“Sekolah” Darurat di Kantor Camat
Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, menyediakan layanan internet cuma-cuma untuk membantu siswa-siswi dari keluarga miskin agar dapat mengikuti pembelajaran jarak jauh secara dalam jaringan (”online”).
Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, menyediakan layanan internet cuma-cuma untuk membantu siswa siswi dari keluarga miskin agar dapat mengikui pembelajaran jarak jauh secara dalam jaringan (online). Proses belajar mengajar terpaksa dilakukan secara jarak jauh karena situasi masih dalam masa wabah Covid-19 (Coronavirus disease 2019) akibat virus korona jenis baru (SARS-CoV-2).
Kegembiraan seolah terpancar dari 20 murid sekolah dasar (SD) yang bermasker untuk mencegah penularan Covid-19 saat ditemui di pendapa Kantor Kecamatan Tambaksari, Surabaya, Kamis (6/8/2020) pagi. Mereka hendak mengikuti pembelajaran dengan memanfaatkan internet cuma-cuma di pendapa itu. Anak-anak ini didampingi sejumlah pemuda-pemudi anggota karang taruna dengan tetap memperhatikan jaga jarak fisik.
”Senang sekali di sini karena belajar ada teman-teman,” kata Ferlita, murid kelas VI SD Negeri Ploso 1.
Kamis itu merupakan hari pertama Ferlita belajar di pendapa Tambaksari dengan memanfaatkan fasilitas internet gratis. Selama wabah, Ferlita kesulitan mengikuti pembelajaran daring di rumah karena keterbatasan kemampuan orangtua membelikan paket data internet. Orangtua menjadi gembira ketika ada informasi bahwa Kantor Kecamatan Tambaksari menyediakan fasilitas internet gratis untuk membantu siswa-siswi belajar daring.
”Tambah senang karena belajar di sini didampingi kakak-kakak karang taruna,” ujar Ferlita yang sejak 16 Maret 2020 menjalani pembelajaran jarak jauh.
Baca juga: Tes, Lacak, dan Isolasi Menjadi Kunci Pembukaan Sekolah
Meski demikian, gadis yang tetap ceria ini berharap wabah Covid-19 segera bisa diatasi dan berlalu. Ferlita sudah amat kangen dengan teman-teman dan guru sekolah. Bagi anak ini, pembelajaran tatap muka di sekolah tetap lebih menyenangkan daripada secara daring dan berkelompok kecil.
Tambah senang karena belajar di sini didampingi kakak-kakak karang taruna.
Anak lainnya, Narendra Rama Pramuditha, siswa kelas VI SD Negeri Tambaksari 1, mengatakan, belajar berkelompok di pendapa lebih menyenangkan daripada di rumah. Di kediaman, masalah yang muncul adalah kesulitan keuangan membeli paket data internet dan keandalan jaringan.
”Di pendapa sinyalnya bagus. Di rumah sinyalnya jelek juga tidak punya paket internet,” kata Narendra.
Seperti Ferlita, teman barunya, Narendra mengatakan amat merindukan belajar di sekolah. Namun, situasi yang belum memungkinkan membuat anak lelaki ini maklumi. Untunglah ada layanan internet gratis yang bisa diakses sehingga masalah sinyal buruk dan kesulitan membeli paket data internet teratasi.
Baca juga: Pemerintah Diharapkan Fokus Mencari Solusi Persoalan Pembelajaran Jarak Jauh
Pendataan
Camat Tambaksari Ridwan Mubarun mengatakan, pembelajaran di pendapa merupakan upaya bersama, terutama yang didorong anggota karang taruna setempat. ”Karang taruna mendata siapa saja anak-anak dari keluarga tidak mampu dan mengundang untuk belajar bersama di pendapa,” katanya.
