China Kembali Jatuhkan Hukuman Mati pada Warga Kanada
›
China Kembali Jatuhkan Hukuman...
Iklan
China Kembali Jatuhkan Hukuman Mati pada Warga Kanada
China menjatuhkan hukuman mati pada Ye Jianhui, seorang warga Kanada, dalam kasus penyalahgunaan narkoba. Ye menjadi warga Kanada keempat yang dijatuhi hukuman mati di China dalam dua tahun ini.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
BEIJING, JUMAT — Vonis hukuman mati yang dijatuhkan pengadilan China kepada Ye Jianhui, warga Kanada, bisa memperuncing hubungan kedua negara yang sudah buruk sejak 2018. Ye dihukum mati oleh Pengadilan Menengah Kota Foshan, Provinsi Guangdong, China, Jumat (7/8/2020), karena narkoba.
Ye menjadi warga Kanada keempat dalam kasus narkoba yang dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan China dalam kurun waktu kurang dari dua tahun ini. Ia terbukti memproduksi dan mengedarkan narkoba.
Seorang tersangka lain dalam kasus itu juga dijatuhi hukuman mati dan empat lainnya dihukum antara 7 tahun penjara dan seumur hidup. Hukuman mati otomatis dirujuk ke pengadilan tertinggi China untuk peninjauan.
Hubungan Kanada-China telah memanas sejak penangkapan Meng Wanzhou, CEO Huawei, oleh Kanada pada akhir 2018 di Vancouver. Penangkapan itu atas permintaan AS yang menginginkan Meng diekstradisi untuk menghadapi tuduhan penipuan atas kesepakatan Huawei dengan Iran.
Beijing berang dan menyebut penangkapan Meng bermotif politik yang bertujuan untuk membatasi kebangkitan China sebagai kekuatan teknologi global.
Hukuman Ye dijatuhkan sehari setelah Xu Weihong, juga warga Kanada, divonis hukuman mati oleh Pengadilan Menengah Kota Guangzhou, Guangdong.
Penyelundup narkoba asal Kanada lainnya, Robert Schellenberg, dijatuhi hukuman mati dalam persidangan ulang mendadak tak lama setelah penangkapan Meng. Seorang warga Kanada lagi, Fan Wei, dihukum mati pada April 2019 karena terkait jaringan narkoba multinasional.
Otoritas China juga menahan mantan diplomat Kanada, Michael Kovrig, dan pengusaha Kanada, Michael Spavor, hanya beberapa pekan setelah penangkapan Meng. Keduanya dituduh melakukan kejahatan keamanan nasional China. Namun, sejauh ini tidak diungkapkan jenis kejahatan itu.
China juga telah menempatkan pembatasan pada berbagai ekspor Kanada ke China, termasuk minyak biji canola. Langkah-langkah itu dinilai sebagai upaya Beijing agar otoritas Kanada membebaskan Meng. Meng sendiri dilaporkan tinggal di tempat tinggalnya di Vancouver dalam status tahanan rumah.
Tidak merinci
Terkait vonis mati terhadap Ye, pihak pengadilan tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang tuduhan terhadapnya dan para terpidana lain. Namun, situs web Yangcheng Evening News di Guangzhou mengatakan, Ye dan salah satu terdakwa, Lu Hanchang, bersekongkol dengan orang lain untuk memproduksi dan mengangkut narkoba pada Mei 2015-Januari 2016.
Polisi menyita 218 kilogram kristal putih yang mengandung senyawa kimia metilendioksimetamfetamina (MDMA) dari sebuah ruangan dalam bangunan yang ditinggali keduanya. Barang bukti lain adalah 9,84 gram MDMA di dalam tas.
Seperti banyak negara Asia lainnya, China memberikan hukuman yang keras bagi orang-orang yang memproduksi dan menjual narkoba di luar kewenangan.
Pertumbuhan ekonomi yang mendorong kenaikan kekayaan warga China serta proses transformasi negara itu sebagai pusat perdagangan dunia telah menarik semakin banyak orang asing–produsen dan pengedar narkoba–ke China sebagai pasar domestik.
Pada bulan Desember 2009, pengusaha Inggris berdarah Pakistan, Akmal Shaikh, dieksekusi mati setelah dinyatakan bersalah karena menyelundupkan heroin. Eksekusi tetap dilakukan meskipun ada seruan pengampunan dengan alasan saat itu Akmal mengalami gangguan mental.
China diyakini mengeksekusi lebih banyak penjahat setiap tahun daripada gabungan semua negara lain. Meskipun angka sesungguhnya merupakan rahasia negara, jumlah orang yang dieksekusi mati per tahun di China diperkirakan mencapai 2.000 orang.
Atas vonis mati yang dijatuhkan kepada Ye, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, mengatakan, China ”adalah negara di bawah aturan hukum dan organ peradilan yang relevan menangani kasus ini secara independen sesuai dengan hukum yang berlaku di negara itu”.
Wang menyinggung penahanan Meng oleh otoritas Kadana. Ia menyatakan, penahanan Meng adalah ”insiden politik yang serius” dan sekali lagi menyerukan pembebasannya.
”Mengenai hubungan China-Kanada, China tak bertanggung jawab atas kesulitan yang dihadapi dalam hubungan China-Kanada saat ini,” kata Wang. ”Pihak Kanada benar-benar tahu inti masalah tersebut.” Hingga Kamis malam WIB belum ada respons resmi Kanada atas kasus Ye. (AP/AFP)