Pandemi memaksa segenap acara bermigrasi dari ruang fisik ke ruang virtual. Tak terkecuali festival belanja yang biasanya identik dengan kerumunan, transaksi pedagang-pembeli, dan panggung hiburan.
Oleh
M Paschalia Judith J
·4 menit baca
Festival belanja biasanya identik dengan papan-papan dengan angka potongan harga dan diskon. Pengunjung berlalu-lalang, bahkan berkerumun, di setiap kios untuk lebih dekat melihat produk yang ditawarkan. Kini pembatasan jarak fisik akibat pandemi Covid-19 memindahkan kerumunan itu ke ruang virtual.
Biasanya, JakCloth menggelar festival belanja di ruang terbuka, salah satunya di Gelora Bung Karno, Jakarta. Sejumlah tenda diatur berderet dan diisi oleh pemilik jenama (merek) lokal. Di sudut-sudut strategis terdapat panggung hiburan bagi pengunjung.
Pada pergelaran biasanya, suara ingar bingar pengunjung beradu dengan penjaga toko yang menggunakan pengeras suara untuk menawarkan harga miring. Pengunjung pun tampak hilir-mudik di kawasan Senayan itu sambil menenteng tas berlogo jenama lokal kesayangan.
Jenama lokal yang biasanya menyapa pelanggan di tenda kini ”melambaikan tangan” dari layar gawai karena festival belanja digelar JakCloth secara virtual di Tokopedia pada 3-10 Agustus 2020. ”Kami mengambil tema’Indonesia Bangkit’ dengan harapan membangkitkan ekonomi Tanah Air melalui festival belanja daring ini,” kata Project Officer JakCloth, Ryan, saat dihubungi, Minggu (9/8/2020).
Menurut Ryan, JakCloth biasanya secara rutin menggelar festival belanja di luar ruangan hingga tiga kali dalam setahun, yakni dengan tema belanja musim panas pada saat libur tengah tahun, cuci gudang pada jelang akhir tahun, dan belanja untuk Ramadhan-Lebaran. Sebagai adaptasi terhadap pandemi Covid-19, JakCloth kini berpindah ke laman e-dagang, tetapi dengan frekuensi yang sama.
Kolaborasi JakCloth dengan Tokopedia pada Agustus ini bukan yang pertama. Sebelumnya, pada 6-13 Mei 2020 lalu, JakCloth hadir di Tokopedia. Festival pada periode ini mengambil momentum belanja Ramadhan-Lebaran 2020.
Pada Mei lalu, jumlah pemilik jenama yang ikut sebanyak 200 merek. Jumlah ini meningkat menjadi 250 jenama pada festival yang digelar 3-10 Agustus 2020. ”Peningkatan ini disebabkan oleh antusiasme belanja yang tampak pada saat acara JakCloth di Tokopedia pada Mei lalu. Traffic Tokopedia saat itu meningkat hingga 10 kali lipat,” tuturnya.
Dari sejumlah laporan yang didapatkan dari festival Mei itu, Ryan menyebutkan, rata-rata penjualan pemilik jenama meningkat hingga 50 persen dibandingkan dengan gelaran fisik JakCloth pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Pemilik merek pun menyatakan kepuasannya karena festival belanja daring tersebut menjadi penyelamat di tengah lesunya penjualan.
Festival belanja secara daring pun membuat pemilik jenama berkesempatan menjual produknya tanpa harus mengeluarkan dana untuk menyambangi konsumen secara fisik. Sebelumnya, pada JakCloth yang diadakan di Gelora Bung Karno, terdapat sejumlah jenama yang rumah produksinya berada di luar kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Ryan membenarkan hal ini. Biasanya, JakCloth diadakan di sejumlah kota di Pulau Sumatera dan Jawa, seperti Medan, Padang, Jakarta, hingga Surabaya. Jangkauan pasarnya pun hanya berpusat di kota-kota itu. Namun, dengan adanya festival belanja daring, jangkauan konsumen dan pemilik jenama meluas, misalnya hingga Sulawesi Selatan dan Maluku.
Menurut External Communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya, kolaborasi itu merupakan wujud upaya adopsi kanal digital dalam mempertahankan bisnis, membantu masyarakat memenuhi kebutuhan, dan berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi.
”Harapannya, masyarakat Indonesia dapat menemukan berbagai pilihan produk fashion hasil kreator lokal tanpa harus keluar rumah sekaligus memastikan para pelaku usaha tetap dapat beroperasi di tengah pandemi, demi mengakselerasi pemulihan ekonomi Indonesia,” tuturnya.
Kolaborasi ritel
Gelaran Happy Birthday Indonesia atau Hari Belanja Diskon Indonesia (HBDI) 2020 yang diadakan pada 14-30 Agustus 2020 juga ”bermigrasi” ke ruang virtual. Festival HBDI merupakan ajang belanja dari Himpunan Penyewa Pusat Belanja Indonesia (Hippindo) yang biasanya digelar secara fisik sejak 2017.
Tahun ini, HBDI menggandeng sejumlah pemain ekonomi digital, seperti Blibli, Gojek, Lazada, dan Tokopedia. Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah berharap, HBDI 2020 dapat memperkenalkan beragam produk lokal Indonesia secara lebih luas.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo mengharapkan, HBDI 2020 yang berkolaborasi dengan pelaku ekonomi digital dapat memacu perkembangan bisnis UMKM dan pelaku kreatif Tanah Air. Dengan demikian, HBDI 2020 dapat turut membantu menggeliatkan perekonomian nasional.