Sinabung Erupsi Lagi, Sejumlah Wilayah Gelap Dipayungi Abu Pekat
›
Sinabung Erupsi Lagi, Sejumlah...
Iklan
Sinabung Erupsi Lagi, Sejumlah Wilayah Gelap Dipayungi Abu Pekat
Letusan Sinabung setelah setahun tidak erupsi. Masyarakat diminta waspada, tetapi belum ada perintah mengungsi.
Oleh
NIKSON SINAGA
·2 menit baca
KABANJAHE, KOMPAS — Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali erupsi dengan tinggi kolom abu 5.000 meter dan 2.000 meter, Senin (10/8/2020). Sejumlah desa di sekitar Sinabung sempat gelap gulita tertutup hujan abu sangat pekat. Masyarakat diminta mewaspadai aktivitas Sinabung yang meningkat dalam beberapa hari ini.
”Abu vulkanis hasil letusan Gunung Sinabung memapar sejumlah kecamatan di sekitarnya. Masyarakat kini berlindung di dalam rumah agar tidak terpapar abu,” kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo Natanael Peranginangin.
Sinabung meletus pukul 10.16 dan pukul 11.17 saat masyarakat beraktivitas ke ladang, membuka warung, dan berkantor. Letusan itu membuat masyarakat di sekitar Gunung Sinabung berhenti beraktivitas dan langsung pulang ke rumah.
Suasana di beberapa kecamatan yang terpapar abu vulkanis juga gelap. Beberapa kendaraan yang melintas harus menghidupkan lampu utama agar bisa melihat jalan dengan lebih jelas.
Natanael mengatakan, mereka langsung menyiapkan mobil pemadam kebakaran dan kendaraan taktis meriam air kepolisian. Ketika hujan abu sudah reda, mereka langsung membersihkan jalan dari tumpukan abu. ”Kami juga menyiapkan masker untuk dibagikan kepada masyarakat. Namun, saat ini kami meminta masyarakat yang berada di sekitar Gunung Sinabung untuk tetap berada di rumah,” katanya.
Penjagaan di jalan masuk menuju zona merah bahaya letusan Gunung Sinabung pun kini diperketat. Zona merah Gunung Sinabung mencakup radius 3 kilometer dari puncak gunung. Khusus sektor timur-utara zona merah diperluas hingga radius 4 kilometer dan selatan-timur hingga radius 5 kilometer karena merupakan jalur awan panas guguran.
Pengamat di Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Armen Putra, mengatakan, aktivitas vulkanis Gunung Sinabung meningkat beberapa hari ini setelah lebih dari satu tahun tidak meletus. Pada Sabtu (8/8/2020), Sinabung juga meletus tiga kali dengan tinggi kolom 1.000 meter hingga 2.000 meter.
Aktivitas kegempaan Sinabung pun meningkat tajam dengan didominasi gempa vulkanik dalam, gempa embusan, dan frekuensi rendah. Gempa ini mengindikasikan adanya aliran fluida dari dapur magma ke permukaan.
Seiring meningkatnya aktivitas vulkanis, kata Armen, masyarakat diminta mewaspadai bahaya erupsi, awan panas guguran, guguran lava pijar, jatuhan material vulkanis berupa batuan kecil, gas beracun, dan hujan abu pekat. Di lereng gunung juga terdapat material hasil erupsi yang bisa meluncur menjadi lahar hujan saat hujan mengguyur.
Sebelum meletus kembali pada Sabtu, Sinabung terakhir kali meletus pada 9 Juni 2019 dengan tinggi kolom abu 7.000 meter. Letusan itu terjadi setelah status Gunung Sinabung diturunkan dari Awas menjadi Siaga pada 20 Mei 2019.