Ekosistem Digital Makin Ramah, UMKM Harus Berani Ekspansi
›
Ekosistem Digital Makin Ramah,...
Iklan
Ekosistem Digital Makin Ramah, UMKM Harus Berani Ekspansi
Pemanfaatan sistem digital untuk mendukung bisnis kerap memerlukan ilmu dan usaha tersendiri dari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemanfaatan sistem digital untuk mendukung bisnis kerap memerlukan ilmu serta usaha tersendiri dari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM. Di satu sisi, ekosistem digital sudah banyak hadir di Indonesia dan semakin ramah pengguna.
Poetri Andayani, pendiri toko penjualan produk pertanian daring Tante Sayur, mengakui, digitalisasi berperan besar dalam mendukung ekspansi bisnis saat ini. Sayangnya, digitalisasi dinilai bukan hal yang mudah diadaptasi pada awalnya sehingga perlu keberanian dan komitmen untuk melanjutkan.
”Digitalisasi mendorong kita untuk mau tidak mau membuka diri agar dapat pesanan lebih banyak, misalnya. Kebanyakan UMKM enggak mau punya banyak channel karena bingung mengelolanya,” tuturnya dalam webinar, Rabu (12/8/2020).
Pemilik usaha yang saat ini biasa menangani 250 kilogram pesanan produk sayur dan daging per minggu tersebut mengaku pernah merasakan hal yang sama. Jika pada 2015 basis pemasarannya hanya melalui aplikasi pemesanan, kini Tante Sayur telah berekspansi ke dua platform e-dagang, mengikuti permintaan pasar.
Dengan semakin banyaknya volume dan jumlah pemesanan, Poetri pun semakin bergantung pada sistem pemasaran hingga rantai pasok digital. Sistem itu ia dapatkan dengan bermitra bersama beragam perusahaan rintisan yang memberikan solusi ketersediaan ekosistem digital bagi UMKM.
”Sekarang ini banyak produk dari sistem digital sudah dimodifikasi dan didesain sehingga ramah pengguna,” katanya.
Erwin Tanudjaja, CEO Midtrans, perusahaan penyedia infrastruktur dan gerbang pembayaran (payment gateway), menyadari pentingnya kehadiran perusahaan seperti Midtrans untuk mendukung ekosistem digital bisnis UMKM.
”Midtrans membantu menambah pengalaman kepada pelanggan dan rekan pemilik usaha dalam bertransaksi. Midtrans tidak hanya membantu menerima pembayaran dengan berbagai metode, tetapi juga rekonsiliasi informasi,” tutur Erwin.
Layanan gerbang pembayaran yang mereka hadirkan kini pun dibuat untuk senyaman dan sesederhana mungkin, seperti menggunakan inovasi Payment Link, di mana tautan bisa dibagikan di aplikasi pemesanan. Inovasi terbaru tersebut untuk membantu peralihan bisnis dari luar jaringan (offline) ke dalam jaringan (daring).
Erwin mengatakan, layanan tersebut terbukti membantu menaikkan transaksi penjualan daring beberapa rekan usaha selama pandemi. Pusat perbelanjaan ritel modern Aeon, misalnya, dilaporkan mengalami kenaikan transaksi melalui aplikasi Whatsapp sebanyak 7 kali dalam sebulan, setelah meluncurkan layanan pemesanan daring dan pembayaran nontunai.
Pada kesempatan sama, CEO dan Founder Moka, platform sistem kasir digital, Haryanto Tanjo, mengatakan, dukungan perusahaan penyedia ekosistem digital kepada UMKM sangatlah penting. Dukungan tersebut tidak hanya dengan membuat inovasi solusi, tetapi juga berbagi ilmu dan berkolaborasi.
”Misalnya, selama pandemi ini, kami menyediakan webinar untuk edukasi UMKM atau merchant secara umum yang belum siap dengan perubahan situasi selama pandemi. Kita juga perlu berkolaborasi dengan perusahaan rintisan atau teknologi finansial lain untuk mendukung UMKM ’Go Online’,” tuturnya.
Dukungan tersebut, menurut dia, penting dihadirkan, bersamaan penyediaan infrastruktur teknologi dan informasi. Ditambah lagi, pandemi yang berlangsung empat bulan terakhir dinilai menuntut adaptasi digital bagi UMKM.
Menurut Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), pandemi telah mendorong 1,6 juta pelaku UMKM untuk beralih ke online dan memanfaatkan digitalisasi. Dengan demikian, kini sudah ada 9,6 juta dari total sekitar 64 juta pelaku UMKM yang sudah terhubung dengan dunia digital.
Fiki Satari, Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM, pada acara tersebut mengatakan, transformasi UMKM ke sistem yang lebih mengimplementasi teknologi harus didukung berbagai pihak.
”Saat ini mulai banyak perusahaan rintisan atau e-dagang yang melakukan berbagai inisiatif untuk mendukung UMKM. Kita memang perlu berorkestrasi, pemerintah di sini berperan sebagai moderator agar hasil upaya sinergi ini bisa maksimal,” ujarnya.