Warga Kota Tegal Inginkan Keterbukaan Data Terkait Covid-19
›
Warga Kota Tegal Inginkan...
Iklan
Warga Kota Tegal Inginkan Keterbukaan Data Terkait Covid-19
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengimbau kepala daerah di wilayahnya untuk terbuka terkait data Covid-19. Meski demikian, masih ada kepala daerah yang belum terbuka demi menjaga citra positif di daerahnya.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Sebagian masyarakat Kota Tegal, Jawa Tengah, berharap data terkait perkembangan kasus Covid-19 dipaparkan terbuka. Hal itu diyakini bisa meningkatkan kewaspadaan masyarakat di tengah pandemi.
Yerry Noveli (45), warga Kelurahan Debong Tengah, Kecamatan Tegal Selatan, mengatakan, jika data jumlah pasien Covid-19 tidak dibuka, masyarakat akan terus merasa aman dan abai protokol kesehatan.
”Saya khawatir, kalau terus ditutupi seperti ini, orang-orang akan merasa aman untuk pergi tanpa masker dan berkerumun. Pemerintah harus mau jujur dan terbuka, jangan hanya mikir pencitraan,” ucap Yerry di Tegal, Rabu (5/8/2020).
Warga Kota Tegal lainnya, Gendra (29), mengatakan, gugus tugas harus lebih gencar mengampanyekan penerapan protokol kesehatan. Alasannya, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia terus bertambah.
”Perlu pendekatan baru dan segar untuk menyosialisasikan protokol kesehatan, misalnya dengan memanfaatkan media sosial. Kalau pesan terkait protokol kesehatan tidak sampai, saya rasa masyarakat masih akan terus enggan menerapkan protokol kesehatan,” katanya.
Keinginan itu semakin kuat saat sebagian warga Kota Tegal dikagetkan pesan berantai yang disebarkan melalui aplikasi percakapan WhatsApp pada Rabu. Dalam pesan berantai itu disebutkan, sejumlah petugas di Puskesmas Tegal Timur, Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Kota Tegal, dan Dinas Kesehatan Kota Tegal terpapar Covid-19.
Salah seorang kerabat pasien positif membenarkan kabar itu. Sedikitnya sembilan petugas kesehatan di Tegal Timur terkonfirmasi positif berdasarkan hasil tes usap yang dilakukan Sabtu siang.
Akan tetapi, Wakil Wali Kota Tegal Muhamad Jumadi mengatakan belum bisa mengomentari hal ini. Dia baru akan memberikan keterangan resmi pada Jumat (7/8/2020) setelah kembali dari dinas luar kota. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal Sri Primawati Indraswari juga mengatakan hal serupa.
”Saya tadi WA (Whatsapp) pak wakil (wali kota), (katanya) tunggu pak wakil hari Jumat,” ujar Prima.
Seperti sebelumnya, penambahan kasus positif Covid-19 di Kota Tegal tidak selalu diumumkan. Hingga Rabu, laman corona.tegalkota.go.id hanya menyebutkan ada penambahan dua kasus positif Covid-19 dan satu pasien sembuh.
Dalam webinar yang diselenggarakan Sekolah Pascasarjana Magister Epidemiologi Universitas Diponegoro, Sabtu (1/8/2020), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan, masih ada kepala daerah yang sengaja tidak melakukan tes agar tidak ada penambahan kasus di daerahnya. Menurut Ganjar, hal itu dilakukan untuk membangun citra positif bahwa kasus Covid-19 di daerahnya terkendali.
”Hari gini para politisi masih membangun citra untuk kemudian menyembunyikan data dan tak mengerjakan sesuatu? Waduh, ini sesuatu yang bahaya dan fatal,” kata Ganjar.
Ganjar menambahkan, keterbukaan data penting agar pengendalian penyebaran Covid-19 di suatu daerah bisa optimal. Keterbukaan data juga berkaitan dengan strategi pelacakan, tes, dan perawatan (Kompas.id, 1/8/2020).
Sementara itu, Bupati Pemalang Junaedi yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 kembali bekerja di kantornya, Rabu pagi. Pada hari pertamanya kembali bekerja di kantor, Junaedi mengundang sejumlah wartawan untuk membagikan pengalamannya menjadi pasien Covid-19.
Junaedi mengatakan, dirinya dituduh pura-pura terpapar Covid-19 oleh sejumlah pihak. Tuduhan itu tidak lantas membuat Junaedi berkecil hati.
”Lucu, ya, saya positif Covid-19 betulan kok dibilang hoaks? Kalau saya pura-pura atau ada politisasi ya enggaklah, siapa, sih, yang mau mengorbankan semuanya,” ucap Junaedi.
Menurut Junaedi, pasien Covid-19 harus memiliki imunitas tubuh yang baik agar cepat sembuh. Salah satu cara untuk meningkatkan imunitas adalah bergembira dan berpikiran positif.
Dalam kesempatan itu, Junaedi juga berpesan agar masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan. Selama vaksin belum ditemukan, penerapan protokol kesehatan, seperti menjaga jarak, memakai masker, dan rajin mencuci tangan merupakan benteng untuk melindungi diri dari Covid-19.