel
Tren positif penjualan barang-barang perlengkapan rumah tangga dan kesehatan tecermin dalam kinerja usaha ritel dan struktur PDB Indonesia pada triwulan II-2020.
Oleh
ERIKA KURNIA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penjualan perlengkapan rumah tangga dan kesehatan menopang bisnis PT ACE Hardware Indonesia Tbk di semester I tahun 2020. Penjualan barang-barang tersebut cenderung naik meski pertumbuhan bisnis usaha ritel tersebut terkontraksi, mengikuti pertumbuhan konsumsi nasional di kuartal II-2020.
Dalam acara Paparan Publik Tahun 2020, di Jakarta, Rabu (5/8/2020), Presiden Direktur PT Ace Hardware Indonesia Tbk Prabowo Widyakrisnadi menyebut kinerja bisnis mereka tidak terlalu buruk meski pembatasan sosial karena pandemi membuat 10-20 persen dari 197 gerai mereka tutup.
Pada semester I-2020, Ace Hardware mencatatkan penjualan bersih Rp 3,65 triliun, turun 7,8 persen dibandingkan dengan semester I-2019 yang sebesar Rp 3,96 triliun. Perolehan laba tahun berjalan mereka di paruh pertama tahun ini juga turun 25,4 persen menjadi Rp 353 miliar dari Rp 474,3 miliar di periode sama tahun lalu.
”Gerai kami hanya sebagian kecil yang ditutup. Tempat kami diizinkan untuk dibuka karena menjual barang kesehatan pencegahan Covid-19, seperti masker dan disinfektan. Produk kami yang variatif juga sedang tren sekarang, seperti sepeda, perlengkapan fitness, dan dekorasi rumah tangga,” tuturnya.
Prabowo mengatakan, ke depan mereka akan tetap berinovasi dengan menyediakan produk yang masih diterima atau dicari masyarakat, seperti produk kesehatan terkait adaptasi kebiasaan baru. Untuk meningkatkan minat belanja, penerapan protokol kesehatan yang ketat di semua gerai juga dipastikan di setiap gerai.
Di samping gerai fisik, pelanggan juga bisa melakukan pembelian produk secara daring melalui ruparupa.com dan marketplace. Meski demikian, pemasaran dan penjualan digital yang berkontribusi kurang dari 5 persen tidak akan seekspansif penjualan luar di toko fisik.
Pertumbuhan ekonomi
Tren positif penjualan barang-barang perlengkapan rumah tangga dan kesehatan juga tecermin dalam struktur produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada triwulan II-2020 yang laporannya dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini.
BPS melaporkan, seluruh komponen PDB tumbuh negatif secara tahunan dengan total minus 5,32 persen. Komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga, yang mendominasi sebagian besar PDB Indonesia, juga tumbuh negatif di angka 5,51 persen.
Dalam konferensi pers virtual hari ini, Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penjualan eceran mengalami kontraksi pada seluruh kelompok penjualan, di antaranya makanan, minuman, tembakau, bahan bakar kendaraan, perlengkapan rumah tangga, dan sandang.
”Semua komponen konsumsi rumah tangga mengalami kontraksi kecuali komponen perumahan dan perlengkapan rumah tangga, kesehatan, serta pendidikan,” kata Suhariyanto.
Pengeluaran untuk barang perumahan dan perlengkapan rumah tangga tumbuh positif 2,36 persen pada triwulan II-2020 secara tahunan. Diikuti kategori kesehatan dan pendidikan 2,02 persen.
Pengurangan pengeluaran rumah tangga terjadi pada komponen makanan dan minuman, selain restoran, dengan minus 5,51 persen. Penurunan terdalam terjadi pada komponen transportasi dan komunikasi yang minus 15,33 persen, lalu restoran dan hotel, yakni minus 16,53 persen.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey, yang dihubungi Kompas, hari ini, berpendapat, kontraksi penjualan eceran konsumsi rumah tangga juga sudah diprediksi berdampak pada bisnsi ritel.
Aprindo memprediksi bisnis ritel sepanjang triwulan II-2020 terkontraksi minus 2,5-2,6 persen.
Mengutip Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia (BI), ia mengatakan, bisnis ritel terpengaruh penurunan penjualan riil yang terparah terjadi pada Mei 2020, yaitu minus 20,6 persen.
Nilai itu turun dari minus 16,9 persen di April 2020 dan periode sama tahun lalu yang masih tumbuh 7,7 persen. Penurunan disumbang penjualan produk sandang, produk budaya dan rekreasi, suku cadang dan aksesori, serta bahan bakar kendaraan bermotor.
Konsumsi membaik
Pada semester II-2020, industri ritel dan penjualan ritel diharapkan tumbuh lebih baik daripada semester I Adaptasi kebiasaan baru yang memulihkan dunia usaha mulai Juni 2020 diharapkan meningkatkan daya beli yang berimplikasi pada konsumsi rumah tangga.
”Juni diprediksi ada perbaikan karena ada PSBB transisi, tetapi tetap masih minus,” kata Roy yang mengutip survei BI yang memproyeksikan penjualan eceran hanya minus 14,4 persen secara tahunan.
Direktur Utama PT Pefindo Biro Kredit (PBK) Yohanes Arts Abimanyu, dalam konferensi pers virtual, kemarin, juga berharap tingkat konsumsi yang diukur dari nilai dan volume kredit melalui lembaga jasa keuangan meningkat.
”Walaupun pertumbuhan kredit sampai akhir tahun ini diprediksi masih berkisar 2-3 persen, sumber kredit banyak dari konsumsi diprediksi meningkat sejalan dengan dukungan kebijakan pemerintah, seperti stimulus kredit melalui bank pemerintah dan skema peminjaman untuk korporasi,” ujarnya.