logo Kompas.id
Tunggu Investigasi Pemerintah
Iklan

Tunggu Investigasi Pemerintah

Ledakan dahsyat yang menyebabkan ratusan orang meninggal dan terluka diduga disebabkan oleh amonium nitrat. Namun, penyebab pasti ledakan masih diselidiki.

Oleh
Editor
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Gb53IgFn9ys1-DppUfFH6bnVAl0=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2F20200804-Foto-1B-ganti-lagi_90882361_1596640853.jpg
AFP/ANWAR AMRO

Gumpalan asap membubung ke angkasa kota Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020), akibat ledakan di area pelabuhan. Hingga pukul 24.00 WIB, sedikitnya 10 orang tewas dan belum diketahui penyebab ledakan. Ledakan menyebabkan balkon dan kaca gedung di sekitar area hancur berantakan. Peristiwa ini terjadi tiga hari sebelum pembacaan vonis bagi terdakwa kasus pembunuhan Perdana Menteri Lebanon Rafik al-Hariri yang tewas dalam serangan bom tahun 2005.

Ledakan dahsyat yang menyebabkan ratusan orang meninggal dan terluka diduga disebabkan oleh amonium nitrat. Namun, penyebab pasti ledakan masih diselidiki.

Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab menegaskan, dugaan sementara penyebab ledakan adalah simpanan 2.750 ton amonium nitrat. Bahan kimia yang biasa dipakai untuk pupuk dan bom pertambangan itu disita pemerintah, dan disimpan sejak 2014 di gudang pelabuhan tanpa langkah-langkah pengamanan. Ledakan pada Selasa (4/8/2020) itu begitu kuat hingga terasa di Cyprus, 180 kilometer dari Beirut. ”Saya akan mengejar siapa yang bertanggung jawab, meminta bertanggung jawab dan menghukumnya,” katanya.

Editor:
kompascetak
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000