logo Kompas.id
Program Organisasi Penggerak...
Iklan

Program Organisasi Penggerak Dinilai Tidak Sensitif Krisis

Polemik program Organisasi Penggerak yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan masih berlanjut. Sejumlah kalangan meminta pemerintah memikirkan urgensi pelaksanaan program tersebut.

Oleh
Mediana
· 6 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/z5TaTfrH6DVfpmdw1wnYzkY6toU=/1024x655/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2FIMG_20200221_171010_1582287388.jpg
KOMPAS/MEDIANA

Suasana pembukaan Konferensi Kerja Nasional Persatuan Guru Republik Indonesia, Jumat (21/2/2020), di Kemayoran, Jakarta Pusat. Dalam konkernas ini, PGRI mempunyai agenda strategis untuk internal dan eksternal.

JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah pihak berharap pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mempertimbangkan ulang urgensi pelaksanaan Program Organisasi Penggerak yang diluncurkan sebagai bagian dari kebijakan Merdeka Belajar pada Maret 2020. Selain karena evaluasi program tersebut masih berjalan, pemerintah perlu menimbang kebutuhan belajar mengajar saat pandemi.

Dosen Universitas Negeri Jakarta, Rakhmat Hidayat, saat dihubungi, Kamis (6/8/2020), di Jakarta, berpendapat, konsep Program Organisasi Penggerak (POP) sejak diluncurkan Maret 2020 sudah tidak tepat karena tidak ada urgensi mendasar. Program ini tidak sensitif terhadap krisis pandemi Covid-19 yang sekarang terjadi.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000