Pemerintah menambah kuota peserta Kartu Prakerja di Gelombang IV, yakni dari 300.000 orang menjadi 800.000 orang. Penambahan itu diharapkan turut mendongkrak konsumsi.
Oleh
Agnes Theodora
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Keputusan pemerintah menambah kuota peserta program Kartu Prakerja ditempuh bersamaan dengan program baru bantuan sosial bagi pekerja bergaji di bawah Rp 5 juta per bulan. Dengan tambahan uang di kalangan pekerja, konsumsi masyarakat diharapkan meningkat sehingga menggerakkan perekonomian Indonesia lebih kencang.
Setelah sempat dua bulan ditutup, pendaftaran gelombang IV Kartu Prakerja akhirnya akan dibuka kembali, Sabtu (8/8/2020). Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiharso mengatakan, kuota pendaftar program semibansos itu akan ditambah menjadi 800.000 peserta dari kuota pada gelombang sebelumnya, yakni 300.000 peserta.
”(Tambahan) ini untuk mendorong daya beli dan konsumsi masyarakat. Target kami, triwulan III-2020 ini ekonomi tidak lagi tumbuh minus dengan bantuan bagi pekerja,” kata Susiwijono dalam konferensi pers peluncuran gelombang IV Kartu Prakerja yang digelar secara virtual, Jumat (7/8).
Pendaftaran gelombang IV kembali dibuka setelah pemerintah merevisi perangkat hukum bagi program yang dianggarkan Rp 20 triliun itu. Setelah merevisi Peraturan Presiden Nomor 36/2020, pemerintah merevisi aturan pelaksana dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 11/2020.
Susiwijono mengatakan, besaran insentif dan bantuan yang diberikan kepada pekerja pada gelombang IV akan tetap sama seperti sebelumnya, yakni Rp 3,5 juta untuk empat bulan berturut-turut. Bantuan itu terdiri dari insentif biaya pelatihan sebesar Rp 1 juta, insentif uang saku Rp 600.000 per bulan selama empat bulan, serta biaya pengisian survei Rp 100.000.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan dan Daya Saing Koperasi dan UKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rudy Salahuddin mengatakan, 80 persen dari kuota pendaftar di gelombang IV atau 640.000 orang akan diprioritaskan untuk pekerja terdampak pandemi yang terdata oleh Kementerian Ketenagakerjaan.
Per Agustus 2020, Kementerian Ketenagakerjaan mencatat, 2,1 juta pekerja kehilangan pemasukan selama pandemi karena mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) serta diliburkan tanpa upah (unpaid leave). Pada Kartu Prakerja gelombang I-III, hanya segelintir pekerja terdata yang mendaftar sebagai peserta program.
”Orang-orang ini yang akan kita prioritas untuk masuk dalam program Kartu Prakerja. Kami akan jemput bola untuk memastikan mereka ini mendaftarkan diri,” kata Rudy.
Kejar konsumsi
Pada triwulan II-2020, ekonomi Indonesia terkontraksi 5,32 persen. Komponen konsumsi rumah tangga yang selama ini paling berkontribusi terhadap struktur produk domestik bruto (PDB) Indonesia tumbuh minus 5,51 persen.
Semua komponen konsumsi rumah tangga mengalami kontraksi, kecuali perumahan dan perlengkapan rumah yang masih tumbuh positif 2,36 persen serta kesehatan dan pendidikan yang masih tumbuh 2,02 persen. Kedua komponen ini tetap tumbuh positif karena kebutuhan dan permintaan yang masih tinggi meskipun di tengah pandemi.
Direktur Eksekutif Institute for Development on Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan, konsumsi makanan dan minuman sebagai kebutuhan mendasar masyarakat pun ikut turun. Sebelumnya, pada triwulan I-2020, konsumsi makanan dan minuman masih tumbuh 5,01 persen. Namun, pada triwulan II-2020 minus 0,71 persen.
”Artinya, ada indikasi, masyarakat sudah mulai mengencangkan ikat pinggang, bahkan untuk kebutuhan hidup paling mendasar bagi mereka, yaitu porsi makan. Ada ancaman pemenuhan kebutuhan hidup dasar,” ujar Tauhid.
Oleh karena itu, perlu ada peningkatan program bantuan sosial untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan dasar serta menggerakkan perekonomian Indonesia yang sangat bergantung pada belanja penduduknya. Apalagi, sejauh ini, program perlindungan sosial yang alokasi anggarannya Rp 203,9 triliun, baru terserap 38 persen per akhir Juli 2020.
Selain Kartu Prakerja, pemerintah juga mengeluarkan program bansos baru bagi para pekerja yang berpenghasilan di bawah Rp 5 juta per bulan. Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan, program subsidi ini ditargetkan berjalan September 2020. Ada 13,8 juta pekerja swasta yang tercatat di BP Jamsostek memiliki gaji di bawah Rp 5 juta per bulan.
Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir mengatakan, program ”gaji tambahan” ini akan beriringan dengan Kartu Prakerja untuk mendorong konsumsi masyarakat.