Fabio Quartararo mendapat tantangan untuk membuktikan dirinya layak memuncaki klasemen MotoGP di Sirkuit Brno, yang kurang sesuai dengan karakter YZR-M1, akhir pekan ini. Dia akan ditekan oleh para pemacu Ducati.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
BRNO, KAMIS — Brno bukanlah sirkuit yang ramah bagi para pebalap Yamaha. Dalam sembilan tahun terakhir, hanya sekali pemacu YZR-M1 memenangi balapan seri Ceko itu, yaitu Jorge Lorenzo pada 2015. Jika akhir pekan ini ada pebalap Yamaha yang bisa meraih podium tertinggi di sirkuit favorit para pebalap Ducati dan Honda ini, dia layak diperhitungkan sebagai kandidat juara.
Balapan seri Ceko, 7-9 Agustus ini, menjadi tantangan besar bagi pemuncak klasemen pebalap, Fabio Quartararo yang dijuluki ”El Diablo”. Pebalap tim Petronas Yamaha SRT itu mengumpulkan 50 poin dari dua kemenangan di Jerez. Sirkuit di Spanyol yang panas itu dinilai sesuai dengan karakter YZR-M1 yang unggul di tikungan sehingga menguntungkan para pebalapnya. Pada dua seri awal itu, para pebalap Yamaha memang dominan. Quartararo dan Maverick Vinales (Monster Energy Yamaha) selalu finis pertama dan kedua.
Namun, di Brno dengan tempertur aspal yang tidak terlalu panas dan banyak trek lurus, mereka tidak akan mendapat keuntungan seperti di Jerez. Itu terlihat dari catatan dua pebalap pabrikan Yamaha, di mana Vinales baru bisa sekali naik podium di Brno saat finis ketiga pada 2017. Sementara Valentino Rossi terakhir memenangi balapan di Brno pada 2009 dan terakhir naik podium di Ceko pada 2016.
Rossi yang dua pekan lalu finis ketiga, podium pertamanya sejak di Austin pada 2019, memiliki motivasi lebih di Brno, yaitu meraih podium ke-200 di ajang MotoGP. Ini juga sirkuit istimewa bagi pebalap berusia 41 tahun itu karena tempat dia meraih kemenangan pertama di kelas 125 cc pada 1996. ”Itu sesuatu yang tidak pernah bisa saya lupakan,” ujar Rossi yang kini di posisi keenam.
Catatan kurang bagus para pebalap Yamaha itu di Brno menuntut racikan strategi jitu untuk mengungguli para pebalap Ducati, seperti Jack Miller dan Francesco Bagnaia (Pramac), serta pebalap pabrikan Ducati, Andrea Dovizioso. Bagnaia menunjukkan potensinya saat mengejar Valentino Rossi pada seri kedua di Jerez, sebelum keluar dari balapan karena motornya rusak. Sementara Miller mengaku tidak bisa menggunakan gigi transmisi enam di Jerez sehingga kehilangan kecepatan.
”Brno adalah trek yang membuat kami bisa memaksimalkan kekuatan motor Desmosedici GP kami, tetapi itu tidak akan cukup karena kami harus langsung mengawali dengan sangat baik sejak sesi latihan bebas Jumat,” tegas Dovizioso.
Musim lalu Dovizioso finis kedua di belakang pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, yang pekan ini absen karena masih menjalani pemulihan cedera lengan kanannya. Dia akan digantikan oleh pebalap penguji, Stefan Bradl. Marquez diharapkan kembali balapan pada seri keempat di Austria.
”Brno adalah trek yang sangat saya sukai. Kami tahu dari tahun lalu bahwa kami bisa cepat di sana dan kami memiliki performa meskipun ini bukan tempat terbaik untuk motor kami,” ujar Quartararo yang musim lalu finis ketujuh di Brno saat berstatus rookie.
”Ada banyak tikungan yang sangat bagus di sana, tetapi tikungan terakhir adalah yang terbaik. Anda harus memasuki tikungan dengan sangat cepat tetapi juga bersiap mengambil jalur yang sempurna untuk trek lurus. Sangat menyenangkan pergi ke sana setelah memenangi dua balapan dan kami menantikan pertarungan meraih podium akhir pekan ini. Harapan kami sangat tinggi dan saya tidak sabar menunggu,” tegas pebalap berusia 21 tahun itu kepada MotoGP, Rabu (5/8/2020).
Jika memenangi balapan di Brno, Quartararo akan menyamai rekor Kenny Roberts yang tiga kali finis terdepan di awal musim 1980. Sejak era pebalap Amerika Serikat itu di ajang GP500, tidak ada pebalap Yamaha yang bisa meraih hattrick. Kini peluang itu terbuka bagi El Diablo, julukan yang diambil dari motif iblis pada helm Quartararo saat awal meniti karier balap.
Quartararo jelas akan memaksimalkan keunggulan YZR-M1 di tikungan untuk mengungguli para pebalap Honda dan Ducati. Namun, syarat memaksimalkan keunggulan motor Yamaha itu adalah start di baris terdepan dan memimpin setelah tikungan pertama.
Jika mereka di belakang para pebalap Ducati atau Honda, sulit untuk memaksimalkan keunggulan motor Yamaha di tikungan. Mereka dipaksa menurunkan kecepatan menyesuaikan motor di depannya, Honda dan Ducati, sehingga tipis peluang untuk mendahului karena di trek lurus YZR-M1 kalah cepat dari Desmosedici dan RC213V (Honda). Kesulitan itu dialami oleh Quartararo ataupun Vinales musim lalu.
Tantangan itu justru membuat Vinales lebih termotivasi. Dia sedang dalam suasana hati yang positif setelah dua kali runner-up di Jerez. ”Secara umum, dua kali balapan di Jerez hasilnya bagus, motor bekerja dengan baik, meskipun dalam cuaca yang sangat panas, sesuatu yang biasanya membuat kami kesulitan. Melihat kemajuan ini membuat saya semakin bersemangat dan ingin tahu apa yang bisa kami raih di Brno akhir pekan ini,” ujar Vinales dikutip Crash.