Jauh sebelum dunia melambat karena pandemi Covid-19, duo elektronik asal Inggris, Honne, telah melambatkan dunia dengan musik yang mereka mainkan.
Oleh
YUNIADHI AGUNG
·4 menit baca
Jauh sebelum dunia melambat karena pandemi Covid-19, duo elektronik asal Inggris, Honne, telah melambatkan dunia dengan musik yang mereka mainkan. Kini, saat semua bergerak pelan, Honne justru melangkah maju dengan mantap bersama album terbarunya, No Song Without You.
Barangkali tidak banyak yang mengenal Honne. Jika mencari informasi di internet, tidak banyak media yang memberitakan. Namun, lihatlah laman Youtube. Satu lagu mereka, ”Location Unknown”, dari album Love Me/Love Me Not (2018), telah ditonton sebanyak 70 juta kali.
Konser mereka bukanlah sebuah pertunjukan musik yang ditonton puluhan ribu penggemar di sebuah gedung besar. Panggung musik mereka tidaklah besar, tetapi selalu terasa intim karena dekatnya musik mereka dengan perasaan pendengarnya.
Honne dikendalikan James Hatcher dan Andy Clutterbuck. Keduanya memainkan berbagai instrumen yang berasal dari alat musik dan bunyi-bunyian rancangan digital. Komandonya James sebagai perancang musik dan produser, sementara Andy sebagai penyanyi serta menjadi penghubung ke telinga dan mata penggemarnya. Honne (dalam kata di bahasa Jepang diartikan sebagai perasaan tulus) memainkan musik yang jujur, sederhana, dan langsung menghunjam ke hati pendengarnya.
Meski genrenya musik elektronik, Honne dengan tidak sewenang-wenang memainkan irama mesin dengan ugal-ugalan. Justru mereka mengerem kencang dan menyajikannya menjadi sebuah racikan musik yang sangat mudah diterima telinga. Irama-irama dengan beat rendah dan tidak memprovokasi telinga membuat siapa pun akan menerima lagu yang Honne sajikan.
Ketukan-ketukan lagunya yang pelan dan lumayan membuat rileks menjadi kekuatan dari Honne. Ini yang membuat siapa yang mendengar musik Honne akan dengan mudah jatuh cinta. Cobalah pilih momen terindah di hidupmu dan berilah latar lagu Honne, maka momen itu akan menjadi lebih sempurna.
Rasa nyaman
Saat tampil di Jakarta pada November 2019, jelas terlihat bahwa penggemar Honne yang menonton konser sangat menikmati momen bersama Honne. Temaram lampu panggung membuat suasana klop. Penonton menyanyikan kata per kata dari setiap lagu yang dimainkan Honne pada malam itu. Mereka menggoyangkan badan dengan pelan, memejamkan mata, dan mencoba menghargai setiap waktu yang ada.
Dalam perbincangan dengan Kompas di belakang panggung sebelum konser dimulai, James dan Andy menggambarkan musik Honne seperti sebuah pelukan hangat yang memberi rasa nyaman ketika orang mendengarkannya.
”Kami menerima banyak sekali pesan yang mengatakan bahwa lagu-lagu kami membantu mereka melewati masa-masa sulit dan menjadi lebih positif. Kami rasa hal seperti ini yang ingin kami lakukan terus-menerus,” ujar James.
Dekapan hangat itu berlanjut saat Honne meluncurkan album (mereka menyebutnya dengan mixtape) bertajuk No Song Without You. Ini adalah album ketiga Honne setelah Warm on a Cold Night (2016) dan Love Me/Love Me Not (2018). Di album No Song Without You ini, formula tenang menghanyutkan musik Honne tetap dipertahankan.
Dalam album terbaru ini, Honne membuat lagu yang temanya tentang cinta, perasaan mendasar manusia yang selalu menjadi bagian dari perjalanan hidup mereka. Syairnya dibuat dengan kalimat sederhana tanpa makna yang tersimpan. Meski terlihat naif, semuanya diucapkan dengan jujur.
Lagu ”No Song Without You” yang menjadi pembuka album terbaru Honne ini, misalnya, menegaskan bahwa hal sepele dalam kehidupan bisa menjadi makna yang mendalam kalau sudah menjadi urusan cinta. Irama pelan ketika masuk ke lagu ”No Song Without You” mengingatkan pada lagu-lagu Jack Johnson atau Kings of Convenience yang kental nuansa folk, lembut dan tidak terburu-buru.
Meski demikian, Honne sedikit menaikkan kecepatan lagunya hingga sukses menjauh dari bayang-bayang lagu terbaik yang pernah mereka buat, yaitu ”Warm on a Cold Night”. Selipan-selipan bunyi digital menjadi bunga-bunga indah yang membingkai lagu ini.
Honne melanjutkan level album ini dengan lagu ”Free Love” yang lebih dinamis meski tetap dilantunkan dengan tempo musik yang teratur. Permainan bas di ”Free Love” membuat pendengar dibuat bangun dari mimpi-mimpi indah.
Honne menyusun lagu-lagu di album No Song Without You sebagai sebuah blok dengan lorong-lorong yang menyambung dan dapat diakses dari sisi mana pun. Dipilih mendengarkan secara berurutan atau acak, tidak terasa bedanya. Benang merah album ini adalah cinta dan irama.
Album No Song Without You ini terasa pas dirilis saat pandemi. Ketika kelelahan menerpa semua manusia, datangnya penyejuk hati melalui lagu-lagu Honne. Satu lagu buat untuk mengenang masa ini, lagu ”S o c i a l d i s t a n c i n g” (sengaja oleh mereka ditulis dengan spasi antarhuruf) menjadi pernyataan jujur semua.
”Stay the hell away from me/I don’t touch, just see/It’s a sad reality/Stay the hell away from me (stay the hell away)/While the world’s in quarantine/I was singing in my dreams/It’s a fucked up reality/But stay the hell away from me (stay the hell away from me/)Let me hear you sing it/Stay the hell away from me (away from me)”.
Honne mengajak pendengarnya bernyanyi dan bergoyang bersama, menghibur mereka, dan sejenak melupakan susahnya masa pandemi ini. Yakinlah bahwa setelah ini akan ada banyak lagu yang bisa dinyanyikan dengan ceria dan gembira.