Pemeriksaan Sampel Usap Kota Jayapura Terkendala Infrastruktur
›
Pemeriksaan Sampel Usap Kota...
Iklan
Pemeriksaan Sampel Usap Kota Jayapura Terkendala Infrastruktur
Pemeriksaan Covid-19 melalui sampel usap di Kota Jayapura belum optimal sesuai dengan standar dari WHO. Padahal, kasus tertinggi positif Covid untuk wilayah Provinsi Papua berada di Jayapura.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Pemeriksaan sampel usap di Kota Jayapura, Papua, belum sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Keterbatasan infrastruktur uji sampel masih menjadi kendala utamanya.
Jayapura menjadi daerah terbanyak kasus Covid-19 dengan 1.868 orang. Sebanyak 1.078 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit, karantina terpusat, ataupun isolasi mandiri di rumah. Sebanyak 765 orang lainnya tercatat sembuh.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura Ni Nyoman Sri Antari memaparkan, pemeriksaan tes usap baru sekitar 5.000 orang. Padahal, sesuai standar WHO, bila penduduk Kota Jayapura mencapai 400.000 orang, pemeriksaan yang dilakukan setidaknya mencapai 20.000 orang.
”Pemeriksaan sampel usap di laboratorium masih rendah. Prosesnya memakan waktu yang lama,” kata Sri, Kamis (6/8/2020).
Sri menuturkan, Pemerintah Kota Jayapura sebenarnya sudah memiliki enam unit alat tes cepat molekuler (TCM). Selain untuk sampel usap, alat ini digunakan memeriksa bakteri tuberkulosis. Namun, enam unit TCM ini tersebut belum dapat digunakan. Alasannya, dibutuhkan catridge untuk mengaktifkannya.
”Kami berharap pemerintah pusat dapat membantu penyediaan catridge untuk mengoperasikan enam TCM. Harapannya dengan tambahan alat tersebut, maka pemeriksaan sampel usap dapat berjalan lebih masif,” kata Sri.
Juru bicara Satuan Tugas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua, Silwanus Sumule, mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk penyediaan tambahan fasilitas pemeriksaan sampel usap dan catridge.
”Kami akan mendapatkan tambahan empat unit mobil PCR dari pemerintah pusat. Mudah-mudahan dengan bantuan maka pemeriksaan Covid-19 di tengah masyarakat semakin meningkat,” kata Silwanus.
Sementara itu, anggota DPRD Papua, Thomas Sondegau, mengatakan, penanganan Covid-19 harus jadi perhatian penting. Wabah penyakit rentan meluas karena Papua memiliki masalah minimnya fasilitas dan tenaga kesehatan.
”Kami berharap pemerintah pusat serius membantu pemerintah daerah di Papua, seperti menyiapkan fasilitas pemeriksaan Covid-19 yang memadai. Jangan hanya di daerah tertentu saja yang mendapatkan perhatian dari pusat,” kata Thomas.