Sukarelawan Mulai Jalani Uji Vaksin Covid-19 di Bandung
›
Sukarelawan Mulai Jalani Uji...
Iklan
Sukarelawan Mulai Jalani Uji Vaksin Covid-19 di Bandung
Sebanyak 20 orang dari target 1.620 sukarelawan menjalani uji vaksin Covid-19 di Bandung, Selasa (11/8/2020). Jika uji klinis tahap ke-3 ini berjalan mulus, Bio Farma siap memproduksi 250 juta vaksin pada Desember 2020.
Oleh
FX LAKSANA AS
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 20 sukarelawan menjalani uji vaksin Covid-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Selasa (11/8/2020). Adapun total sukarelawan yang akan menjalani uji vaksin ditargetkan sebanyak 1.620 orang. Jika uji klinis tahap ketiga ini berjalan mulus, Bio Farma siap memproduksi hingga 250 juta dosis vaksin pada Desember 2020.
Mengutip siaran pers Tim Komunikasi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), uji vaksin tersebut merupakan uji klinis tahap ketiga atau yang terakhir sebelum vaksin Covid-19 diproduksi massal. Tahap ini, termasuk dengan otorisasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), ditargetkan tuntas per Januari 2021.
Penyuntikan terhadap 20 sukarelawan tersebut disaksikan oleh Presiden Joko Widodo. Mendampingi Presiden adalah Ketua Pelaksana KPCPEN Erick Thohir, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir.
”Kita semua yang hadir bersyukur karena saat ini Indonesia memasuki tahapan penting dalam usaha untuk mengatasi pandemi Covid-19. Kita bangga dengan kemampuan perusahaan BUMN Bio Farma yang bekerja sama dengan lembaga Sinovac asal China karena sudah memasuki uji klinis tahap ketiga. Tidak banyak negara atau lembaga penelitian yang sudah mencapai uji klinis hingga tahap ini,” tutur Erick.
Masih mengutip siaran pers yang sama, 1.620 sukarelawan tersebut diperoleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan Bio Farma setelah melewati dua kali penyaringan.
Rekrutmen pertama mampu menjaring 540 orang. Tahap kedua memperoleh 1.080 orang. Sukarelawan terpilih adalah mereka yang lolos dari pengujian imunogenitas (respons imun) dan efikasi (respons dalam melawan virus) melalui tes darah. Mayoritas adalah warga Bandung sebab mereka harus terus menjalani pemantauan, pemeriksaan, dan analisis rutin dalam menilai efektifitas vaksin.
Penyuntikan akan dilakukan secara bertahap. Untuk gelombang pertama, yakni pekan kedua Agustus, tes vaksin diterapkan kepada 120 sukrelawan. Uji berikutnya akan digelar pada pekan ketiga dan keempat Agustus. Masing-masing sebanyak 144 orang. Dengan demikian, 408 sukarelawan sudah akan menjalani tes vaksin pada awal September.
Uji klinis ini akan terus dilakukan pada pekan-pekan berikutnya, sampai 1.620 sukarelawan tuntas menjalani tes pada pekan ketiga Desember.
”Saya berterima kasih kepada para relawan, tim laboratorium Bio Farma dan Sinovac, serta Universitas Padjadjaran yang bisa mewujudkan tahapan krusial ini. Kini kita tunggu enam bulan ke depan. Mohon dukungan dan doa atas vaksin yang saya pastikan halal ini. Insya Allah, jika uji klinis fase ketiga ini berjalan lancar, kita siapkan registrasi ke BPOM untuk kemudian diproduksi massal dan bisa digunakan mengatasi virus Covid-19 ini,” kata Erick.
Produksi vaksin
Soal kapasitas produksi Bio Farma, Erick menambahkan, BUMN tersebut siap meningkatkan kapasitas produksi dengan memanfaatkan fasilitas produksi yang sudah ada di lahan Bio Farma tanpa perlu melakukan penambahan investasi.
Saat ini, kapasitas produksi Bio Farma adalah 100 juta vaksin. Pada Desember 2020, Bio Farma siap menambah kapasitas produksi sebanyak 150 juta dosis. Dengan demikian, total kapasitas produksi akhir adalah 250 juta dosis.
”Mudah–mudahan kapasitas yang kami miliki ini dapat membantu pemerintah dalam menghadapi dan mengatasi pandemi Covid-19 melalui produksi vaksin Covid-19,” ujar Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir.
Sebelum bisa diproduksi secara massal, vaksin Covid-19 harus menjalani uji klinis sampai tahap ketiga. Ini adalah tahapan yang perlu dilalui semua produk farmasi, termasuk obat-obatan dan vaksin.
Secara terpisah, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Wiku Bakti Bawono Adisasmito, dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, menyampaikan perkembangan data kasus Covid-19 di Tanah Air.
Sampai dengan 10 Agustus, kasus positif yang tercatat oleh pemerintah mencapai 127.083 orang. Sebanyak 39.082 masih dirawat, 82.236 orang dinyatakan sembuh, dan 5.765 orang meninggal.
Tingkat kesembuhan di Indonesia sama dengan dunia, yakni 64,7 persen. Sementara tingkat kematian di Indonesia adalah 4,5 persen atau lebih tinggi ketimbang dunia 3,64 persen.
Lima provinsi dengan kasus tertinggi adalah Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Jawa Barat. Provinsi dengan tingkat kematian terendah adalah Nusa Tenggara Timur, yakni 0,65 persen.