Pemkot Surabaya memacu sektor perdagangan untuk meningkatkan perekonomian warga saat pandemi Covid-19. Perdagangan mulai kembali menggeliat sejak Juni 2020.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, memacu sektor perdagangan untuk menggairahkan kembali perekonomian yang turun akibat pandemi Covid-19. Perdagangan dilaksanakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, di Surabaya, Rabu (5/8/2020), mengatakan, pihaknya telah membentuk tim untuk pemulihan ekonomi. Tim berasal dari beberapa organisasi pemerintah daerah yang berkaitan dengan ekonomi dan kesehatan.
”Secara umum, perekonomian di Surabaya sudah mulai membaik sejak dua bulan lalu. Kami berharap tren ini terus meningkat,” katanya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, perekonomian di Jatim pada triwulan II-2020 mengalami kontraksi 5,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Penurunan pertumbuhan ekonomi di Jatim bahkan lebih besar daripada nasional yang mengalami penurunan 5,32 persen.
Secara umum, perekonomian di Surabaya sudah mulai membaik sejak dua bulan lalu. Kami berharap tren ini terus meningkat. (Tri Rismaharini)
”Hampir semua subkategori industri tumbuh minus kecuali industri makanan dan minuman serta industri kimia, farmasi, dan obat tradisional,” ujarnya. Sedangkan industri yang tumbuh di antaranya sektor pertanian, informasi dan komunikasi, serta jasa pendidikan.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Surabaya Wiwik Widayati mengatakan, perdagangan di Surabaya mulai mengalami kenaikan sejak Juli 2020, terutama sektor mikro. Hal itu ditunjukkan dari omzet sentra UKM yang menjadi tempat jualan produk-produk UMKM Surabaya.
Di 12 lokasi sentra UKM atau Surabaya Square, penjualan produk-produk cukup tinggi pada triwulan I-2020. Memasuki triwulan II, omzet menurun hingga 80 persen karena wisatawan yang berkunjung ke Surabaya anjlok. ”Ada lebih dari 500 UMKM yang memasarkan produknya di sentra UKM,” ucapnya.
Wiwik menuturkan, pihaknya terus mendampingi pelaku UMKM agar bisa melewati kesulitan saat pandemi Covid-19. Salah satunya dengan terus memberikan pelatihan untuk mengasah kreativitas. Selain itu, pihaknya juga melatih pelaku UMKM melakukan promosi agar produknya dilirik oleh masyarakat.
Agus Wahyudi dari bagian Humas Pahlawan Ekonomi mengatakan, perdagangan dari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah pada triwulan II mengalami penurunan. Sebagian besar mengalami penurunan omzet hingga 50 persen.
Mulai naik
Namun, sejak Juli 2020, sebagian UMKM mulai menunjukkan kenaikan omzet, bahkan cenderung mulai normal seperti sebelum pandemi. ”Beberapa UMKM bahkan omzetnya lebih besar ketika pandemi daripada sebelum ada Covid-19,” tuturnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat Irvan Widyanto mengatakan, berdasarkan pantauan di tempat perdagangan, seperti toko, minimarket, dan pusat perbelanjaan, tingkat kepatuhan dari pengelola untuk melaksanakan protokol kesehatan mencapai 88 persen. Sedangkan tingkat kepatuhan dari karyawan yang bekerja di tempat tersebut mencapai 87 persen dan pengunjung 89 persen.
”Kami terus melakukan pemantauan di kawasan-kawasan perdagangan agar roda perekonomian masayarakat bisa terus berputar dan tetap aman dengan mematuhi protokol kesehatan,” kata Irvan.