Meski pembelajaran secara berkelompok, lanjut Ridwan, petugas kecamatan dan karang taruna mencoba menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Peserta didik diwajibkan memakai masker dan selama kegiatan rutin cuci tangan dengan sabun. Anak-anak juga duduk berjarak minimal 1 meter dengan lainnya untuk mengantisipasi penularan. ”Anak-anak juga dijemput dan diantar teman-teman karang taruna,” kata Ridwan.
Layanan jemput dan antar bertujuan memastikan anak-anak tetap aman. Selain itu, meredam kecemasan orangtua yang masih khawatir dengan situasi penularan wabah Covid-19. Dengan jemput antar, anak-anak juga bisa dipastikan tidak mampir-mampir atau bermain tanpa pengawasan keluarga selepas proses belajar di pendapa.
”Jika ada warga yang belum terdata dan kesulitan mengakses internet, silakan manfaatkan layanan di pendapa ini,” kata Ridwan.
Baca juga: Tunda Buka Sekolah Tatap Muka, Utamakan Keselamatan Anak
Warung kopi
Berbeda dengan ”adik-adiknya”, Bintang Siahaan, siswa SMK Negeri 12 Surabaya, memanfaatkan layanan internet gratis di warung kopi untuk mengikuti pembelajaran daring. Beberapa hari lalu, Bintang datang ke warung kopi Pitulikur di Jalan Ngagel yang menyediakan internet gratis sekaligus teh hangat khusus untuk siswa siswi yang ingin belajar daring.
”Di rumah terkadang sinyalnya buruk dan paket cepat habis sehingga uang keluar banyak dan kasihan orangtua,” kata Bintang.
Bintang mengatakan, adanya internet gratis di warung kopi diketahui dari media sosial dan teman-teman sekolah. Sebagian dari mereka kemudian datang ke warung kopi untuk membuktikan informasi itu yang ternyata benar.
Kecepatan internet sudah ditingkatkan dan posisi siswa sudah disesuaikan agar tetap aman dari penularan Covid-19.
Namun, di warung kopi, mereka juga was was sebab yang ada di sana juga termasuk konsumen dari masyarakat umum. ”Intinya enggak lama-lama dan sudah dapat izin dari orangtua kalau pergi ke sini cari internet gratis,” kata Bintang.
Baca juga: Balai RW di Surabaya Sediakan Internet Gratis untuk Pelajar
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya Muhammad Fikser mengatakan, pihaknya telah menyediakan akses internet gratis di lebih dari 1.300 balai RW, kantor kelurahan, dan kantor kecamatan untuk pelajar yang kesulitan membeli paket data. Di tempat itu, petugas akan memastikan seluruh siswa mematuhi protokol kesehatan, seperti menggunakan masker dan jaga jarak.
”Kecepatan internet sudah ditingkatkan dan posisi siswa sudah disesuaikan agar tetap aman dari penularan Covid-19,” kata Fikser.
Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur Akhmad Muzakki mengatakan, tindakan aparatur dan masyarakat pengelola usaha menyediakan layanan internet gratis patut diapresiasi. Namun, dalam pelaksanaan pembelajaran daring secara berkelompok di suatu tempat, lanjut Muzakki, harus memperhatikan aspek keselamatan kesehatan siswa siswi. Jangan sampai anak-anak malah tertular Covid-19 di tempat belajar secara berkelompok.
”Yang sulit adalah memastikan penerapan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin untuk mencegah penularan,” kata Muzakki.
Baca juga: Surabaya Siapkan Skenario Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah
Pembelajaran tatap muka
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo mengatakan, hingga saat ini pembelajaran tatap muka di sekolah belum bisa dilaksanakan. Siswa diminta tetap mengikuti pembelajaran jarak jauh dengan difasilitasi Pemkot Surabaya.
Selain menyediakan akses internet gratis, pembelajaran juga dilakukan melalui siaran televisi lokal. Ada dua TV lokal, yakni SBO TV dan TV9, yang menyiarkan materi setiap pagi. ”Dalam siaran itu, siswa bisa berinteraksi langsung dengan guru melalui sambungan telepon,” ujarnya.
