Drama ketegangan hubungan antara Washington dan Beijing terus berlangsung. Kali ini, ketegangan dipicu kunjungan Menteri Kesehatan Amerika Serikat Alex Azar ke Taiwan.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Kedatangan Menteri Kesehatan Amerika Serikat ke Taiwan membuat hubungan China dan Amerika Serikat kian rumit dan tak harmonis.
Drama ketegangan hubungan antara Washington dan Beijing terus berlangsung. Kali ini ketegangan dipicu kunjungan Menteri Kesehatan Amerika Serikat Alex Azar ke Taiwan. Ia bertemu Presiden Tsai Ing-wen, Senin silam, dan memuji Taiwan telah berhasil mengendalikan wabah Covid-19. Taiwan yang berada dekat dengan China berhasil meredam penularan Covid-19 dengan hanya mengalami kurang dari 500 kasus positif dan tujuh kematian.
Satu jam sebelum Azar bertemu Tsai, pesawat jet J-11 dan J-10 milik Angkatan Udara China melintas di Selat Taiwan.
Ketegangan terbaru yang ditandai pertemuan Azar-Tsai menempatkan Taiwan di tengah pusaran persaingan keras AS-China. Kedudukan Taiwan, yang disebut China merupakan bagian dari negaranya, memang memungkinkannya untuk terlibat dalam ketegangan dua negara besar tersebut.
Taiwan tidak lagi memiliki hubungan diplomatik dengan AS setelah Washington mengalihkan pengakuannya terhadap negara China dari Taipei ke Beijing pada tahun 1979. Dengan kata lain, sejak tahun itu, Washington melihat pemerintahan di Beijing sebagai perwakilan negara China.
Meski demikian, menurut undang-undang, Pemerintah AS tetap dimungkinkan untuk menjalin hubungan dagang, termasuk menjual senjata ke Taiwan. Bahkan, pada 2019, Presiden AS Donald Trump menyetujui penjualan 8 miliar dollar AS jet tempur ke Taiwan, penjualan terbesar dalam beberapa tahun. Kunjungan Azar membuat situasi lebih panas karena merupakan kunjungan pertama pejabat tinggi setingkat menteri ke Taiwan sejak 1979.
Sebelumnya, ketegangan Washington-Beijing terlihat di Laut China Selatan. AS beberapa kali mengirim pesawat dan kapal militer ke wilayah perairan yang diklaim China. Akibatnya, China menuduh AS melakukan provokasi yang semata-mata memanaskan situasi. Di sektor perdagangan, ketegangan AS-China terlihat pada penerapan tarif impor.
Masing-masing negara, beberapa waktu lalu, juga memerintahkan penutupan kantor konsulat. Pertama-tama, Washington memerintahkan Konsulat China di Houston, Negara Bagian Texas, untuk mengakhiri operasinya. China lalu membalasnya dengan memerintahkan penutupan Konsulat AS di Chengdu.
Bisa jadi, ketegangan semacam ini akan terus berlangsung hingga pemilihan presiden AS pada November mendatang. Hal yang perlu dicermati bersama ialah dampak relasi tak menggembirakan Beijing-Washington tersebut dapat memengaruhi sejumlah negara, termasuk Indonesia serta anggota dan kawasan ASEAN.