Setelah gelar sarjana berada di tangan, Paterno tidak menghentikan aktivitas akademiknya. Berikutnya, ia akan menghabiskan waktu untuk menulis.
Oleh
MH SAMSUL HADI
·2 menit baca
Palermo
Dalam usianya 96 tahun, Giuseppe Paterno jelas sudah banyak makan asam kehidupan. Mulai dari penderitaan hidup miskin di usia anak-anak saat dunia dilanda depresi besar, Perang Dunia II, hingga terakhir ini pandemi Covid-19. Paterno merasakan pengalaman hidupnya semakin komplet saat ia meraih gelar sarjana di jurusan Sejarah dan Filsafat Universitas Palermo, Italia, akhir Juli lalu.
Ya, ia menjadi orang Italia tertua saat lulus sarjana. Pada 29 Juli lalu, ia diwisuda bersama mahasiswa lainnya yang usia mereka terpaut lebih muda 70 tahun lebih. Keluarga Palermo, para dosennya yang juga lebih muda, mahasiswa, termasuk sang rektor, Fabrizio Micari, memberikan aplaus padanya.
Palermo tumbuh besar dari keluarga miskin sebagai penyuka buku, tetapi tidak mempunyai kesempatan sekolah tinggi. Setelah menyelesaikan sekolah dasar di Sisilia, ia bergabung dengan satuan angkatan laut dan bertugas dalam Perang Dunia II. Ia kemudian bekerja di perusahaan kereta, menikah, dan membesarkan kedua anaknya. Ia kemudian melanjutkan sekolah dan lulus SMA pada usia 31 tahun.
Paterno bercerita, saat kuliah lagi dalam usia 90-an tahun, ia terbiasa mengerjakan tugas-tugas menulis esai dengan mesin ketik manual, lebih suka mencari referensi di buka ketimbang di Google, dan tak tergoda ikut pesta-pesta hingga larut malam, seperti rekan-rekan kuliahnya yang berusia 20-an tahun.
Paterno mengaku sempat kesulitan mengikuti kuliah jarak jauh (daring) saat pandemi Covid-19 melanda. Toh, meski demikian, rampung juga kuliahnya, dan Paterno sah menjadi sarjana.
Setelah gelar sarjana berada di tangan, Paterno tidak menghentikan aktivitas akademiknya. Berikutnya, ia akan menghabiskan waktu untuk menulis. Ia siap melahap semua buku-buku teks dan mengeksplorasi lebih dalam untuk bahan tulisannya.
”Pengetahuan itu seperti koper yang selalu saya bawa. Itulah kekayaan saya,” ujar Paterno. Luar biasa! (REUTERS)