Staf Terpapar Virus, Laboratorium Covid-19 di Aceh Tutup
›
Staf Terpapar Virus,...
Iklan
Staf Terpapar Virus, Laboratorium Covid-19 di Aceh Tutup
Operasional Laboratorium Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, dihentikan sementara karena dua pegawainya positif Covid-19. Laboratorium itu ditutup sampel uji virus korona.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Operasional Laboratorium Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, dihentikan sementara karena dua pegawainya positif Covid-19. Selama laboratorium itu ditutup, sampel uji virus korona baru dari Aceh dikirimkan ke Jakarta.
Juru Bicara Penanganan Covid-19 Aceh Saifullah Abdulgani, Minggu (9/8/2020), mengatakan, sterilisasi laboratorium butuh waktu sekitar dua pekan. Sementara disterilkan, puluhan sampel pengujian Covid-19 warga Aceh telah dikirimkan ke Laboratorium Kemenkes di Jakarta dengan konsekuensi hasil tes akan diperoleh lebih lama dari sebelumnya.
Sebenarnya di Aceh masih ada satu laboratorium pemeriksaan Covid-19 milik Universitas Syiah Kuala. Namun, Pemprov Aceh tidak menjalin kerja sama tertulis dengan kampus tersebut sehingga sampelnya terpaksa dikirimkan ke Jakarta. ”Pemprov Aceh masih memiliki perjanjian kerja sama dengan laboratorium Kemenkes di Jakarta,” kata Saifullah.
Saifullah mengatakan, selama menunggu hasil laboratorium dia meminta warga yang telah diambil sampel melakukan isolasi mandiri. Di samping itu, penelusuran dan pemeriksaan terhadap warga yang diduga terpapar Covid-19 tetap dilakukan seperti biasa.
Pada Minggu, terjadi penambahan 31 warga positif Covid-19. Dengan demikian jumlah kasus Covid-19 di Aceh menjadi 578 orang. Aceh mengalami kenaikan kasus signifikan dalam sebulan terakhir karena pemeriksaan semakin masif dan banyak kluster baru dari transmisi lokal.
Saifullah mengatakan, untuk peningkatan jumlah pemeriksaan, Pemprov Aceh memesan dua alat tes usap, polymerase chain reaction (PCR). Penambahan alat tes untuk memaksimal pemeriksaan sampel.
Sementara itu, laboratorium pemeriksaan Covid-19 milik Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh mendapatkan bantuan alat tes dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB).
Kepala Humas Unsyiah Chairil Munawir mengatakan, bantuan yang diberikan adalah tes PCR sebanyak 5.000 tes, viral transport medium penyimpanan sampel 6.000 tes, dan Ribose Nucleotide Acid (RNA) sebanyak 5.000 tes. Nilai bantuan mencapai Rp 1,5 miliar.
Laboratorium PCR Unsyiah hanya memeriksa sampel dari kabupaten/kota yang telah menjalin kerja sama, seperti Aceh Besar, Banda Aceh, Bener Meriah, dan Aceh Jaya. Hingga 4 Agustus 2020, Unsyiah telah memeriksa 4.000 sampel usap.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang Ibnu Aziz mengatakan, untuk mempercepat proses pemeriksaan, pihaknya memesan alat tes Covid-19 sebanyak 1.000 unit. Dengan adanya alat tes, sampel dapat diperiksa di Rumah Sakit Umum Daerah Aceh Tamiang, tanpa harus mengirimkan ke Aceh Besar.
Dengan adanya alat tes, sampel dapat diperiksa di Rumah Sakit Umum Daerah Aceh Tamiang, tanpa harus mengirimkan ke Aceh Besar
Sanksi
Setelah kasus positif Covid-19 melonjak, Pemprov Aceh memperketat pemeriksaan di perbatasan Aceh dengan Provinsi Sumatera Utara. Warga dari Sumatera Utara wajib memperlihatkan surat bebas Covid-19 baru diizinkan masuk ke Aceh.
Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Aceh Saifullah mengatakan, warga yang abai terhadap protokol kesehatan akan dikenai sanksi, seperti teguran lisan, administrasi, dan pencabutan izin usaha.