Penularan di Kalangan ASN Terus Meluas, Pemprov Sultra Batasi Perjalanan Dinas
›
Penularan di Kalangan ASN...
Iklan
Penularan di Kalangan ASN Terus Meluas, Pemprov Sultra Batasi Perjalanan Dinas
Angka penyebaran Covid-19 di Sulawesi Tenggara yang melonjak lebih dari 1.000 kasus turut disumbang dari pegawai di lingkup pemerintah provinsi. Perjalanan dinas dibatasi untuk mencegah penyebaran virus.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Angka penyebaran Covid-19 di Sulawesi Tenggara yang terus melonjak hingga lebih dari 1.000 kasus turut disumbang dari aparatur sipil negara di lingkup pemerintah provinsi. Untuk itu, perjalanan dinas dibatasi dan pegawai dilarang berkunjung ke daerah tertentu. Meski demikian, uji swab massal belum bisa dilakukan karena keterbatasan alat.
Sekretaris Daerah Sulawesi Tenggara (Sultra) Nur Endang Abbas menyampaikan, sejumlah kasus positif Covid-19 di lingkup pegawai terus ditemukan beberapa pekan terakhir. Sejumlah dinas dan biro ditutup seiring ditemukannya pegawai yang teridentifikasi positif.
”Kemarin ada dinas ESDM dan inspektorat, juga biro administrasi pembangunan. Saat ini, biro hukum juga ditutup karena kluster penyebaran virus di tingkat pegawai terus ditemukan. Saya belum dapat jumlah pastinya, tetapi dalam sehari ada dua atau tiga orang,” ucap Endang, di Kendari, Minggu (9/8/2020).
Menurut Endang, sebagian pegawai yang teridentifikasi positif Covid-19 diketahui melakukan perjalanan dinas ke beberapa wilayah. Sebagian juga termasuk kontak erat dari rekan kerja atau keluarga yang terpapar virus.
Endang menambahkan, Pemprov Sultra telah membatasi perjalanan dinas di dalam ataupun luar wilayah. Salah satu daerah yang secara spesifik diminta untuk tidak didatangi adalah Baubau karena angka penyebaran kasusnya masih tinggi. Sementara untuk kabupaten lain, diperbolehkan tetapi melalui uji cepat dan karantina mandiri setelah tiba kembali di Kendari.
”Untuk daerah di luar provinsi, sifatnya boleh tetapi harus sesuatu yang betul-betul penting. Kami juga tidak keluarkan disposisi perjalanan dinas jika dianggap tidak penting,” ucapnya.
Saat ini, lanjut Endang, pihaknya juga tengah mempertimbangkan rencana uji swab massal terhadap semua pegawai di lingkup provinsi. Hanya saja, karena alat pengujian yang sering terkendala, rencana tersebut belum bisa segera dilakukan.
Pemprov Sultra tengah mempertimbangkan rencana uji swab massal terhadap semua pegawai di lingkup provinsi. Hanya saja, karena alat pengujian yang sering terkendala, rencana itu belum bisa dilakukan.
Kasus aparatur sipil negara (ASN) di Pemprov Sultra terkonfirmasi positif Covid-19 memang terus bertambah beberapa pekan terakhir. Setelah kantor dinas tenaga kerja dan transmigrasi ditutup karena pegawai terpapar virus, berturut-turut, biro administrasi pembangunan, Inspektorat Sultra, dinas ESDM, juga Biro Hukum Sultra.
Pelaksana tugas Dinas Kesehatan Sultra Ridwan mengatakan, penelusuran kontak erat sedang dilakukan untuk memutus penyebaran virus. Selain itu, uji cepat terus ditingkatkan agar bisa mendeteksi pegawai yang kemungkinan terpapar virus di Pemprov Sultra.
”Mau tidak mau protokol ketat dilakukan, utamanya memakai masker dan menjaga jarak. Kami juga akan mendiskusikan langkah lanjutan jika penyebaran virus terus meluas,” katanya.
Pelaksana tugas Direktur RS Bahteramas dr Hasmuddin menyampaikan, tes massal memang belum bisa dilakukan seiring kemampuan alat yang terbatas. Satu mesin polymerase chain reaction (PCR) yang dimiliki RS Bahteramas juga terkendala karena bekerja secara terus-menerus.
Satu alat lain, yaitu alat tes cepat molekuler (TCM), hanya berfungsi sebagai cadangan, khususnya untuk spesimen prioritas. Jika normal, satu mesin PCR bisa menguji sekitar 120 sampel, sedangkan TCM sebanyak 20 sampel per hari.
Sementara itu, gugus tugas di wilayah terus mengirimkan spesimen dari hasil penelusuran pasien positif. Akhir Juli lalu, 3.000 spesimen menunggu diuji. Sebagian spesimen, lanjut Hasmuddin, dikirim ke laboratorium di Makassar saat alat PCR bermasalah. Kini, alat telah berfungsi kembali tetapi dengan kuantitas spesimen yang sedikit dikurangi.
”Mau tidak mau harus antre agar spesimen bisa diuji semua. Kami juga sudah menghadap Gubernur Sultra terkait keterbatasan alat. Menurut rencana, akan ada pengadaan lagi,” ucapnya.
Hingga Minggu sore, jumlah kasus positif Covid-19 di Sultra telah lebih dari 1.020 kasus. Sebanyak 327 orang dirawat, 17 orang meninggal, dan 693 orang sembuh. Kasus terbanyak di Kota Kendari sebanyak 296 kasus, disusul Kota Baubau mencapai 168 kasus.