Saluran Air Menyempit, Jalan Ceger Raya Rawan Banjir
›
Saluran Air Menyempit, Jalan...
Iklan
Saluran Air Menyempit, Jalan Ceger Raya Rawan Banjir
Pengendara yang melintas di Jalan Ceger Raya, Tangerang Selatan, direpotkan banjir setiap kali hujan turun. Saluran air yang menyempit menjadi salah satu penyebab banjir.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·2 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Jalan Ceger Raya di Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, rawan banjir setiap hujan turun. Saluran air yang menyempit dan permukaan tanah yang agak cekung menyebabkan aliran air tidak mengalir dengan lancar.
Kondisi itu dikeluhkan pengguna jalan dan warga di sekitar lokasi banjir. Partio (42), seorang warga yang membuka usaha mebel di Jalan Ceger Raya, kerap kerepotan membendung luapan air dari jalan yang masuk ke tokonya.
”Sudah bertahun-tahun banjir kalau turun hujan. Lebih kasihan itu ibu-ibu pengendara motor yang kemasukan air dan motornya mogok. Banyak yang seperti itu,” ujar Partio, Selasa (11/8/2020).
Luapan air membuat Partio membangun gundukan beton setinggi 20 sentimeter di depan toko agar air tak bisa masuk. Namun, usaha itu sia-sia karena setiap kali banjir, tinggi air bisa berkisar 30-60 sentimeter, tergantung intensitas hujan.
Menurut Partio, banjir disebabkan galian kabel bawah tanah yang membuat drainase atau selokan menyempit. Selain itu, posisi jalan agak cekung sehingga menghambat aliran air.
Banjir dipastikan menyebabkan kemacetan panjang. Sebab, pengendara akan melambatkan laju kendaraan. Banjir baru akan surut sekitar satu jam setelah hujan berhenti.
Parto menyebut banyak kendaraan yang kemudian mogok karena mesinnya kemasukan air. Jalan Ceger Raya menjadi salah satu jalan yang menghubungkan Tangerang Selatan dan DKI Jakarta.
”Kalau hujan dan itu pas jam pulang kerja, macetnya sudah enggak ketulungan lagi, banyak yang melintas di jalan ini,” ujarnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tangerang Selatan Chaeruddin, ketika dikonfirmasi, memerintahkan anggotanya untuk mengecek lokasi banjir yang dimaksud. Sekitar 30 menit kemudian, enam petugas BPBD tiba di lokasi banjir. Mereka mengambil foto kondisi jalan dan saluran air.
Dari hasil analisis awal petugas, penyebab banjir disebabkan lubang tempat kabel bawah tanah dipendam. Lubang itu mengambil sebagian jalur saluran air sehingga ada efek leher botol (bottle neck) di satu titik jalan.
Petugas BPBD juga menghitung luas area jalan yang terdampak banjir. Hasilnya, area terdampak banjir sekitar 960 meter persegi.
”Hasil analisis ini akan kami serahkan sebagai semacam rekomendasi kepada dinas pekerjaan umum agar kemudian ditindaklanjuti,” ujar Kepala Seksi Logistik BPBD Tangsel Esa.
Terkait rekomendasi dari BPBD tersebut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Tangsel Aries Kurniawan tidak merespons pertanyaan dari Kompas.