Walaupun uji klinis fase III belum selesai dilakukan, Rusia telah mengeluarkan izin pemberian calon vaksin Covid-19 buatan Gamaleya Ressearch Institute kepada publik.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
MOSKWA, SELASA — Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia telah menjadi negara pertama di dunia yang memberikan persetujuan izin edar vaksin Covid-19 setelah uji klinis selama kurang dari dua bulan. Moskwa menyebut ini sebagai bukti kehebatan sains Rusia.
Pemberian izin edar itu memberikan jalan bagi vaksinasi seluruh penduduk Rusia meski uji klinis tahap akhir untuk menguji keamanan dan efikasi vaksin Covid-19 masih berlangsung.
Kecepatan Rusia mengembangkan vaksin Covid-19 memperlihatkan tekadnya yang kuat untuk memenangi perlombaan global mengembangkan vaksin Covid-19. Akan tetapi, hal ini memunculkan kekhawatiran bahwa Moskwa lebih mengedepankan wibawa nasional di atas bukti ilmiah dan keamanan.
Putin mengatakan bahwa vaksin yang telah mendapat izin edar yang dibuat oleh perusahaan asal Moskwa, Gamaleya Research Institute, itu aman dan bahkan sudah diberikan kepada salah satu anak perempuannya.
Putin mengatakan, vaksin itu aman dan bahkan sudah diberikan kepada salah satu anak perempuannya.
”Saya tahu bahwa vaksin itu efektif, membentuk kekebalan yang kuat, dan saya ulangi, vaksin itu sudah lolos semua syarat yang dibutuhkan,” tuturnya. Putin berharap pihaknya dapat segera memproduksi massal vaksin tersebut.
Badan perizinan obat dan makanan di seluruh dunia telah menegaskan bahwa keinginan agar cepat memiliki vaksin Covid-19 tidak boleh mengorbankan aspek keamanan. Survei terbaru memperlihatkan kian meningkatnya ketidakpercayaan publik terhadap upaya pemerintah yang dengan cepat mengembangkan vaksin.
Di Filipina, Presiden Rodrigo Duterte memuji upaya Rusia mengembangkan vaksin Covid-19 dan menyatakan bersedia berpartisipasi dalam uji klinis calon vaksin dari Rusia secara gratis. Filipina merupakan salah satu negara Asia dengan kasus Covid-19 yang tinggi, yakni 136.638 kasus.
”Saya akan sampaikan kepada Presiden Putin bahwa saya sangat yakin dengan studinya dalam memerangi Covid-19 dan saya percaya bahwa calon vaksin yang Rusia kembangkan benar-benar baik untuk kemanusiaan,” kata Duterte dalam sebuah siaran televisi, Senin (10/8/2020).
Untuk menghilangkan ketakutan publik, Duterte menawarkan diri menjadi partisipan dalam uji klinis calon vaksin Covid-19. ”Saya bisa menjadi orang pertama yang jadi partisipan,” ujarnya.
Saat ini ada lebih dari 100 calon vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan di seluruh dunia. Dari jumlah itu, setidaknya empat calon sudah memasuki uji klinis tahap III, salah satunya adalah CoronaVac yang dikembangkan perusahaan farmasi asal China, Sinovac.
Pada Selasa (11/8/2020), Sinovac bekerja sama dengan PT Bio Farma di Indonesia melakukan uji klinis CoronaVac. Sebanyak 1.620 partisipan ambil bagian dalam uji klinis ini. Uji klinis ini akan berlangsung selama enam bulan.
CoronaVac merupakan salah satu calon vaksin Covid-19 potensial di dunia yang telah memasuki tahap uji klinis fase III, satu tahap lagi menuju proses permohonan izin edar. Sebelum di Indonesia, CoronaVac telah mulai diuji di Brasil. Sinovac juga berharap bisa melakukan uji klinis di Bangladesh.
”Ancaman Covid-19 belum hilang sampai semua warga diberi vaksin,” kata Presiden Joko Widodo saat peluncuran uji klinis di Bandung. ”Harapannya Januari 2021 kita bisa memproduksi dan memvaksin semua warga Indonesia.”
Selain Sinovac dan Bio Farma, perusahaan farmasi Indonesia lainnya, Kalbe Farma, juga menjalin kerja sama pengembangan vaksin Covid-19 dengan perusahaan farmasi Korea Selatan, Genexine. Namun, belum jelas berapa banyak vaksin yang nantinya diproduksi dan kapan. (REUTERS)