Adapun terkait rencana pembelajaran tatap muka di sekolah, Supomo menyatakan, hal itu masih dalam tahap uji coba. Simulasi masih dilakukan tanpa melibatkan siswa dan hanya diikuti oleh guru-guru. ”Dalam simulasi, kami akan mengantisipasi hal-hal yang kemungkinan dilakukan oleh siswa sekaligus mencegah penularan di sekolah,” katanya.
Sedangkan untuk tingkatan SMA dan SMK, kata Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi, pihaknya masih melakukan pembahasan. ”Waktu pelaksanaannya belum bisa dipastikan karena baru akan dibahas serta melihat situasi wabah Covid-19,” ujarnya.
Baca juga: Pelajar SD dan SMP di Surabaya Belajar melalui Televisi Lokal
Menurut Wahid, ada sejumlah persyaratan ketat yang harus dipenuhi penyelenggara SMA dan SMK untuk mengadakan pembelajaran secara tatap muka. Ini mengacu pada Peraturan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 pada masa Pandemi Corona Virus Desease 2019 (Covid-19).
Syarat-syarat yang harus dipenuhi antara lain persetujuan dari gugus tugas Covid-19 kabupaten/kota, persetujuan dari orangtua atau wali pelajar, dan telah melalui serangkaian tahapan uji coba secara memuaskan dalam hal penerapan protokol kesehatan. Uji coba akan dilaksanakan mulai Selasa (18/8).
”Uji coba nanti juga memperhatikan status wabah di setiap kabupaten/kota,” ujar Wahid yang sebelumnya menjabat Asisten Perekonomian dan Pembangunan Jatim.
Kabupaten/kota dengan kategori zona merah atau tingkat penularan wabah Covid-19 masih tinggi hanya diperkenankan melaksanakan uji coba maksimal 25 persen dari jumlah SMA/SMK yang ada. Untuk zona jingga dan kuning bisa diadakan di 50 persen. Selain itu, jam belajar dikurangi separuh dari situasi normal.
”Untuk zona hijau ternyata belum bisa tatap muka berdasarkan hasil rapat koordinasi yang dipimpin Menteri Pendidikan dan Kebudayaan beberapa hari lalu,” kata Wahid yang juga pernah menjabat Kepala Dinas Perhubungan Jatim.
Baca juga: Tak Perlu Buru-buru Buka Sekolah
Terkait pembukaan kembali sekolah, Muzakki mengingatkan kemutlakan penerapan protokol kesehatan secara ketat jika proses pembelajaran secara tatap muka akan dilaksanakan dalam waktu dekat. ”Harus mengutamakan keselamatan dan kesehatan siswa-siswi,” kata Muzakki, guru besar pada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya.
Sejak berangkat sampai kembali, keselamatan dan kesehatan siswa-siswi harus diperhatikan. Mereka amat disarankan sarapan yang bergizi dan bervitamin, mengukur tes suhu badan, dan berpelindung diri (masker, sarung tangan, dan pelindung wajah). Jika kondisi tubuh sehat dan bugar, pelajar harus diantar orangtua atau wali yang juga harus bebas dari Covid-19.
Di sekolah, setiap pelajar harus melewati bilik disinfektan dan cuci tangan dengan sabun dan air secara rutin, terutama selama proses pembelajaran. Mereka sepatutnya membawa bekal makanan dan minuman untuk mencegah niat jajan yang belum terbukti aman dari Covid-19. Selesai pembelajaran, siswa siswi dijemput dan harus segera dipulangkan atau dilarang mampir apalagi berkerumun untuk mencegah penularan.
Penyelenggara sekolah harus legawa dan tidak boleh memaksa seorang pelajar tidak hadir karena belum diizinkan orangtua atau wali. Untuk itu, penyelenggara tetap perlu memperhatikan dan memperbaiki pelayanan pendidikan dalam jaringan (online) yang berjalan dalam masa wabah.