Warga Isolasi Kampung, Coklit di Magelang Terbantu Pengurus RT/RW
›
Warga Isolasi Kampung, Coklit ...
Iklan
Warga Isolasi Kampung, Coklit di Magelang Terbantu Pengurus RT/RW
Pengurus RT/RW terlibat aktif dalam tahapan coklit data pemilih Pemilihan Wali Kota Magelang. Mereka membantu memberikan data dari warga yang tidak bisa ditemui karena terdamoak Covid-19
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS - Kegiatan pencocokan dan penelitian atau coklit data pemilih pada Pemilihan Wali Kota Magelang 2020, akhirnya diselesaikan dengan bantuan pengurus RT dan RW setempat. Petugas Komisi Pemilihan Umum sempat terkendala oleh adanya isolasi mandiri dan penutupan akses jalan di sejumlah permukiman sebagai pencegahan Covid-19.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Magelang, Jawa Tengah, Basmar Perianto Amron, mengatakan, saat coklit beberapa waktu lalu, para petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) sempat terhambat saat satu permukiman menolak wilayahnya dimasuki orang luar. Alasannya, saat ini sedang muncul penyebaran Covid-19. Namun, masalah tersebut terselesaikan setelah pengurus RT dan RW setempat turun tangan.
“Pihak RT dan RW memiliki data lengkap terkait warganya. Sehingga, PPDP cukup melakukan coklit dengan memanfaatkan data tersebut,” ujar Basmar di Magelang, Selasa (11/8/2020).
Saat ini, proses coklit di Kota Magelang sudah mencapai 90 persen dan dijadwalkan tuntas pada 13 Agustus. Jumlah pemilih di Kota Magelang, sebelumnya terdata sebanyak 98.404 orang. Namun, setelah melalui proses sinkronisasi, jumlah pemilih bertambah menjadi 98.833 orang. Seiring waktu, jumlah pemilih tersebut dipastikan masih akan terus berubah.
Selain dibantu RT dan RW, Basmar mengatakan, pihaknya juga diuntungkan karena coklit data pemilih dimulai pada pertengahan Juli. Saat itu, Kota Magelang masih aman dan sebagian besar wilayah masih termasuk kategori zona hijau.
“Kota Magelang sempat minim kasus selama sebulan. Dalam jangka waktu itu, proses coklit bisa dilakukan dengan lancar dan PPDB bahkan dapat menemui secara langsung sebagian besar pemilih yang akan didata,” ujarnya.
Situasi baru mulai berubah sekitar dua pekan terakhir. Menyikapi peningkatan kasus Covid-19, Basmar mengatakan, pihaknya membekali seluruh petugas penyelenggara Pemilihan Wali Kota Magelang dengan alat pelindung diri (APD).
Untuk memastikan seluruh petugas berada dalam kondisi sehat, KPU Kota Magelang juga masih akan kembali menyelenggarakan dua kali tes cepat. Adapun, semua hasil reaktif tes cepat nantinya juga akan ditindaklaJnjuti dengan tes usap.
Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Magelang Tengah, Budi Cahyono, mengatakan, PPDP di wilayah Malanggaten sempat menemui kesulitan untuk melakukan coklit karena sejumlah warga tidak bisa ditemui setelah mereka menutup akses jalan.
“Petugas sempat mencoba menghubungi ketua RT, namun yang bersangkutan tidak bisa keluar, sedang melakukan isolasi mandiri karena putranya dinyatakan positif Covid-19,” ujarnya.
Pada kondisi tersebut, petugas kemudian menghubungi ketua RW dan coklit akhirnya bisa dilakukan dengan menggunakan data dari pengurus RW.
Haryono, ketua penitia pemungutan suara (PPS) Kemirirejo, mengatakan, saat ada warga yang tidak bisa ditemui karena terdampak Covid-19, PPDP kemudian mencoba meminta nomor telepon dari warga yang bersangkutan dari petugas RT/RW.
Setelah dikontak melalui aplikasi perbincangan, masalah coklit cukup dilakukan dengan meminta warga untuk mengirimkan foto dari KTP dan kartu keluarga.
Setelah dikontak melalui aplikasi perbincangan, masalah coklit cukup dilakukan dengan meminta warga untuk mengirimkan foto dari KTP dan kartu keluarga. “Untung saja, saat ini masalah coklit bisa terbantu dengan kemajuan teknologi,” ujarnya.
Harsono pun bersyukur coklit di Kelurahan Kemirirejo bisa tuntas dilaksanakan sebelum akhirnya di wilayah tersebut muncul kluster keluarga Covid-19. Munculnya kluster tersebut kemudian membuat sebagian jalan kampung di wilayah Kemirirejo, ditutup.