Portland Trail Blazzers semakin menunjukkan dominasinya sejak kelanjutan musim NBA. Semua itu tidak lepas dari performa menakjubkan Damian Lillard.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
ORLANDO, JUMAT — Guard Portland Trail Blazers, Damian Lillard, lagi-lagi menunjukkan dirinya sebagai salah satu pemain terbaik sejak kelanjutan NBA di Orlando. Sinar Lillard semakin mencerahkan jalan Blazers ke play off setelah membawa timnya menang atas Denvers Nuggets lewat sumbangan double-double, 45 poin dan 12 asis.
Lillard jadi bintang kemenangan Blazers atas Nuggets, 125-115, pada Jumat (7/8/2020) WIB di Orlando. Sang pemain yang terkenal dengan kelincahannya itu sukses menghujani pertahanan Nuggets lewat 11 kali lemparan tiga angka.
Lemparan jarak jauhnya sangat sulit dijaga lawan. Lillard mengambil jarak lebih jauh, sekitar 1-2 meter dari garis tiga angka, saat melempar. Kepercayaan diri Lillard sangat tinggi pada laga ini karena akurasi dari area luarnya mencapai 61,1 persen.
Dalam laga itu, Lillard seperti menjelma menjadi seorang Stephen Curry, megabintang Golden State Warriors yang terkenal akan lemparan jauhnya. Gaya Curry berhasil membawa Warriors menembus lima final NBA sebelumnya.
Kegemilangan Lillard membuat Pelatih Nuggets Mike Malone geram terhadap anak asuhnya saat jeda pertandingan. Dia membangunkan pemainnya untuk bertahan dengan benar. ”Kami seperti tidak sadar yang dilawan adalah Lillard. Seharusnya tidak memberikan dia kesempatan melempar tiga angka ataupun menutup ruang penetrasinya,” ucap Malone selepas laga kepada ESPN.
Pertahanan Nuggets yang dipimpin Nikola Jokic memang tidak punya pilihan. Saat dijaga di area luar, Lillard bisa menerobos ke area dalam lewat kecepatan dribelnya. Dia semakin sulit dijaga karena sering melakukan kombinasi pick and roll bersama sang pemain besar Jusuf Nurkic yang menyumbang 22 poin.
Situasi pick and roll membuat dua pemain bertahan Nuggets berhadapan dengan Lillard dan Nurkic. Ketika pertahanan fokus pada Lillard, bola justru diberikan kepada Nurkic yang tinggal memasukkan bola di dekat keranjang tanpa penjagaan. Hal itu pun membuat Lillard juga produktif sebagai pengumpan lewat 12 asis.
Nuggets mencoba melawan dengan aksi forward Michael Porter Jr yang menyumbang 27 poin. Namun, ritme mereka selalu dirusak produktivitas lawan. Adapun Jokic lebih banyak berperan sebagai pengatur serangan dengan 13 asis dan hanya 9 poin.
Kemenangan ini menjadi kejutan lagi bagi Blazers. Dalam rentang dua hari, mereka mengalahkan dua tim empat besar, Nuggets dan Rockets. Ini membuat mereka sebagai salah satu tim unggulan selama di Orlando.
Performa magis Lillard membawa timnya mendekati posisi play off. Blazers hanya selisih satu kemenangan untuk merebut peringkat kedelapan Wilayah Barat milik Memphis Grizzlies. Tentu ini pencapaian luar biasa bagi Blazzers yang sebelum kelanjutan liga berjarak empat kemenangan dari Grizzlies.
”Saya sadar itu, ketika kami tiba di sini, kami akan semaksimal mungkin memanfaatkan peluang yang ada. Sejauh ini kami berhasil. Saya datang ke Orlando karena tahu tim ini masih punya peluang tampil di play off,” kata Lillard yang rata-rata mencetak 31,2 poin per gim sejak kelanjutan NBA.
Kondisi puncak Lillard menyempurnakan skuad Blazers yang sudah lengkap di Orlando. Mereka bisa tampil bersama dua pemain bertubuh besar, Zach Collins dan Nurkic, yang nyaris absen sepanjang musim akibat cedera. Lillard sendiri didukung oleh dua mesin skor, seperti CJ McCollum dan pemain veteran Carmelo Anthony.
Di sisa empat pertandingan, Blazers masih akan bertemu dengan Los Angeles Clippers, Dallas Mavericks, Philadelphia 76ers, dan Brooklyn Nets. Dari lawan-lawan yang tersisa, hanya Clippers yang bisa dikatakan sebagai ancaman berarti bagi mereka.
Peluang Blazers mengisi unggulan kedelapan Wilayah Barat pun semakin besar. Jika bisa mengunci posisi tersebut, mereka akan bertemu unggulan teratas LA Lakers di babak pertama play off. Terkait kans itu, Pelatih Blazzers Terry Stots tidak mau berspekulasi. ”Saya ingin sekali mencari tahu jawabannya,” ucapnya. (AP)