Pemerintah mempercepat penyerapan anggaran pemulihan untuk koperasi dan usaha mikro, kecil, menengah yang sampai 7 Agustus 2020 baru terserap Rp 36,82 triliun atau 29,8 persen dari total alokasi.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah berupaya mempercepat realisasi penyerapan program Pemulihan Ekonomi Nasional untuk koperasi dan usaha mikro, kecil, menengah atau PEN KUMKM. Realisasi PEN KUMKM per 7 Agustus 2020 sekitar Rp 36,82 triliun atau setara 29,8 persen dari total anggaran PEN yang disiapkan bagi KUMKM, yakni Rp 123,46 triliun.
Khusus PEN KUMKM berupa pembiayaan investasi kepada koperasi melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM, dana yang terserap mencapai Rp 440 miliar atau 44 persen dari Rp 1 triliun yang disiapkan.
”Saya sudah sampaikan kepada Menteri Keuangan, kemungkinan pada akhir September atau awal Oktober sudah bisa (terserap) 100 persen. Dengan demikian, dimungkinkan untuk ditambah kembali sesuai kebutuhan,” kata Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop dan UKM) Teten Masduki, Jumat (7/8/2020).
Penyerapan subsidi bunga sebesar Rp 845,22 miliar, penempatan dana untuk restrukturisasi melalui bank anggota Himbara Rp 35,219 triliun, serta belanja imbal jasa penjaminan melalui Askrindo dan Jamkrindo terealisasi Rp 319 miliar.
Program PEN KUMKM terus dievaluasi dan saat ini memasuki tahap percepatan. ”Oleh karena itu, perlu jemput bola. Karena itu, saya sekarang keliling daerah agar kepala dinas, pemerintah daerah, serta penggiat UMKM dan koperasi segera mengajukan permintaan-permintaan restrukturisasi,” ujar Teten.
Agung, pelaku UMKM di Pekalongan, Jawa Tengah, mengatakan, program PEN KUMKM membantu usahanya di saat pandemi. Apalagi akibat Covid-19, dia mengalami kesulitan membayar cicilan.
Dihubungi secara terpisah, Sekretaris Kemenkop dan UKM Rully Indrawan mengajak masyarakat mencintai dan membeli produk UMKM. Pembelian produk UMKM akan membantu memulihkan usaha mereka yang saat ini menurun akibat pandemi Covid-19.
”Komitmen masyarakat mengonsumsi produk dalam negeri dapat membuat ekonomi kita hidup kembali,” kata Rully melalui siaran pers, Jumat.
Ketua Umum DPP Himpunan Pengusaha Mikro dan Kecil Indonesia (Hipmikindo) Syahnan Phalipi, beberapa waktu lalu, menuturkan, pada kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang, UMKM membutuhkan stimulus langsung. Stimulus dapat berwujud uang ataupun dukungan lain, semisal penundaan pembayaran angsuran dan sebagainya.