Valtteri Bottas tak mengendurkan tekanan pada rekan setimnya di Mercedes, Lewis Hamilton. Kekuatan mental dan kerja keras menempatkan pebalap Finlandia itu di posisi start terdepan pada seri Perayaan 70 Tahun Formula 1.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·6 menit baca
NORTHAMPTONSHIRE, SABTU — Valtteri Bottas tidak pernah menyembunyikan hasratnya untuk menjadi juara dunia Formula 1. Dia pernah menunjukkan kekecewaannya dengan ”menghilang” di kampung halamannya, Finlandia, seusai musim 2018. Bottas diyakini tidak puas terhadap kebijakan tim yang memprioritaskan Hamilton dalam persaingan juara. Dia kembali dengan segar pada 2019 dengan finis kedua, dan kini berada dalam kondisi terbaik untuk meraih gelar juara.
Bottas memanfaatkan masa lockdown selama pandemi Covid-19 untuk memperbaiki mental dan fisiknya. Ini masa jeda balapan yang sangat jarang diperoleh para pebalap Formula 1. Persiapan yang lebih panjang menghadapi musim ini membuat Bottas merasa lebih siap untuk bersaing dalam perebutan gelar juara.
”Saya merasa lebih lengkap sebagai seorang pebalap, dan juga secara fisik, saya di puncak sekarang, jadi semoga itu bisa benar-benar terwujud, tetapi saya sangat percaya diri secara mental. Saya berada di tempat yang bagus dan saya akan mencurahkan segalanya, tanpa keraguan,” tegas Bottas saat tes privat Mercedes di Silverstone, pertengahan Juni lalu.
Mantan pebalap Renault itu kini memiliki kesempatan yang bagus, berbekal kemenangan pada seri pertama di Austria. Dia kemudian mengalami kesulitan pada seri kedua hingga keempat yang semuanya dimenangi oleh Hamilton. Kendala itu tak menyurutkan motivasi Bottas untuk melenting dan kembali meraih kemenangan. Setelah hasil seri keempat yang mengecewakan, pekan lalu di Silverstone, Bottas tampil mengesankan pekan ini.
Dia mampu memaksa dirinya tampil lebih baik dan mengalahkan Hamilton pada sesi kualifikasi, Sabtu (8/8/2020). Dia mencetak waktu 1 menit 25,154 detik mengungguli Hamilton yang membukukan 1 menit 25,217 detik. Sementara posisi start ketiga diraih oleh Nico Hulkenberg yang mengisi posisi Sergio Perez (Racing Point) yang menjalani karantina mandiri menyusul positif Covid-19. Adapun Max Verstappen (Red Bull), yang menggunakan mesin baru Honda, start dari posisi keempat.
”Ini terasa menyenangkan. Saya menyukai kualifikasi, khususnya saat berlangsung dengan baik. Saya hanya ingin mengeluarkan yang terbaik dari diri saya dan mobil,” tegas Bottas kepada Formula 1.
”Ini setelan yang bagus dibandingkan dengan pekan lalu. Ini terasa lebih baik. Ini mobil yang mengagumkan, ini sangat cepat. Tentu saja target utama saya adalah memenangi balapan dan saya mengawali dari posisi yang bagus. Pace (saya) bagus. Saya akan berusaha meraih start yang bagus seperti yang saya lakukan pekan lalu dan juga dengan mentalitas, berjuang dan memenangi balapan,” lanjut pebalap berusia 30 tahun itu.
Bottas selalu finis terdepan dalam dua balapan terakhirnya saat dirinya start dari posisi pertama. Ini akan menjadi tantangan bagi Hamilton untuk kembali meraih poin maksimal. ”Ini tidak terlalu bagus, tetapi Valtteri membalap dengan bagus. Ini bukan lap terakhir yang sempurna,” kata Hamilton.
Pebalap asal Inggris itu pekan lalu finis terdepan dengan ban depan kiri pecah. Dia nyaris gagal finis karena kesulitan mengendalikan mobil pada tikungan terakhir. Kondisi ban yang tidak mampu bertahan hingga akhir balapan diyakini mengubah strategi pit stop tim-tim F1. ”Saya tidak berpikir akan banyak yang bisa bertahan dengan ban lunak. Ini sangat tidak mungkin banyak yang melakukan satu pit stop,” lanjut Hamilton.
Strategi dua kali pit stop sepertinya akan dipilih oleh sebagian besar tim setelah melihat pecah ban yang dialami oleh Hamilton, Bottas, dan pebalap McLaren, Carlos Sainz Junior. Perubahan strategi ini berpotensi membuat persaingan lebih hidup, selain hadirnya Hulkenberg di posisi depan. Mantan pebalap Renault dan Racing Point itu seolah tidak pernah meninggalkan F1 saat membawa mobil RP20 melesat ke barisan depan. Pekan lalu, dia batal menjalani balapan karena mobilnya gagal dihidupkan.
