Sejumlah perempuan kepala keluarga aktif berkomunitas. Selain bertujuan memperbanyak jejaring usaha, keterlibatan dalam organisasi memberi peluang dalam pengembangan usaha mereka.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA/IQBAL BASYARI
·3 menit baca
Bagi Anita Trisusilowati (50), kesibukannya mengembangkan usaha aromaterapi bukan halangan untuk mengurus anak semata wayangnya. Meski berstatus sebagai orangtua tunggal, Anita tetap memantau proses pendidikan anaknya sambil terus menggerakkan ekonomi keluarga, sekaligus menjadi pengurus beberapa organisasi.
”Mengurus organisasi jangan dianggap beban, tetapi justru menjadi pergaulan untuk mencari peluang, terutama untuk mengembangkan usaha,” kata Bendahara Asosiasi Handycrafts Jatim di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (4/8/2020).
Anita yang juga menjadi humas e-UKM & Cooperation Lobbying Surabaya ini juga gencar menggelar pertemuan, pameran, serta kegiatan yang melibatkan pelaku usaha di Surabaya. ”Sangat sibuk, dan sering keluar kota, sebelum pandemi Covid-19, semua untuk mencari peluang pasar bagi anggota organisasi, sampai bisa menjalin kerja sama dengan pembeli dari luar negeri,” ujar Anita yang merintis usaha produk aromaterapi sejak 2003.
Usaha yang digelutinya pun mengalir saja, karena berbisnis sambil mengikuti pendidikan anaknya yang kini sudah duduk di bangku SMA (sekolah menengah atas). Produk aromaterapi yang diproduksinya pun makin banyak jenisnya karena peminatnya makin luas. ”Saya memproduksi sesuai dengan pesanan dan permintaan saja, tidak terlalu memaksakan diri,” kata Anita.
Jika semula ia memproduksi aromaterapi hanya untuk konsumsi pribadi, kini banyak pengelola hotel, kafe, restoran, salon kecantikan, dan tempat kebugaran memakai produknya. Varian dan aroma produk terus bertambah sesuai yang diinginkan pasar. Justru ide banyak dari permintaan konsumen, dan ketika dipasarkan peminatnya juga semakin bervariasi. Jadi banyak bertemu konsumen, relasi, dan sesama pelaku usaha ikut mendongkrak pamor bisnisnya.
Mengurus organisasi jangan dianggap beban, tetapi justru menjadi pergaulan untuk mencari peluang, terutama untuk mengembangkan usaha.
Bahkan, konsumen cenderung menjadi pelanggan loyal karena pembeli diperlakukan sebagai saudara. Di tengah kesibukan sebagai kepala keluarga, Anita merasa mengurus beragam organisasi itu tak pernah menyulitkan dirinya karena dia menjalaninya secara sukarela. Tugas utamanya ialah mengurus organisasi untuk melakukan pendekatan serta menjalin kerja sama dengan pengelola hotel, restoran, bahkan instansi pemerintah dan swasta.
Organisasi yang melibatkan dirinya seluruhnya terkait dengan dunia bisnis sehingga perlu rutin menggelar pameran, acara, kontak bisnis, sampai membuka gerai di hotel atau restoran. ”Saya perlu rutin menjalin kerja sama dengna berbagai pihak termasuk mengandeng komunitas dan organisiasi lain sehingga bisnis semua anggota organisiasi berkembang. Artinya maju bersama lebih mudah, terutama mencari pasar dan peluang baru,” ujar Anita yang juga mengurusi Bidang Pelatihan & Pengembangan Dekranasda Kota Surabaya.
Sementara itu, Wiwit Manfaati, perempuan yang bergelut di usaha kerajinan tangan, mengaku, berorganisasi membuat pengalamannya semakin bertambah. Pengalaman itu juga dimanfaatkan untuk memperluas pasar bisnis kerajinan yang digeluti.
Saat ini, Wiwit mengikuti empat organisasi, di antaranya, Pahlawan Ekonomi dan Pembina Paguyuban UKM Kecamatan Karang Pilang. Di organisasi ini, dia membagikan pengalamannya menekuni bisnis agar semakin banyak masyarakat yang bisa mandiri seperti dirinya.
”Semua ada jadwalnya. Asalkan bisa membagi waktu, pekerjaan, organisasi, dan keluarga bisa berjalan beriringan,” ujarnya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, perempuan bisa menebar inspirasi melalui berorganisasi tanpa melupakan hakikatnya sebagai ibu rumah tangga. Asal bisa mengatur waktu, perempuan bisa memberikan manfaat bagi orang-orang di sekitarnya.
Risma yang selain menjadi Wali Kota Surabaya juga menjadi Presiden Asosiasi Pemerintah Daerah se-Asia Pasifik (UCLG ASPAC) ini mengaku mendapat banyak manfaat dari organisasi yang diikuti. ”Saat pandemi Covid-19, bantuan untuk Surabaya datang dari sejumlah negara berkat UCLG ASPAC,” katanya.