Rektor Positif Covid-19, Pegawai Universitas Muhammadiyah Jakarta Jalani Tes Cepat
›
Rektor Positif Covid-19,...
Iklan
Rektor Positif Covid-19, Pegawai Universitas Muhammadiyah Jakarta Jalani Tes Cepat
Melacak penyebaran virus dan penularan Covid-19 di Universitas Muhammadiyah Jakarta dilakukan dengan melakukan tes cepat kepada 300 pegawainya.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·2 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS – Sebanyak 300 orang pegawai Universitas Muhammadiyah Jakarta di Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten, menjalani tes cepat untuk menentukan positif atau negatif mengidap Covid-19. Upaya itu diambil setelah Rektor Saiful Bachri dinyatakan positif Covid-19 pada pekan lalu.
Kepala Hubungan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Em Sumisran, Rabu (12/8/2020), menjelaskan, tes cepat kepada 300 pegawai UMJ dilaksanakan pada 11-12 Agustus 2020. Adapun hasil tes cepat belum keluar.
Selain tes cepat, pihak kampus juga melakukan tes usap kepada tujuh orang yang berkontak erat dengan Saiful. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 UMJ bertugas melakukan penelusuran kontak. “Hasil tujuh tes usap semuanya negatif,” kata Sumisran ketika dihubungi.
Saiful diketahui positif usai memeriksakan diri ke sebuah rumah sakit pada pekan lalu. Saat itu, menurut Sumisran, Saiful memeriksakan kesehatan ke rumah sakit karena merasa kurang bugar. Saiful rutin mengkomunikasikan mengenai kondisinya kepada Sumisran.
“Kondisi rektor sudah berangsur membaik. Ini masuk pekan kedua dia dirawat di rumah sakit,” katanya.
Saat ini seluruh gedung rektorat UMJ dan juga area di luar gedung sudah disemprot disinfektan. Gedung kampus dibuka terbatas dan tidak ditutup. Mahasiswa masih menjalani pembelajaran jarak jauh hingga 22 Agustus 2020.
Kasus Covid-19 di Kota Tangerang Selatan masih terus meningkat. Per Rabu (12/8) tercatat ada penambahan 13 kasus terkonfirmasi positif. Sehari sebelumnya, tercatat sebanyak 12 kasus baru. Adapun jumlah korban terkonfirmasi positif yang meninggal sebanyak 42 orang dan yang meninggal berstatus pasien dalam pengawasan sebanyak 97 orang.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Tangerang Selatan Deden Deni mengatakan, penambahan kasus disebabkan aktivitas perkantoran di DKI Jakarta yang sudah dibuka. Menurut dia, sebagian besar warga Tangerang Selatan bekerja di Jakarta.
“Kasus di Tangsel (orang) rata-rata kena di perkantoran. Terus kasus impor, orang tinggal di sini kerja di DKI Jakarta. Tapi bisa saja dia kenanya bukan di kantor di DKI, melainkan di tengah perjalanan. Jadi lebih ke arah sana kasus-kasus barunya sekarang,” kata Deden.
Deden menambahkan, kecenderungan pasien terkonfirmasi positif di Tangsel saat ini merupakan orang yang tidak menunjukkan gejala atau asimptomatik. Kondisi itu berbeda dengan saat awal-awal Covid-19 merebak di Tangsel pada Maret 2020. Di mana pada saat itu rumah sakit-rumah sakit yang ada di Tangsel kewalahan menerima pasien Covid-19 yang bergejala akut, seperti sesak napas dan demam.
Pasien Covid-19 asimptomatik itu diarahkan untuk menjalani karantina mandiri. Apabila petugas puskesmas melihat kondisi rumah pasien tak memungkinkan, dalam artian, banyak penghuninya, maka pasien akan dirujuk ke Rumah Lawan Covid milik Pemerintah Kota Tangsel untuk menjalani isolasi.