”Ini beberapa hari yang gila. Pekan lalu adalah Sabtu yang sangat tinggi dan kemudian rendah pada Minggu. Saya membuat ini sulit pada Q2. Saya takut saya merusak mobil. Saya sedikit terkejut berada di sini, tetapi saya memiliki senyum lebar di wajah saya,” ujar Hulkenberg terkait hasil kualifikasinya.
Masalah Ferrari
Pada seri kedua di Inggris ini, performa mobil Ferrari belum juga membaik. Kedua pebalap mereka, Charles Leclerc dan Sebastian Vettel, masing-masing meraih posisi start kedelapan dan ke-12. Ini posisi start yang tidak menguntungkan karena akan sulit meraih podium jika tidak ada insiden seperti pekan lalu, di saat Leclerc bisa finis ketiga. Itu pun dimungkinkan karena Leclerc start dari posisi keempat.
Pekan ini juga tidak ideal bagi Ferrari karena mengalami masalah pada mesin, yang membuat Vettel tidak bisa melanjutkan sesi latihan kedua pada Jumat. Mobil SF1000 Vettel mengalami penggantian komponen ICE (internal combustion engine), turbo, dan MGU-H. Penggantian komponen yang sama juga dilakukan pada mesin Leclerc sebagai langkah antisipasi. Penggantian ini tidak menyebabkan penalti karena Ferrari belum melebihi kuota penggantian mesin.
Kerusakan pada mesin Vettel ini terjadi secara tiba-tiba sehingga Ferrari mengambil langkah antisipasi untuk menyelamatkan balapan. ”Tidak ada peringatan. Ini sangat mendadak dan sudah pasti sebuah kerusakan jadi sekarang kami harus melihat apa ini. Tetapi, ini mungkin akan memerlukan waktu beberapa hari karena mesin akan dikirim kembali (ke Maranello) dan dianalisis,” ujar Vettel.
Vettel mengawali musim ini dengan sangat buruk akibat performa SF1000 yang menurun jauh dibandingkan dengan SF90 musim lalu, terutama dalam kecepatan. Kondisi ini mempersuram musim terakhirnya bersama Ferrari yang dia bela sejak 2015. ”Kami mencoba sejumlah hal. Saya pikir secara umum kami sedikit lebih bahagia, tetapi sudah pasti tidak terlalu (senang) lagi sehingga kami harus melihat kembali. Saya pikir kami masih bisa mencoba dan memperbaiki mobil dari saat ini, tetapi mungkin hal-hal kecil dan semoga kami akan sedikit lebih kompetitif,” ujar pebalap asal Jerman itu.
SF1000 juga memiliki masalah pengendalian bagi Vettel dan Leclerc. Bahkan, Leclerc menilai mobil baru tim ”Kuda Jingkrak” itu sulit dipahami responsnya terhadap perubahan ban sehingga sangat sulit dikendalikan. Namun, perlahan mereka mulai menemukan solusi atas kemunduran performa, salah satunya kehilangan kecepatan dengan ban berkompon medium di Sirkuit Silverstone. ”Jujur, ini sedikit lebih sulit dibandingkan dengan Jumat lalu, tetapi kami terus bekerja keras untuk memahami lebih baik ban-ban ini,” ujar Leclerc.
”Kami melakukan langkah yang cukup besar dalam hal daya cengkeram antara medium dan lunak, di mana itu bukan masalah bagi yang lainnya. Jadi, kami perlu memahami mengapa kami sedikit lebih lambat dengan ban medium,” tegas pebalap asal Monegasque itu.
”Menurut saya, penurunan performa pada ban medium adalah yang paling perlu kami selesaikan karena itu akan penting. Saya pikir banyak mobil akan berusaha lolos pada Q2 dengan ban medium dan kami perlu kompetitif pada ban itu supaya memiliki peluang. Jadi, kami perlu mencurahkan usaha kami untuk itu,” ujar Leclerc.
Ban medium menjadi salah satu kunci untuk memenangi balapan di Silverstone, terutama dengan strategi sekali pit stop untuk mengganti dengan ban keras. Pekan lalu, strategi sekali pit stop membawa konsekuensi kerusakan ban pada sejumlah pebalap, termasuk Lewis Hamilton, Valtteri Bottas, dan Carlos Sainz Junior. Ban kompon keras mereka pecah karena habis bergesekan dengan aspal.